Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Slawi

Kisah Tragis! Pemudik Tewas Dibunuh Keponakan Saat Baru Tiba Satu Jam di Kampung Halaman Tegal

Peristiwa tragis menimpa Wahyono (32), pemudik yang baru tiba satu jam di kampung halaman sudah kena amarah keponakannya hingga berujung tewas.

|

TRIBUNJATENG.COM, SLAWI - Peristiwa tragis menimpa Wahyono (32) yang baru saja mudik ke kampung halamannya di Dukuh Karangjongkeng, RT 03/RW 09, Kelurahan Pakembaran, Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal.

Wahyono harus kehilangan nyawa setelah mendapat tusukan dari keponakannya sendiri bernama Aprilian Rosi Putro (23), pada Senin (17/4/2023) kemarin. 

Adapun yang memilukan karena korban pembunuhan, Wahyono baru saja mudik ke kampung halamannya dan baru sekitar satu jam berada di rumah melepas rindu bersama keluarga. 

Baca juga: Misteri Pembunuhan yang Korbannya Disebar di 3 Rumah Sakit Berbeda Diungkap Polisi, Motif Persaingan

Tapi secara tidak terduga mendapat serangan dari sang keponakan sampai akhirnya meninggal dunia karena kehabisan banyak darah. 

Tribunjateng.com mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) penusukan yaitu di rumah korban Wahyono, pada Selasa (18/4/2023). 

Terlihat tetangga dan beberapa sanak saudara datang ke rumah duka untuk berbelasungkawa atas peristiwa yang terjadi. 

Adapun pihak keluarga korban masih shock dan beduka, sehingga enggan ditemui atau dimintai keterangan oleh awak media. 

Namun Ayah pelaku yang notabennya adalah kakak dari korban, Rosichi, berkenan menemui awak media dan sedikit menceritakan kronologi pada saat kejadian yang merenggut nyawa adiknya. 

Rosichi menjelaskan, sang anak pernah mengalami beberapa kali kecelakaan yang mengakibatkan luka pada bagian kepala dan cukup parah. 

Pada usia 6 bulan pelaku mengalami kecelakaan sampai tempurung otaknya pecah, sehingga sampai usia tiga tahun rutin melakukan kontrol ke spesialis anak. 

Kemudian pada usia 3 tahun, pelaku kembali mengalami kecelakaan lalu lintas dan luka di bagian kepala lagi. 

Ketiga kalinya mengalami kecelakaan dan kembali mengalami gagar otak hingga hilang ingatan. 

Singkat cerita karena kecelakaan yang berulang dan mengenai bagian kepala, pada tahun 2007 syaraf bagian otak pelaku kena sehingga masuk rumah sakit dan mendapat perawatan. 

Kerusakan syaraf tersebut, mengakibatkan  pelaku menjadi berbeda dalam artian ketika marah maka akan menggebu-gebu dan tidak terkontrol, terlebih jika keinginannya tidak dipenuhi. 

"Jadi anak saya ini kan habis menjual tanah warisan dan rencananya ingin dibuatkan rumah, sehingga saat nanti pulang dari pondok pesantren sudah ada rumah. Tapi yang beli inikan bayarnya nyicil baru setengahnya, nah sedikit demi sedikit saya belikan material batu bata, besi, dan lain-lain akhirnya uang habis," ujar dia.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved