Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

PAN Tak Masalah PDIP Minta Jatah Capres di Koalisi Besar

segala sesuatu bisa didiskusikan, termasuk keinginan PDI Perjuangan mendapat jatah capres.

Editor: Vito
TRIBUNNEWS.COM
ILUSTRASI Bendera PDIP. 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Wacana pembentukan koalisi besar yang bakal menggabungkan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) terus menjadi isu panas politik nasional.

Tiga ketua umum (ketum) partai politik (parpol) KIB, yakni Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Persatuan Pembangunan (PPP) telah menggelar pertemuan beberapa waktu lalu untuk membahas hal itu. Sementara dua ketum parpol koalisi KIR, yakni Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) juga telah melakukan hal yang sama.

Selain lima parpol dalam KIB dan KIR, PDI Perjuangan digadang bakal turut bergabung dalam koalisi besar. Namun, langkah PDI Perjuangan terkendala perebutan posisi calon presiden (capres), mengingat parpol lain dalam koalisi yang sudah ada juga memiliki agenda mengusung capres atau cawapres.

Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN), Eddy Soeparno mengatakan, pihaknya tak bermasalah PDI Perjuangan ingin mendapat jatah calon presiden (capres) bila bergabung dengan koalisi besar.

Menurut dia, segala sesuatu bisa didiskusikan, termasuk keinginan PDI Perjuangan mendapat jatah capres.

"Apapun yang sudah menjadi posisi standpoint dari masing-masing partai itu tentu terbuka untuk didiskusikan, sehingga kami mengutamakan musyawarah mufakat," katanya, di kantor DPP PAN, Kalibata, Pancoran, Jakarta, Kamis (13/4).

Ia menegaskan, pihaknya mengedepankan konsensus atas setiap usulan dari masing-masing parpol yang akan bergabung di koalisi besar. "Kami mengutamakan sebuah konsensus besar bisa dicapai, dan ini adalah tujuannya," ujarnya.

Eddy menuturkan, pihaknya tak mau terburu-buru untuk mendeklarasikan koalisi besar. Sebab, dia menambahkan, untuk menyamakan persepsi dari masing-masing parpol di koalisi besar nantinya membutuhkan waktu.

Ia pun enggan memberikan target kapan koalisi besar akan dideklarasikan. "Untuk menyamakan target itu butuh waktu, sehingga kami tidak mau buru-buru, daripada ini menjadi sebuah keputusan tergesa-gesa," ucapnya.

Kendati demikian, Eddy mengungkapkan, segala kemungkinan bisa saja terjadi dalam dunia politik. "Kalau memungkinkan ya selalu memungkinkan. Opsi itu selalu terbuka," ucapnya.

Hanya saja, dia menambahkan, masih ada waktu yang cukup panjang untuk berbicara mengenai pilpres 2024.

"Mari, kita punya waktu banyak. Kita bicara pilpres masih cukup panjang waktunya. Sehingga memang untuk membangun koalisi itu kami punya waktu untuk berdialog untuk menyamakan visi misi," jelasnya. (Tribunnews/Fersianus Waku)

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved