Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Ramadan 2023

TADARUS DR Khoirul Anwar : Menggapai Rahmat dan Ampunan Allah secara Moderat

ALKISAH, ada seorang sahabat Nabi Muhammad SAW sedang mendekati ajal kematian. Kepada sahabat yang sedang nazak itu

MOSLEMWORLD
Ilustrasi 

Oleh: DR. Khoirul Anwar, MAg

Wakil Sekretaris Tanfidziyah PWNU Jawa Tengah

ALKISAH, ada seorang sahabat Nabi Muhammad SAW sedang mendekati ajal kematian. Kepada sahabat yang sedang nazak itu, Nabi SAW bertanya: Bagaimana kondisimu? Ia menjawab: Aku merasa takut akan dosa-dosaku, tapi aku berharap mendapatkan rahmat atau kasih sayang dari Allah.

Mendengar jawaban di atas, Nabi SAW bersabda: “Jika dalam diri seseorang memiliki dua perasaan sekaligus, yakni rasa takut akan banyaknya dosa (khauf) dan rasa pengharapan akan rahmat Allah (raja’), maka ia akan dipenuhi harapannya, dan akan dihindarkan dari hal-hal yang ditakuti.”

Setiap orang pasti memiliki dosa, bahkan di antaranya ada yang merasa sepanjang hidupnya hanya digunakan untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang jauh dari agama atau maksiat.

Orang yang berlumuran dosa kerap merasa terlanjur, yakni enggan mengakhiri perbuatannya karena merasa jika berhenti dan bertaubat hanya sia-sia belaka, tidak akan diterima oleh Allah.

Perasaan demikian salah, karena rahmat Allah begitu luas, pintu ampunan Allah terbuka dengan sangat lebar.

Pun sebaliknya, sebagian orang merasa rahmat Allah begitu luas, Allah Maha Mengampuni semua kesalahan hamba-hambanya, tapi dalam waktu bersamaan ia terus melakukan perbuatan-perbuatan dosa dengan harapan segala kesalahannya akan diampuni oleh Allah.

Sikap demikian juga salah, karena antara harapan dan tindakannya jauh panggang dari api.

Dua sikap di atas sama-sama tidak bijaksana. Melalui hadis di atas, Nabi Muhammad SAW mengajarkan bahwa sebagai manusia tidak boleh putus asa akan rahmat dan ampunan Allah, tapi dalam waktu bersamaan harus menunjukkan perilaku-perilaku yang mencerminkan harapan akan mendapatkan kasih sayang Allah.

Bukan sikap yang bijaksana jika seseorang mengharapkan ampunan Allah, tapi perilakunya justru berkebalikan, yakni menjauh dari kasih sayang-Nya dengan melakukan perbuatan-perbuatan yang nista. Karena itu harapan akan kasih sayang Allah harus disertai dengan tindakan yang baik.

Berhenti Pesimis dan Arogan

Sebagian orang yang merasa dirinya telah banyak melakukan perbuatan dosa lalu bertaubat atau dalam istilah yang berkembang belakangan “hijrah” seringkali melakukan cara-cara penghapusan dosanya dengan melakukan tindakan-tindakan yang justru menambah dosa itu sendiri.

Misalnya, dengan memutus tali persaudaraan, melukai atau meneror orang-orang yang berbeda agama atau beda paham dengannya, merusak hak properti orang lain, dan yang lainnya.

Sikap demikian tidak lebih dari rasa pesimis akan kasih sayang dan ampunan Allah.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved