Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Tribun Sejarah

SOSOK Gadis Tionghoa Jadi Pemicu Kekalahan Perang, Ini Deretan Kisah Asmara Pangeran Diponegoro

Pangeran Diponegoro, tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia terkenal dengan Perang Jawa melawan penjajah Belanda pada tahun 1825-1830.

Kolase Warta Kota/Ilustrasi/Istimewa
Selama 150 tahun keris Pangeran Diponegoro hilang, keris Kyai Naga Siluman dipulangkan ke tanah air. 

TRIBUNJATENG.com -- Pangeran Diponegoro, tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia terkenal dengan Perang Jawa melawan penjajah Belanda pada tahun 1825-1830.

Selain perjuangannya, ternyata ada kisah-kisah asmara yang menarik di balik kisah heroiknya. Pangeran Diponegoro memiliki empat orang istri resmi dan beberapa selir atau istri tidak resmi.

Istri pertamanya adalah Raden Ayu Rukmini (1788-1827), putri Sultan Hamengkubuwono III dan saudara sepupu Pangeran Diponegoro sendiri.

Pangeran Diponegoro juga memiliki beberapa selir seperti Raden Ayu Siti Fatimah (1800-1830), putri Bupati Demak; Raden Ayu Siti Zainab (1805-1830), putri Bupati Kudus; Raden Ayu Siti Khadijah (1810-1830), putri Bupati Jepara; dan Raden Ayu Siti Aminah (1815-1830), putri Bupati Grobogan.

Sementara itu, selama masa perang, setelah kematian keempat istrinya pada tahun 1827 akibat wabah kolera, Pangeran Diponegoro mengawini tiga perempuan baru sekaligus di penghujung November 1827.

Salah satunya adalah Raden Ayu Retnoningsih (1810-1885), putri Bupati Keniten (Madiun), yang di mata Pangeran Diponegoro adalah seorang pahlawan.

Retnoningsih adalah satu-satunya istri resmi yang menemani Pangeran Diponegoro di pengasingan dan memberinya dua anak.

Namun, ada satu perempuan yang konon menjadi penyebab kekalahan terbesar Pangeran Diponegoro dalam perang melawan Belanda.

Perempuan itu adalah seorang gadis muda beretnis Tionghoa yang menjadi tawanan perang di Kedaren.

Pangeran Diponegoro tertarik dengan kecantikan gadis itu dan menjadikannya sebagai tukang pijatnya.

Menurut Peter Carey, pada malam 14 Oktober 1826, sebelum pertempuran besar di Gowok, Pangeran Diponegoro tidur dengan gadis Tionghoa itu dan lupa mengatur strategi perang.

Akibatnya, ia kalah telak dalam pertempuran tersebut dan kehilangan banyak pasukan dan persenjataan.

Dalam buku “Takdir Riwayat Pangeran Diponegoro 1785 - 1855” karya Peter Carey, Pangeran Diponegoro memiliki kisah asmara yang menarik untuk diungkap.

Kisah-kisah asmara Pangeran Diponegoro dengan para wanita yang dekat dengannya, baik sebagai istri resmi, selir, maupun tawanan perang.

Raden Ayu Rukmini, Raden Ayu Siti Aisyah, Raden Ayu Ratnaningsih, Raden Ayu Maduretno, Raden Ayu Siti Fatimah, Raden Ayu Siti Zainab, Raden Ayu Siti Khadijah, Raden Ayu Siti Aminah, dan Raden

Halaman
123
Sumber: Intisari
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved