Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Opini

Opini: Penghayatan Nilai-nilai dan Atribut Ketuhanan sebagai Landasan Moral Keindonesiaan

Sila pertama Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa, merupakan satu-satunya sila yang tercipta di luar akal budi manusia, yang berisi nilai ketuhanan seba

Editor: m nur huda
Tribun Jateng
Opini Ditulis Oleh Sumarwanto (Arsitek, Penggiat Budaya Spiritual Nusantara, Dosen, dan Penulis Buku Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Budi Pekerti, Untag Semarang) 

Dalam hal penghayatan nilai-nilai dan atribut ketuhanan, hal penting yang harus dilakukan adalah kesadaran diri, kesadaran tentang “siapa aku?” (sangkan paraning dumadi), agar bisa mengerti jati dirinya, tentang Tuhan, dan apa rancangan-Nya dalam kehidupan ini.

Dalam konteks ini, instrumen yang efektif untuk mencapainya adalah jiwa, hati sanubari (esoteris) yang terhubung dengan frekuensi ketuhanan, dan bukan menggunakan akal pikir semata yang bersifat terbatas, melainkan kecerdasan tak terbatas (spiritual), yang masuk ke dalam ranah intuitif.

Dengan mengakses frekuensi ketuhanan, menghayati dan meresapkan sifat-sifat Tuhan Yang Maha Suci, Maha Kuasa, Maha Penyayang, dan masih banyak lagi yang serba "Maha" ke dalam dirinya, maka seseorang secara berangsur-angsur akan mengalami kebersihan jiwa, dan sifat- sifat Tuhan yang semuanya baik tersebut berangsur-angsur akan terjelmakan dalam hati sanubarinya.

Proses inilah yang merupakan kunci utama menuju pada pencerahan (enlightenment). Pada tahap inilah seseorang telah bisa menangkap bimbingan dan petunjuk Tuhan yang akan menuntunnya kepada perilaku, tindakan, yang semuanya didasari dengan budi pekerti luhur.

Wajib diingat bahwa kemuliaan hidup akan didapat bukan karena ego mementingkan diri sendiri, melainkan sumbangsih apa yang bisa diberikan kepada sesama, bangsa, dan negara, serta alam semesta (memayu hayuning bawana), karena manusia adalah manifestasi realitas Tuhan di planet bumi, yang diharapkan bisa menjadi rahmat bagi alam semesta.

Semua agama, kepercayaan apapun, semuanya mengajarkan tuntunan hidup untuk membawa manusia pada kehidupan yang harmoni, damai, sejahtera, dan selamat di dunia dan di alam keabadian nanti.
Semoga jati diri yang kuat bangsa ini dapat terbangun kembali, sehingga mampu menjadi pusat peradaban dunia karena keluhuran budi pekertinya, dan kesejahteraan lahir batin negeri Indonesia tercinta ini dapat nyata terwujud. (*tribun jateng cetak)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved