Berita Semarang
Fenomena Perang Sarung Remaja yang Sering Muncul saat Ramadan, Ini Kata Psikolog
Psikolog Luh Putu Shanti Kusumaningsih SPsi MPsi menilai, tawuran antarremaja dipicu lantaran remaja menilai kelompoknya
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Psikolog Luh Putu Shanti Kusumaningsih SPsi MPsi menilai, tawuran antarremaja dipicu lantaran remaja menilai kelompoknya lebih baik dibanding kelompok yang lain sehingga memandang rendah terhadap kelompok lainnya.
Adanya konsep in-group dan out- grouptersebut akan mengakibatkan remaja sangat memuja kelompoknya sehingga menganggap musuh pada remaja dari kelompok lain yang mencoba menyerang kelompoknya.
"Maka mereka saling serang antarkelompok. Apalagi ada media sosial yang menjadi alat mereka dalam perseteruan tersebut," katanya.
Kelompok remaja terus eksis lantaran remaja berada pada tahap perkembangan sosial untuk menjalin relasi dengan orang lain selain keluarganya, yaitu teman sebaya yang memiliki tujuan atau visi sama. Tahapan ini merupakan salah satu tahap remaja dalam menemukan identitas dirinya.
Banyak kelompok remaja terbentuk pada fase tersebut dan merupakan hal yang wajar terjadi pada masa remaja.
Hanya saja kelompok remaja yang suka tawuran termasuk kelompok remaja yang sedari awal memiliki konsep yang kurang tepat.
"Kelompok terbentuk karena adanya minat, hobi dan kesamaan lainnya pada remaja," tandasnya.
Sementara itu, Polrestabes Semarang pada awal bulan Ramadan ini telah menangani beberapa kejadian perang sarung yang melibatkan belasan remaja.
Sejauh ini kejadian tersebut tercatat di Candisari dan Genuk. Kendati begitu, tidak menutup kemungkinan kejadian serupa terjadi di wilayah kecamatan lain.
Perang sarung Semarang sejauh ini belum menimbulkan korban hanya saja polisi ingin kegiatan yang dilakukan selama bulan ramadan tersebut dihentikan.
"Sarung seharusnya buat ibadah, bukan untuk tawuran, nanti malah tidak berkah. Meskipun niatnya bercanda, tapi kalau yang kena tidak terima sabetan sarung, bisa memicu masalah serius," ucap Kapolsek Genuk, Kompol Ris Andrian Yudo Nugroho kepada Tribun Jateng, Sabtu (25/3).
Laporan polisi terkait perang sarung saat Ramadan di wilayah kecamatan Genuk baru satu kejadian di Bangetayu Wetan.
Namun, kejadian tersebut segera bubar selepas polisi mendatangi kejadian.
"Kami lebih mengutamakan pencegahan, bukan penangkapan, jadi sebisa mungkin upayakan pencegahan," katanya.
Cerita Wagub Jateng, Ternyata Obat Herbal Indonesia Sudah Dikenal Masyarakat Dunia |
![]() |
---|
Ganjar Dijadwalkan Hadiri Talk Show Nasional Tribun Jateng Siang Ini di Semarang |
![]() |
---|
Dadang Dituntut Pasal 33 UU Nomor 11 Tahun 2008, Konsultan IT STIE Semarang Ini Bikin Kampus Merugi |
![]() |
---|
Atlet Timnas Pulang Udinus Semarang, Begini Reaksi Annisa Terima Seikat Bunga dari Ilham Rio Fahmi |
![]() |
---|
4 Ojol Terdakwa Penganiayaan Kukuh Dapat Keringanan Karena Mendapat Maaf Dari Keluarga Korban |
![]() |
---|