Berita Banyumas

Kisah 5 Mahasiswa Unsoed Raih Medali Emas Malaysia Technology Expo, Karena Mengolah Tongkol Jagung

Lima Mahasiswa Unsoed menciptakan inovasi ilmiah baru berupa 'BESt Balls: Biodegradable, Eco-friendly.

Ist. Humas Unsoed.
Lima Mahasiswa Unsoed yaitu Nisrina Khoirunnisa Salsabila, Gina Rodatul J, Sidik Prasetyo, Fitri Ayu Puspita S, Yasmin Aulia R menciptakan inovasi ilmiah bahan pengepakan berbentuk bola-bola yang bahan utamanya terbuat dari limbah tongkol jagung dan juga limbah cangkang hewan laut (kerang dan udang), Selasa (28/3/2023). 

TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO - Lima Mahasiswa Unsoed menciptakan inovasi ilmiah baru berupa 'BESt Balls: Biodegradable, Eco-friendly, Sustainable Balls for The Alternative to Styrofoam'.

BESt Balls merupakan inovasi bahan pengepakan berbentuk bola-bola yang bahan utamanya terbuat dari limbah tongkol jagung dan juga limbah cangkang hewan laut (kerang dan udang). 

Lima mahasiswa itu terdiri dari Nisrina Khoirunnisa Salsabila (Agribisnis Alih Jenjang 22) sebagai ketua, Gina Rodatul J. (Agribisnis AJ 22), Sidik Prasetyo (Agroteknologi 22), Fitri Ayu Puspita S. (Kimia 20), Yasmin Aulia R (Perencanaan Sumberdaya Lahan 22).

Mereka berada dibawah bimbingan Indah Setiawati, S.P., M.P. 

"BESt Balls diciptakan sebagai inovasi pengganti styrofoam maupun bubble wrap yang ramah lingkungan," katanya kepada Tribunbanyumas.com, dalam rilis.

Inovasi tersebut kemudian diikutsertakan pada ajang Kompetisi Internasional MTE 2023 (Malaysia Technology Expo). 

MTE diikuti oleh lebih dari 500 tim inovator dari Malaysia, China, Indonesia, Hong Kong, Iran, Poland, Republic of Azerbaijan, Saudi Arabia, Singapore, Taiwan ROC, Thailand dan negara lainnya.  

Inovasi lima mahasiswa ini mendapat apresiasi Gold Medal dengan urutan kedua pada kategorinya.

Inovasi yang termasuk ke dalam kategori Protection of The Environment, Energy, Water, Wastewater, Sanitation and Green Technology ini tentunya melalui proses yang panjang. 

"Sejak Desember lalu, kami menemukan masalah pada proses pascapanen jagung di daerah Sumbang, Banyumas. 

Masalah tersebut didapatkan dari keluh kesah petani yang menyatakan, Limbah tongkol jagung biasanya dibiarkan sampai busuk dan tidak ada pemanfaatan lainnya," jelasnya.

Mahasiswa ini juga menemukan masalah lain dimana restoran seafood belum bisa mengelola limbahnya dengan baik. 

Padahal pada limbah seafod terdapat kandungan kitosan dan mineral yang tinggi.

"Kami manfaatkan sebagai tambahan komposisi pada produk sehingga memiliki nilai guna lainnya yaitu sebagai biofertilizer dan biopesticide untuk tanaman setelah tidak terpakai sebagai bahan pengepakan," katanya. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved