Guru Berkarya
Berlatih Mindfulness dalam pembelajaran IPAS melalui Teknik STOP
Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah.
Oleh: Sunarti, S.Pd., M.Pd., Guru IPAS SMK N 5 Semarang
Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Dalam modul 2.2 Pendidikan Guru Penggerak dinyatakan bahwa PSE adalah pembelajaran yang bertujuan melatih kompetensi sosial emosional peserta didik, sehingga tercapai keseimbangan antara kompetensi akademik dan sosial emosional yang dapat mengantarkan mereka menjadi individu-individu yang selamat dan bahagia. PSE sangat selaras dengan tujuan pendidikan nasional dan cita-cita pendidikan Ki Hajar Dewantara.sehingga dapat membantu mencetak pelajar Indonesia dengan Profil Pelajar Pancasila.
Ada tiga bentuk pengajaran PSE, yakni secara rutin (kondisi ditentukan kemudian /biasanya dilakukan di luar jam belajar akademik); terintegrasi dalam mata pelajaran tertentu (PSE juga dapat terintegrasi pada pelajaran tertentu), dan terintegrasi budaya (integrasi budaya dalam lingkungan sekolah). PSE bertujuan mengembangkan 5 (lima) Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE) yaitu: kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Dan kesadaran diri adalah dasar pengembangan dari 5 kompetensi sosial emosional tersebut. (https://naikpangkat.com/penerapan-pembelajaran-sosial-emosional-yang-tepat-guru-penggerak-dan-mahasiswa-ppg-wajib-tahu/2/). Salah satu bagian penting dalam PSE adalah kesadran penuh (mindfulness). Kesadaran penuh dapat diartikan sebagai kesadaran yang muncul ketika seseorang memberikan perhatian secara sengaja/sadar pada kondisi saat sekarang. Dilandasi rasa ingin tahu dan kebaikan (dalam Hawkins, 2017, hal. 15) yang sebenarnya telah ada dalam diri manusia secara alami tanpa perlu diajarkan/ ditumbuhkan. Namun pikiran manusia sering sulit dikendalikan. Sehingga kesadaran penuh yang sebenarnya telah dimiliki secara alami mengalami hambatan untuk benar-benar dialami. Untuk mendapatkan mindfulness pada peserta didik, guru dapat menggunakan berbagai teknik sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran, Salah satu teknik yang bisa diterapkan adalah teknik STOP. Teknik ini merupakan teknik yang paling sederhana untuk berlatih mindfulness, yakni dengan menyadari nafas.
Teknik STOP ini penulis pelajari juga saat mengikuti Program Pendidikan Guru Penggerak. Latihan dimulai dari Stop (hentikan) yakni menghentikan segala aktivitas yang sedang dilakukan. Lalu ambil posisi yang paling nyaman, misalnya duduk tegak dan telapak tangan diletakkan di atas paha. Tahap kedua adalah Take a deep breath (tarik nafas dalam), yakni menarik dan membuang nafas secara perlahan sebanyak tiga kali dan merasakan udara yang masuk melalui rongga hidung hingga memenuhi paru-paru. Tahap ketiga dalah Observe (mengamati), yakni merasakan kelopak mata dan melemaskan otot-otot wajah serta membuat rileks leher, lengan, jari-jari tangan, paha, betis, dan lutut. Terakhir adalah Proceed (lanjutkan) yakni setelah melakukan ketiga tahap di atas, dilanjutkan kembali aktivitas.
Penulis menerapkan teknik STOP ini di kelas X TJKT 4 SMK Negeri 5 Semarang sebagai strategi dalam memastikan kenyamanan murid. Hal ini karena di kelas ini masih banyak peserta didik yang kurang fokus dalam belajar , berbicara sendiri, bahkan mengantuk di kelas. Dengan karakteristik mapel IPAS yang dinamis dan bertujuan meningkatkan rasa ingin tahu, peran aktif dalam mengembangkan kemampuan keterampilan inkuiri, serta pengetahuan dan pemahaman konsep IPAS dalam kehidupan sehari-hari, maka diperlukan mindfulnes dalam diri peserta didik. Penerapan teknik STOP secara rutin, dapat membangun kemampuan merespons dan mengambil keputusan dengan lebih reflektif. Penerapan teknik STOP di awal pembelajaran juga membuat murid lebih konsentrasi dan tidak mengantuk saat belajar di sekolah.
Dampak dari latihan mindfulness melalui STOP ini memang bukan langsung pada prestasi belajar, namun lebih pada proses pembelajaran. Latihan ini juga membantu guru dalam menyikapi, memproses dan merespon masalah, sehingga peserta didik dapat lebih fokus dalam belajar. PSE dengan teknik STOP mampu mengurangi stres dan tekanan dalam proses belajar, sehingga membantu peserta didik memiliki sikap positif terhadap diri maupun orang lain dalam kehidupan sosial.
Peningkatan Motorik Kasar melalui Metode Demonstrasi |
![]() |
---|
Metode Bercerita Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab Anak |
![]() |
---|
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis melalui Metode Eksperimen Berbasis Lingkungan |
![]() |
---|
Project Based Learning Strategi Meningkatkan Kreativitas Anak |
![]() |
---|
Peningkatan Budi Pekerti Anak melalui Metode Bercerita |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.