Ramadan 2023
Hasil Cek Sampel Makanan di Semarang Selama Ramadan, 20 Persen Mengandung Zat Berbahaya
Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpan) Kota Semarang menemukan 15 - 20 persen dari sampel bahan pangan yang dilakukan pengujian selama Ramadan
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpan) Kota Semarang menemukan 15 - 20 persen dari sampel bahan pangan yang dilakukan pengujian selama Ramadan mengandung zat berbahaya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Semarang, Bambang Pramusinto mengatakan, terus melakukan pengawasan bahan pangan di pasar tradisional selama Ramadan. Hal itu untuk mengetahui sejauh mana tingkat kualitas keamanan pangan di Semarang selama Ramadan.
Pengecekan keamanan pangan dilakukan menggunakan mobil laboratorium milik Dishanpan yang baru dua minggu ini beroperasi. Dengan mobil ini, bisa langsung diketahui hasilnya.
Ada beberapa bahan pangan yang diambil sampel untuk dilakukan pengecekan antara lainbakmi, ikan asin, bakso, daging ayam, sayuran, hingga manisan.
"Kami ambil sampelnya terutama makanan basah dan langsung kami cek di mobil lab," papar Bambang, saat pengecekan makanan di Pasar Peterongan, Rabu (29/3/2023).
Selama Ramadan, dia membeberkan, sudah menemukan sampel makanan mengandung bahan berbahaya diantaranya boraks dan formalin.
Begitu menemukan sampel positif mengandung bahan berbagaya, pihaknya langsung mengedukasi kepada pedagang agar tidak kulakan di produsen yang sama.
Saat ini, Pemkot sudah memiliki Perda Keamanan Pangan. Hanya saja, pihaknya belum menerapkan sanksi namun baru tahapan edukasi kepada masyarakat.
"Kami kan ada Perda jadi tahapan awal edukasi dulu karena mungkin pedagang tidak tahu," ujarnya.
Lebih lanjut, Bambang menambahkan, hadirnya mobil lab semakin mengoptimalkan pengecekan keamanan pangan di Kota Semarang.
Sebelum memiliki laboratorium, pihaknya melakukn pengawasan pangan secara manual dengan mendatangi pasar tradisional maupun pasar modern dua kali dalam sepekan.
"Kalau dulu seminggu hanya dua kali kan masih manual kami ambil sampel lalu bawa ke lab. Hasilnya, kami upload di sistem dinas Ketapang supaya diketahui oleh masyarakat," terangnya.
Saat ini, pihaknya lebih fleksibel dalam melakukan pengwasan pangan menggunakan mobil laboratorium. Bahkan, tidak hanya di pasar saja namun juga ke sekolah-sekolah.
"Seringkali jajanan yang dijual untuk anak-anak mengandung pewarna tekstil atau formalin jadi kita edukasi pedagang," ucapnya. (eyf)
Baca juga: Jelang Laga PSIS VS Persebaya, Polres Kudus Lakukan Pengamanan di Jalur Lintas Supporter
Baca juga: Shin Tae-yong Sebut Timnas Indonesia Perlu Satu Syarat Ini Agar Menjadi Penantang Asia
Baca juga: Chord Kunci Gitar Pano Zack Tabudlo, Pano Naman Ako
Baca juga: Viral Nenek-nenek Diduga Pengemis Bawa Segepok Uang di Bank, Teller: Tiap Hari Setor Rp 4 Juta
Harga Daging dan Cabai di Pasar Jungke Karanganyar Mulai Turun Pasca Lebaran |
![]() |
---|
Syawal Masih Bulan Favorit untuk Menikah, KUA Batang Catat Sudah Ada 114 Pasangan Catin Mendaftar |
![]() |
---|
Penjual Janur & Selongsong Ketupat di Kudus Dibanjiri Pembeli, Siti Bawa Pulang Rp 3-4 juta/Hari |
![]() |
---|
Liburan Lebaran, Polsek Karangawen Patroli di Tempat Wisata Kolam Renang Demak |
![]() |
---|
Jaga Kondusivitas Lebaran, Polres Jepara Razia Miras |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.