Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Guru Berkarya

Meningkatkan Kreatifitas dan Kepemimpinan Murid melalui Program Literasi Gemasyik

Setiap sekolah mempunyai sumber daya atau aset yang dapat membantu meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.

Editor: galih permadi
IST
Nur Latifa, S.Pd.SD., Guru SD N 01 Wonogiri, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Pemalang 

Oleh: Nur Latifa, S.Pd.SD., Guru SD N 01 Wonogiri, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Pemalang

Setiap sekolah mempunyai sumber daya atau aset yang dapat membantu meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. Aset yang ada dapat dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan sekolah secara optimal. Di SD N 01 Wonogiri mempunyai kegiatan pembiasaan membaca setiap hari secara bergiliran dari kelas 1 sampai dengan kelas 6 di rumah dinas yang dimanfaatkan untuk ruang serba guna. Namun, kegiatan membaca ini membutuhkan kegiatan tindak lanjut yang dapat lebih meningkatkan kreatifitas murid dengan memanfaatkan aset yang ada.

Pemanfaatan aset berupa papan mading yang sudah diperbaiki dan terbengkalai, yang digunakan sebagai pembatas antara tempat baca dan UKS sejak persiapan pelaksanaan pembelajaran tatap muka terbatas. Adanya papan mading tersebut seharusnya dapat dimanfaatkan untuk pembuatan mading hasil pengetahuan yang diperoleh murid setelah membaca buku maupun pajangan dari hasil karya murid. Melihat kondisi tersebut, dibuatlah sebuah kegiatan untuk mewujudkan literasi yang dapat meningkatkan kreatifitas dan kepemimpinan murid. Kegiatan tersebut diberi nama “Gemasyik”(Gerakan Mading Asyik).

Kegiatan “Gemasyik” dilaksanakan dengan tahapan BAGJA yang menonjolkan Student Agency (Kepemimpinan Murid) dimana murid memiliki suara (voice), pilihan (choice), dan kepemilikan (ownership). Tahapan BAGJA atau disebut Inkuiri Apresiatif (IA) dikenal sebagai pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis kekuatan yang dikembangkan pertama kali oleh David Cooperrider (Cooperrider & Whitney, 2005; Noble & McGarth, 2016). Mengacu pada OECD (2019:5), student agency atau kepemimpinan murid berkaitan dengan pengembangan identitas dan rasa memiliki. Ketika murid mengembangkan agency, mereka mengandalkan motivasi, harapan, efikasi diri, dan growth mindset (pemahaman bahwa kemampuan dan kecerdasan dapat dikembangkan) untuk memimpin diri menuju kesejahteraan lahir batin (wellbeing).

Hal yang dapat dilakukan dalam perwujudan dari tahapan BAGJA dalam kegiatan Gemasyik ini dimulai dengan mengadakan diskusi antara kepala sekolah dan guru kelas 4, 5 dan 6. Kemudian guru bersama murid kelas 4, 5 dan 6 berdiskusi untuk memilih kepengurusan Gemasyik di masing-masing kelas untuk mengkoordinir pembuatan kelompok mading dan hasil karyanya,. Dalam pelaksanaan diskusi, murid dapat mengeluarkan pendapatnya secara lisan maupun tertulis. Secara tertulis, murid dapat menuliskan pendapatnya tentang hal apa saja yang ingin dilakukan dalam program Gemasyik pada kertas post it. Setelah selesai, dengan bimibingan guru menyimpulkan hal apa saja yang dapat dilakukan agar kegiatan Gemasyik dapat terwujud.

Awal pembuatan mading, anak masih mengalami beberapa kesulitan untuk menentukan apa saja yang ingin mereka tulis dan bentuk kreasinya seperti apa. Melalui referensi dari buku maupun internet, murid mendapat gambaran kreasi mading sehingga setelah beberapa kali membuat mading secara berkelompok, hasil kreatifitas murid semakin menarik. Hal tersebut tentunya dapat menarik minat murid dalam membaca, menulis, berkreasi serta berkolaborasi dengan teman dalam satu kelompok untuk menghasilkan karya mading yang menarik dari segi isi maupun tampilannya. Pemasangan hasil karya murid di papan mading dilakukan secara rotasi sebulan sekali karena keterbatasan papan mading dalam menampung semua karya dan menghindari kejenuhan. Selain di papan mading sekolah, hasil karya murid dapat dipasang di dalam kelas sebagai mading kelas.

Kegiatan Gemasyik ini dilaksanakan sebagai wadah untuk mengembangkan literasi sekaligus meningkatkan kreatifitas murid secara berkelanjutan dengan harapan menjadi pembiasaan murid dalam membaca dan menulis. Pembiasaan ini akan lebih bermakna karena kegiatan dilaksanakan secara sukarela dan dapat meningkatkan student agency dalam diri murid.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved