Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Guru Berkarya

Problem Based Learning dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan yang menjadi identitas bangsa Indonesia.

Editor: galih permadi
IST
Indah Ambarwati, S.Pd., Guru SMP N 1 Kajoran Kabupaten Magelang 

Oleh: Indah Ambarwati, S.Pd., Guru SMP N 1 Kajoran Kabupaten Magelang

Bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan yang menjadi identitas bangsa Indonesia. Untuk menjaga kemurnian bahasa Indonesia, diperlukan berbagai upaya, salah satunya adalah dengan membiasakan diri menulis kalimat dengan kaidah-kaidah ejaan dan tulisan bahasa Indonesia sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Upaya tersebut diejawantahkan dalam berbagai tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di setiap jenjang pendidikan. Pada jenjang SMP/ MTs/ sederajat Tujuan dan fungsi pembelajaran bahasa Indonesia berorientasi pada kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara. fungsi dan tujuan mata pelajaran bahasa Indonesia, yaitu sebagai: sarana pembinaan kesatuan dan persatuan bangsa; sarana peningkatan keterampilan dan pengetahuan dalam rangka pelestarian dan pengembangan budaya; sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan untuk meraih dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni; sarana penyebarluasan pemakaian bahasa Indonesia yang baik untuk berbagai keperluan; sarana pengembangan penataran; dan sarana pemahaman keanekaragaman budaya Indonesia melalui khasanah bahasa Indonesia.

Harapan yang ingin dicapai pada siswa dan guru dari pembelajaran bahasa Indonesia yang ideal antara lain: siswa dapat mengembangkan potensi sesuai dengan kemampuan, terhadap kebutuhan dan minatnya serta dapat menumbuhkan penghargaan terhadap hasil intelektual bangsa sendiri; guru dapat memusatkan perhatian dan perkembangan kompetensi berbahasa siswa dengan menyediakan beraneka ragam kegiatan berbahasa dan sumber belajar; guru lebih mandiri dan leluasa dalam menentukan bahan ajar agar sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan siswa.

Pernyataan di atas mengisyaratkan kepada guru mata pelajaran bahasa Indonesia agar dalam setiap proses pembelajaran tidak lagi bertitik tolak pada pemikiran yang salah, yaitu “siswa belajar dan guru mengajar; melainkan siswa belajar dan guru membelajarkan”. Untuk mencapai pemikiran tersebut, salah satu media perantara terbaik adalah menerapkan model pembelajaran yang tepat. Dalam konteks ini, model pembelajaran yang dimaksud adalah project based learning (PJBL).

PJBL adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek atau kegiatan sebagai media. Menurut Kemdikbud (2013), peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. PJBL menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata. PJBL dapat diartikan sebagai pendekatan pengajaran yang dibangun di atas kegiatan pembelajaran dan tugas nyata yang diberikan tantangan kepada peserta didik yang terkait dengan kebutuhan sehari-hari untuk dipecahkan secara berkelompok.

Kurniasih dalam Nurfitriyani (2018) menjabarkan model PJBL memiliki keunggulan dalam pelaksanaannya. Adapun keunggulan PJBL meliputi: meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu dihargai; meningkatkan kemampuan pemecahan masalah; membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang kompleks; meningkatkan kolaborasi; mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan komunikasi; meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola sumber; memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas; menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara kompleks dan dirancang berkembang sesuai dunia nyata; melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata; membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik maupun pendidik menikmati proses pembelajaran.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved