Oleh: Rahhanmi Merbayati, S. Pd., Guru SMPN 2 Karanggede Boyolali
Proses pembelajaran merupakan unsur penting dalam pendidikan. Proses pembelajaran dalam satuan pendidikan atau sekolah identik dengan interaksi sosial alamiah. Interaksi sosial terjadi antara guru sebagai seorang pendidik dengan paserta didik, dan peserta didik dengan peserta didik lainnya. Interaksi sosial alamiah ini seharusnya mampu dijadikan pedoman dasar oleh seorang guru dalam proses pelaksanaan berbagai tahapan pembelajaran. Guru perlu mengadopsi interaksi sosial alamiah dalam sebuah perencanaan program pembelajaran untuk mempersiapkan proses pembelajaran. Peserta didik diharapkan terlibat dalam setiap tahapan yang direncanakan guru dalam program pembelajaran. Peserta didik diberikan motivasi dan semangat untuk terjun aktif dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Guru harus mampu menghindarkan proses pembelajaran yang masih menggunakan model pembelajaran kuno atau konvensional dengan menempatkan guru sebagai poros dalam proses pembelajaran. Pelaksanaan proses pembelajaran yang memanfaatkan guru sebagai poros seringkali berbanding terbalik terhadap hasil belajar peserta didik. Ketka guru menjadi poros, peserta didik hanya akan menjadi objek dari proses pembelajaran.
Akibatnya respon peserta didik pada proses pembelajaran pasif dan cenderung merasa bosan, jenuh, bermain sendiri, tidur dan kegiatan lainnya yang dapat mengganggu proses pembelajaran. Guru harus bangkit dan merubah kebiasaan lama menjadi pembelajaran yang kreatif, inovatif, menarik dan menggembirakan. Model pembelajaran yang tepat dan efisien harus dipilih oleh guru sebagai sarana proses pembelajaran. Trianto (2011: 29) menjelaskan bahwa model pembelajaran adalah salah satu pendekatan yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar peserta didik yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan procedural yang tersetruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah. Model pembelajaran dapat dijelaskan sebagai suatu rancangan atau pola yang digunakan sebagai pedoman pembelajaran di kelas. Artinya model pembelajaran adalah suatu rancangan yang digunakan guru untuk melakukan pengajaran di kelas. Pemanfaatan model pembelajaran harus mendahulukan prinsip pembelajaran yang melibatkan semuapeserta didik berperan aktif, yaitu pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions atau STAD merupakan salah satu model pembelajaran yang mengedepankan kelompok belajar. Model pembelajaran STAD tidak menutup kemungkinan masuk dalam model pembelajaran yang paling sederhana dan paling tepat digunakan oleh guru yang baru mulai menggunakan pendekatan dengan pembelajaran kooperatif.
Penulis sekaligus guru kelas delapan di SMPN 2 Karanggede Kabupaten Boyolali memanfaatkan model ini pada materi penerapan pola lantai pada gerak tari. Langkah-langkah yang penulis sebagai guru gunakan dalam pembelajaran model ini yaitu mengatur peserta didik untuk dikelompokkan ke dalam kelompok kecil yang disebut tim. Kemudian seluruh kelas diberikan presentasi materi pelajaran. Peserta didik kemudian diberikan tes. Nilai-nilai individu digabungkan menjadi nilai tim. Pada model pembelajaran kooperatif tipe ini walaupun peserta didik dites secara individual, peserta didik tetap dipacu untuk bekerja sama untuk meningkatkan kinerja dan prestasi timnya. Model pembelajaran STAD lebih menekankan kepada pembentukan kelompok. Kelompok yang dibentuk nantinya akan berdiskusi untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Oleh karena itu model pembelajaran STAD dapat membuat peserta didik untuk saling membantu dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Pada prakteknya model pembelajaran sangat mempengaruhi kualitas proses pembelajaran di kelas dan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Guru sebagai penulis merasakan kepuasan dalam menerapkan model pembelajaran STAD.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.