Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Teknologi

Tokoh Ilmuwan 'AI' Mundur dari Google, Takut dengan Bahayanya Bagi Masa Depan Manusia

Geoffrey Hinton mundur dari Google setelah lebih dari beberapa dekade mengabdi. Dalam kesempatan yang sama, Hinton juga mengungkapkan potensi bahaya

Editor: m nur huda
skynews
Tokoh ilmuwan penting yang dijuluki “guru besar AI” alias The Godfather of AI, Geoffrey Hinton mengundurkan diri dari Google, setelah lebih dari beberapa dekade mengabdi. 

TRIBUNJATENG.COM - Geoffrey Hinton, tokoh ilmuwan penting yang dijuluki “guru besar AI” alias The Godfather of AI, mengundurkan diri dari Google.

Geoffrey Hinton mundur dari Google setelah lebih dari beberapa dekade mengabdi.

Dalam kesempatan yang sama, Hinton juga mengungkapkan potensi bahaya artificial intelligence (AI).

Menurut pengakuannya, perjalanan karier membuat guru besar AI itu menyesal dan takut terhadap konsekuensi produk kecerdasan buatan yang ia kembangkan.

Selama di Google, Hinton bisa dikatakan sebagai pelopor dari produk-produk yang mengandalkan kecerdasan buatan (AI/Artificial Intelligence).

Pada 2012 lalu, Hinton dan dua kerabatnya dari lulusan Universitas Toronto menciptakan teknologi AI yang diyakini perusahaan bisa menjadi kunci di masa depan, yaitu jaringan saraf pembelajaran dari sebuah teks digital.

Hinton menganggap hal tersebut dapat menjadi solusi yang ampuh bagi mesin untuk memahami hingga menghasilkan teks dan bahasa.

Namun, selama beberapa tahun mengembangkan produk berteknologi AI, tepatnya saat Google dan OpenAI mulai mengembangkan chatbot AI, pandangan Hinton terhadap teknologi yang ia buat pun berubah.

“Apa yang ada di dalam sistem ini, sebenarnya jauh lebih baik daripada apa yang ada di otak (manusia),” ujar Hinton, dirangkum KompasTekno dari The New York Times, Rabu (3/5/2023).

Produk generatif AI juga dinilai dapat menjadi alat menyebarkan informasi yang salah (misinformasi).

Teks, foto, video yang keliru dan tidak sesuai faktanya akan mulai berseliweran di dunia maya.

Dalam waktu singkat, produk serupa juga memiliki risiko menggantikan pekerjaan manusia, atau bahkan bisa berdampak bagi umat manusia.

“Susah untuk mencegah aktor jahat menggunakannya (produk AI) untuk hal-hal buruk,” tambah Hinton.

Tidak bisa terhindarkan

Hinton juga menyoroti beberapa hal lain saat melihat perkembangan dan persaingan industri teknologi yang semakin meningkat.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved