Pembelajaran Menjadi Efektif dengan Pendekatan TSTS

Oleh: Toto Witanto, S.Pd., SDN 03 Rowoyoso Wonokerto Kab. Pekalongan

Pembelajaran adalah proses belajar mengajar yang dilakukan antara guru dengan peserta didik yang idealnya berlangsung secara efektif. Keberhasilan proses belajar mengajar pada pembelajaran dapat dilihat dari keberhasilan peserta didik yang mengikuti kegiatan tersebut. Tercapainya tujuan pembelajaran dapat dilihat dari adanya peningkatan prestasi belajar peserta didik dan peningkatan kualitas. Indikator peningkatan kualitas ini ditunjukkan dengan peningkatan ketrampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar.

Hasil belajar siswa yang menunjukkan kecenderungan menurun dan kurangnya antusias siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran menjadi masalah yang dihadapi oleh peserta didik SDN 03 Rowoyoso Wonokerto kelas VI yaitu pada KD mengidentifikasi karakteristik geografis dan kehidupan sosial-budaya, ekonomi, politik di wilayah ASEAN. Mapel IPS yang identik dengan hafalan seringkali membutuhkan kreativitas guru agar kegiatan KBM tidak terasa membosankan. Selain dengan pengelolaan berbagai komponen pembelajaran, guru harus pintar dalam membuat strategi pembelajaran.

Strategi pembelajaran yang sesuai dapat membantu pembelajaran menjadi lebih efektif. Beban materi yang luas dapat dibagi pembahasannya secara kelompok dan mandiri sehingga guru hanya berperan sebagai fasilitator agar dinamika kerja dan diskusi kelompok lebih hidup dan antusias. Selain strategi, pemilihan model pembelajaran yang menyenangkan dapat mengurangi beban psikologis siswa. Oleh sebab itu, penulis menggunakan salah satu strategi pembelajaran yang menyenangkan yaitu menerapkan model Two Stay Two Stray.  

Pengertian Model Pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) menurut Hanafiah. Suhana (2012: 56) mengemukakan bahwa Two Stay Two Stray merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada kelompok untuk membagi hasil dan informasi dengan jelompok lainnya. Model pembelajaran ini bertujuan agar siswa dapat saling bekerjasama, bertanggung jawab, saling membantu memecahkan masalah, dan saling mendorong satu sama lain untuk berprestasi. Selain itu model ini juga melatih siswa untuk bersosialisasi dengan baik.

Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut : Pertama, persiapan : guru membuat silabus dan sistem penilaian, desain pembelajaran, menyiapkan tugas dan membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 4 siswa yang heterogen berdasarkan prestasi akademik dan suku. Kedua, presentasi : guru menyampaikan indikator pembelajaran, menjelaskan materi sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat. Ketiga, kegiatan kelompok : pembelajaran menggunakan lembar kegiatan yang berisi tugas yang harus dipelajari dan didiskusikan dalam satu kelompok. Keempat, setelah berdiskusi, 2 anak yang berlaku sebagai tamu meninggalkan kelompoknya berkunjung ke kelompok lain untuk memperoleh penjelasan hasil diskusi kelompok lain. Sementara 2 anak sebagai tuan rumah bertugas menerima tamu dan menjelaskan hasil diskusi kelompoknya kepada tamu yang berkunjung.  Kelima, formalisasi : salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dan ditanggapi oleh anggota dari kelompok lain, kemudian guru membahas dan mengarahkan siswa ke bentuk formal. Keenam, evaluasi kelompok dan penghargaan : guru memberi evaluasi kepada setiap siswa dengan kuis untuk mengetahui pemahaman materi, dilanjutkan dengan pemberian penghargaan kepada kelompok yang mendapatkan skor tertinggi.

 Dengan penerapan pembelajaran TS-TS ini telah terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pembelajaran ini juga mampu melatih kemampuan siswa dalam berinteraksi sosial dan komunikasi, selain menjadikan siswa terangsang dan lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran.