Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Mimpi Sriyanto Sebelum Temukan Harta Karun di Lokasi Tol Solo-Jogja, Dulu juga Pernah Ditemukan Emas

Mimpi Sriyanto, pekerja proyek tol Solo-Jogja sebelum menemukan harta karun

|
Editor: muslimah
Tribun
Sejumlah pekerja proyek jalan tol Solo-Jogja menemukan harta karun diduga peninggalan Mataram Kuno di Situs Wonoboyo. Mengingatkan penemuan emas di lokasi yang sama pada 1990. 

Tanpa ragu, Marno mengungkap sejumlah keganjilan yang menyertai penemuan harta karun zaman Mdang.

"Dulu, mana berani orang cerita. Para penemu seperti tak habis-habisnya diinterogasi," aku Marno.

Beruntung, sebagai anggota termuda, Marno tak banyak didatangi polisi dan tentara.

"Lima orang yang seperti tanpa henti ditanyai. Mereka memastikan tidak ada yang menyimpan atau menyembunyikan temuan," lanjutnya.

Enam orang penemu harta karun emas Wonoboyo terdiri atas Witomoharjo, Dadi, Surip, Dodo, Marno, dan Hadi Sihono.

Di antara mereka, Witomoharjo sebagai orang tertua, dan Hadi Sihono sudah meninggal.

Menurut Marno, semua temuan di lahan Cipto Suwarno yang dikeruk tanahnya untuk urugan itu diangkut ke Balai Desa Wonoboyo, sebelum kemudian dibawa ke kantor purbakala.

"Setelah itu kita tidak tahu gimana-gimananya. Hanya saat pertama kali nemu, lihat barangnya warna kuning. Kita tidak menyangka itu emas murni," katanya.

Bagi Marno, yang paling membikin penasaran sampai sekarang, para penemu dan pemilik sawah mendapat hadiah yang nilainya spektakuler juga untuk ukuran saat itu.

"Totalnya terima 500 juta, dibagi dua untuk pemilik sawah dan penemu," katanya.

"Kami masing- masing dapat bagian 38 juta rupiah, dan pemilik sawah 239 juta rupiah. Itu jumlah yang sangat fantastis," urai Marno.

"Nilai segitu, pada masa 90an, bagi saya, juga mungkin bagi umum, luar biasa banyak. Waktu itu saya sampai berpikir uang ini mungkin tidak akan habis," lanjut Marno yang menerima tanda penyerahan uang di kantor BNI Cabang Yogya di kawasan Titik Nol Kilometer.

Sesudah itu uang ditransfer ke BPD Jateng.

Sebelum dia pindahkan ke BRI Kraguman Klaten.

"Saya ambil tunai di BPD, ada tiga kantong kresek besar, lalu saya setor ke BRI," katanya sembari menyebut pecahan terbesar waktu itu Rp 20 ribu.

Dari nilai penghargaan yang spektakuler itulah Marno lantas mengingat taksirannya bahwa bobot emas temuan bisa sampai dua kuintal.

"Pokoknya banyak lah, saya liat ada butiran emas seperti jagung, koin, stempel, dan aneka rupa benda lain, termasuk tas emas dan talinya. Yang besar yang baskom dan bokor," ujarnya.

Lantas ke mana jika memang ada ratusan kilogram? Marno hanya tertawa.

"Ya, entahlah. Tahu sendiri situasi waktu itu," kata Marno yang berjabat tangan dengan Presiden Soeharto dan Ibu Tien saat mereka diundang ke Candi Prambanan beberapa waktu sesudah penemuan. (Intisari)

Sumber: Intisari
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved