Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Pembunuhan Berantai Dukun Banjarnegara

Mulut Manis Slamet Dukun Banjarnegara saat Pancing Korban, Uang Dirampok hingga Ritual Salah

Korban Irsad dan Suheri mendapatkan informasi bahwa pelaku bisa menggandakan uang dari seorang bernama Koji

Editor: muslimah
TRIBUNJATENG/Permata Putra Sejati
Konferensi pers kasus pembunuhan yang dilakukan oleh dukun pengganda uang, Tohari alias Mbah Slamet di lokasi kejadian bersama Kapolres Banjarnegara, Kapolres Banjarnegara, AKBP Hendri Yulianto, di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Selasa (4/4/2023). 

TRIBUNJATENG.COM - Silat lidah duku pasu pengganda uang, Tohari alias Slamet asal Wanayasa Banjarnegara dalam membohongi para korban.

Modus apapun dilakukan Slamet untuk memancing korban.

Termasuk dua pasutri asal Lampung yang menjadi korbannya.

Kedua pasutri itu adalah Irsad dan Wahyu Tri Ningsih (warga Desa Tanjung Rejo) serta Suheri dan Riani (warga Desa Kalirejo).

Baca juga: 4 Korban Slamet Dukun Pengganda Uang Banjarnegara Teridentifikasi, Tambah Mulyadi Asal Palembang

Baca juga: Video Jasad Suami Istri Lampung Korban Mbah Slamet Dukun Banjarnegara Dibawa Pulang Keluarga

Sejumlah modus ini diketahui setelah kepolisian melakukan penelusuran dan meminta keterangan keluarga kedua pasutri warga Kecamatan Negeri Katon, Kabupaten Pesawaran itu.

Kepala Bidang Humas Polda Lampung Komisaris Besar (Kombes) Zahwani Pandra Arsyad mengatakan setelah keberangkatan pertama di bulan April 2021, keempat korban kembali ke Lampung.

Korban Irsad dan Suheri mendapatkan informasi bahwa pelaku bisa menggandakan uang dari seorang bernama Koji.

Mereka lalu berangkat ke padepokan pelaku itu," kata Pandra saat dihubungi, Jumat (7/4/2023).

Setelah kembali ke Lampung, Irsad mendapat kabar dari Suheri yang dihubungi pelaku Tohari bahwa penggadaan uang pada April 2021 berhasil.

"Tetapi pelaku mengaku uang hasil penggandaan itu tidak ada karena dirampok," kata Pandra.

"kemampuan" pelaku bukan bohong, para korban kembali berangkat ke Banjarnegara menemui pelaku.

Tetapi begitu tiba di padepokan, pelaku mengaku ritual yang dilakukan sebelumnya salah dan harus menunggu selama 40 hari untuk diulang.

Para korban pun kembali ke Lampung setelah 4 hari tinggal di padepokan itu.

Sekitar awal September 2021, Irsad dan Wahyu Tri Ningsih berangkat kembali ke Banjarnegara setelah sebelumnya ditelepon oleh pelaku untuk menemuinya.

"September ini terakhir korban Irsad bertemu dengan keluarga, setelah lewat tanggal 12, nomor teleponnya tidak bisa dihubungi," kata Pandra. (Kompas.com)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved