Breaking News
Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Guru Berkarya

Konseling Individu dengan Pendekatan Realita Meningkatkan Motivasi Belajar

Motivasi sangat diperlukan untuk membangkitkan gairah belajar peserta didik sehingga kegiatan belajar dapat berjalan dengan baik.

Editor: galih permadi
IST
Nurul Latifah, S.Pd., M.Pd., Guru BK SMP Negeri 4 Pemalang 

Oleh: Nurul Latifah, S.Pd., M.Pd., Guru BK SMP Negeri 4 Pemalang

Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan untuk membangkitkan gairah belajar peserta didik sehingga kegiatan belajar dapat berjalan dengan baik. Motivasi juga mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar seseorang. Menurut Djamarah, 2002 motivasi belajar pada setiap individu dapat berbeda, sehingga ada peserta didik yang sekedar ingin menghindari nilai yang jelek bahkan untuk menghindari hukuman dari guru, dan orientasinya hanya untuk memperoleh nilai yang tinggi, namun ada pula peserta didik yang benar-benar ingin mengembangkan wawasan dan pengetahuan.  

Motivasi belajar yang rendah dapat muncul karena adanya faktor internal dari dalam diri peserta didik sendiri maupun faktor yang berasal dari luar (eksternal). Adanya gejala kurangnya motivasi belajar peserta didik antara lain, malas dalam menerima pelajaran di kelas, malas mencatat materi dari guru, kurang konsentrasi apabila guru menjelaskan materi, kurang memperhatikan penjelasan guru, melamun, bercanda sendiri dengan temannya apabila guru sedang menyampaikan pelajaran, maka akan membawa dampak bagi perkembangan belajar berikutnya. Dengan adanya motivasi belajar yang rendah, siswa akan mengalami hambatan untuk mencapai perkembangan dirinya secara optimal dalam mencapai tujuan utama belajar Apabila kondisi tersebut dibiarkan terus menerus, dimungkinkan akan dapat mengganggu perkembangan kepribadian, sikap dan perilaku siswa itu sendiri.

Untuk itu ada peran serta dari bimbingan konseling untuk memperbaiki pembelajaran peserta didik supaya ada motivasi belajar peserta didik .Bimbingan dan Konseling merupakan bantuan layanan untuk peserta didik baik secara perorangan maupun kelompok agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal dalam bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karir melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku. Konsekuensi logis dari semuannya itu adalah pelayanan bimbingan konseling di sekolah harus diselenggarakan secara terencana, terorganisasi, terprogram secara profesional sejalan dengan BK Komprehensif.

Proses konseling akan berjalan dengan baik manakala peserta didik mampu mengikutinya dengan penuh semangat. Akan tetapi kenyataannya masih banyak peserta didik di SMP Negeri 4 Pemalang yang malas dalam mengikuti konseling. Motivasi untuk belajar peserta cenderung lemah padahal mereka harus mempersiapkan diri suntuk kelulusan dan untuk melanjutkan ke jenjang selanjutnya.Untuk mengatasi masalah di atas maka Bimbingan Konseling berupaya membuat layanan melalui Konseling individual. Konseling individu yaitu bantuan yang diberikan oleh konselor kepada seorang siswa dengan tujuan berkembangnya potensi siswa, mampu mengatasi masalah sendiri, dan dapat menyesuaikan diri secara positif (Willis, 2004: 35).

Pendekatan yang dimungkinkan dapat digunakan untuk menangani motivasi belajar yang rendah adalah konseling individual dengan pendekatan realitas. Hal ini karena konseling individual melalui pendekatan realitas mengarah pada pembentukan dan perubahan tingkah laku kearah yang nyata yang dapat diwujudkan dalam berbagai perencanaan perubahan perilaku yang bersifat realistis, akan membantu individu dalam mengatasi persoalan yang muncul pada dirinya, dalam hal ini yaitu permasalahan berhubungan dengan kurangnya motivasi belajar. Melalui kegiatan konseling realitas yang menggunakan tiga prinsip dasar yaitu right, responsibility dan reality serta adanya berbagai teknik yang mendukung kegiatan konseling maka dimungkinkan akan dapat membantu masalah peserta didik yang berkaitan dengan motivasi belajar yang kurang. Dalam konseling realitas, bentuk perilaku yang muncul dapatlah dijadikan pelampiasan peserta didik dalam menghadapi masalah yang dialami. Melalui kegiatan konseling realitas ini diharapkan peserta didik akan mampu untuk dapat memahami dan menentukan berbagai kebutuhan dasar yang harus mereka penuhi sesuai dengan tingkat perkembangan yang ada pada dirinya sendiri secara nyata dan realistis sesuai dengan tiga prinsip dasar

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved