Guru Berkarya
Keefektifan Model Laps-Heuristik terhadap Pembelajaran Geometri
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib termuat dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah.
Oleh: Dadik Mustiyono S.Pd., Guru SMP Negeri 1 Pamotan Kec. Pamotan Kab. Rembang
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib termuat dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah. Bahan kajian matematika, meliputi berhitung, ilmu ukur, dan aljabar dimaksudkan untuk mengembangkan logika dan kemampuan berpikir siswa (UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas). Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang ikut andil dalam pengembangan kemampuan pemecahan masalah siswa. Menurut De Lange sebagaimana dikutip Shadiq (2007:6) menyatakan pentingnya mempelajari matematika dalam menata kemampuan berpikir para siswa, bernalar, memecahkan masalah, berkomunikasi, mengaitkan materi matematika dengan keadaan sesungguhnya, serta mampu menggunakan dan memanfaatkan teknologi.
Salah satu model pembelajaran yang dianggap efektif adalah model LAPS-Heuristik. Berdasarkan penelitian dari Wahyuni (2015), model LAPS-Heuristik memberikan kemudahan siswa dalam menyelesaikan masalah matematis. Pada model LAPS-Heuristik dimulai dari memahami masalah, merencanakan penyelesaian masalah, melaksanakan rencana penyelesaian, dan memeriksa kembali hasil yang diperoleh dapat melatih siswa untuk menyelesaikan masalah secara terstruktur.
Model LAPS-Heuristik adalah model yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalah matematis terhadap masalah dunia nyata. Langkah-langkah model LAPS-Heuristik adalah memahami masalah, merencanakan penyelesaian masalah, melaksanakan rencana penyelesaian masalah, dan pengecekan ulang hasil yang telah diperoleh. Kemampuan pemecahan masalah matematis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah sesuai dengan langkah-langkah pemecahan masalah menurut Polya yang meliputi: pertama, memahami masalah, kedua, merencanakan penyelesaian masalah, ketiga, melaksanakan rencana, dan keempat, memeriksa kembali hasil yang diperoleh. Sehingga, indikator kemampuan pemecahan masalah matematis siswa adalah pertama, terampil dalam memahami masalah, kedua, terampil dalam merencanakan penyelesaian masalah, ketiga, terampil dalam melaksanakan rencana, dan keempat, terampil dalam memeriksa kembali hasil yang diperoleh.Menurut Polya(1957:5) terdapat empat langkah dalam menyelesaikan masalah yaitu pertama, memahami masalah (understanding the problem), kedua, merencanakan penyelesaian (devising a plan), ketiga, melaksanakan rencana (carrying out the plan), keempat, memeriksa kembali hasil yang diperoleh (looking back)
Model LAPS-Heuristik adalah rangkaian pertanyaan yang bersifat menuntun dalam rangka mencari solusi masalah. LAPS (Logan Avenue Problem Solving)-Heuristic merupakan model pembelajaran yang menuntun siswa dalam pemecahan masalah dengan kata tanya apa masalahnya, adakah alternatif pemecahannya, apakah bermanfaat, apakah solusinya, dan bagaimana sebaiknya mengerjakannya (Adiarta: 2014). Menurut Joyce & Weil (1980:15), model pembelajaran memiliki lima unsur dasar yaitu pertama, sintaks (syntax), kedua, sistem sosial (social system), ketiga, prinsip reaksi (principles of reaction), keempat, sistem pendukung (support system), dan (5) dampak pengajaran dan dampak pengiring (instructional and nurturant effects). Model LAPS-Heuristik juga mempunyai lima unsur dasar tersebut. Adiarta (2014:7) menjelaskan bahwa model LAPS-Heuristik mengajak siswa memiliki prosedur pemecahan masalah, mampu membuat analisis dan sintesis, dan dituntut untuk membuat evaluasi terhadap hasil pemecahannya.
Berdasarkan pendapat tersebut, dampak pengajaran dari model LAPS-Heuristik adalah kemampuan memecahkan masalah.Model LAPS-Heuristik memberi kesempatan untuk membangun pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan yang telah dimiliki untuk mencari solusi dari permasalahan yang dijiwai dengan rasa tanggung jawab. Jadi dampak pengiring dari model LAPS-Heuristik adalah menjadi siswa yang bertanggungjawab dalam belajar.
Peningkatan Motorik Kasar melalui Metode Demonstrasi |
![]() |
---|
Metode Bercerita Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab Anak |
![]() |
---|
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis melalui Metode Eksperimen Berbasis Lingkungan |
![]() |
---|
Project Based Learning Strategi Meningkatkan Kreativitas Anak |
![]() |
---|
Peningkatan Budi Pekerti Anak melalui Metode Bercerita |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.