Berita Jakarta

Ketua Umum DPP LDII Menilai Perilaku Keluarga Pejabat Negara Tak Bijak dan Pantas Dikritik

Keluarga pejabat negara terungkap memiliki kekayaan yang jauh melebihi pendapatannya dan bahkan terlibat dalam tindak kriminalitas. 

istimewa
KH Chriswanto 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA -- Keluarga pejabat negara terungkap memiliki kekayaan yang jauh melebihi pendapatannya dan bahkan terlibat dalam tindak kriminalitas. 

Meski begitu, kerabat mereka tetap memamerkan kekayaan tanpa rasa risih.

Hal ini menuai kritikan dari Ketua Umum DPP LDII, KH Chriswanto, yang menilai perilaku tersebut sangat tidak bijak dan tidak pantas dilakukan oleh pejabat negara.

Ia menambahkan bahwa perilaku semacam ini menunjukkan ketidakpedulian terhadap kondisi rakyat dan bukanlah perilaku yang elok.

“Sangat tidak bijak memamerkan kekayaan atau flexing di tengah ekonomi yang sedang tidak baik-baik saja. Seolah-olah pejabat negara tidak peduli kondisi rakyatnya. Ini bukan perilaku yang elok,” tutur Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso.

Menurut KH Chriswanto, krisis ekonomi global, runtuhnya perbankan di Amerika Serikat, hingga perang di Ukraina, berdampak pada ekonomi dunia termasuk Indonesia,

“Meskipun kondisi Indonesia tidak separah negara-negara lain, karena konsumsi masyarakat mampu menggerakkan ekonomi nasional,” ungkapnya.

Menjadi masalah ketika masyarakat yang menggerakkan ekonomi melihat pejabat bergelimang harta, lalu memamerkan kekayaannya, “Uniknya kasus-kasus ini terungkap ke publik bukan karena audit internal atau gerakan KPK, tapi terungkap setelah kerabat mereka pamer kekayaan atau berbuat kriminal. Ini sangat memprihatinkan,” tegas KH Chriswanto.

Menanggapi fenomena hedonisme pejabat publik itu, KH Chriswanto mengajak bangsa Indonesia menjadikan Ramadan sebagai upaya membersihkan diri,

“Ini puncak ibadah, pembersihan diri dari dosa sehingga pada saat Idul Fitri sudah menjadi manusia yang suci kembali. Dan tentu saja diikuti oleh perubahan mental, moral dan akhlak menjadi lebih baik,” papar KH Chriswanto.

Menurutnya, pejabat publik dan keluarganya serta masyarakat Indonesia jangan sampai terlena dengan harta benda mereka,

“Kesombongan akibat kepemilikan harta, membuat orang lupa untuk berbagi, bersedekah, bahkan pada satu titik menjadi sombong dan melupakan syukur kepada Allah. Inilah pintu menuju kehancuran peradaban manusia. Sejarah mengajarkan hal itu dengan baik,” tambahnya.

Agar Ramadan menjadi pemicu perubahan mental spiritual, ia mengajak umat Islam menjalankan “5 Sukses Ramadan”, yakni sukses puasa, salat tarawih, tadarus Alquran, meraih lailatul qodar, dan melaksanakan zakat fitrah.

Menurutnya, lima sukses Ramadan merupakan ihtiar atau upaya meningkatkan kualitas keimanan, sekaligus meraih keridaan Allah,

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved