Berita Kabupaten Tegal

Sekda dan Konsorsium Sampah di Kabupaten Tegal Tanam Pohon Glagah untuk Penangangan Limba B3 

Edi juga menuturkan, Konsorsium baru pertama dilakukan dalam bentuk pengolahan sampah yang lengkap yakni sampah organik, non organik dan limbah B3

Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: muslimah
Karangtaruna Kabupaten Tegal
Sekretaris Daerah Kabupaten Tegal Widodo Joko Mulyono, simbolis melakukan penanaman puluhan pohon glagah di beberapa titik di Desa Mangunsaren, Kecamatan Tarub, pada Selasa (16/5/2023) kemarin. 

TRIBUNJATENG.COM, SLAWI - Banyaknya industri pelapisan logam berdampak pada tingginya kandungan timbal/PB di Desa Mangunsaren, Kecamatan Tarub, Pemkab Tegal bersama Karang Taruna Kabupaten Tegal, LSM Pupuk, Yayasan Rukun, Pemerintah Desa Mangunsaren, Ketileng, Purbasana dan Kertaharja, menginisiasi penanganan limbah B3 dengan cara menanam puluhan pohon glagah dan mendeklarasikan konsorsium sampah, di desa setempat, Selasa (16/5/2023). 

Ketua Panitia Edi Sulistiyanto yang juga menjabat sebagai Ketua Karang Taruna Kabupaten Tegal menjelaskan, tujuan kegiatan ini karena prihatin dengan kondisi limbah B3 sehingga pihaknya berinisiatif menanam puluhan pohon glagah dan melakukan deklarasi konsorsium sampah. 

"Sementara ini, semua kegiatan dilakukan secara swadaya karena terkait hajat hidup orang banyak. Menurut saya ini masalah serius dan perlu penataan lingkungan yang sehat," jelas Edi, dalam rilis yang diterima Tribunjateng.com, Rabu (17/5/2023). 

Selain itu, Edi menyebut bahwa kegiatan menanam puluhan pohon glagah dan mendeklarasikan konsorsium sampah dalam rangka menyambut Hari Jadi ke-422 Kabupaten Tegal

Edi juga menuturkan, Konsorsium baru pertama dilakukan dalam bentuk pengolahan sampah yang lengkap yakni sampah organik, non organik dan limbah B3. 

"Di Jombang dan Banyumas hanya pengolahan organik dan non organik, namun di sini (Kabupaten Tegal) sudah melakukan penanganan limbah B3. Adapun dampaknya ke depan terkait tumbuh normal anak atau bisa mencegah stunting," tutur Edi.

Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Tegal Widodo Joko Mulyono, mengaku sangat mendukung gerakan tersebut. 

Joko mengatakan bahwa inilah agen-agen perubahan, dan ia mengapresiasi adanya konsorsium sampah ini.

"Tanpa adanya agen perubahan, maka hanyalah formalitas saja, apalagi ini yang ditangani adalah yang berdampak pada jiwa manusia dan lingkungan hidup," tegas Joko. 

Menurutnya, pembangunan berbasis lingkungan hidup harus dimulai dari sekarang, dan pembangunan berkelanjutan sudah mulai diterjemahkan oleh pemerintah desa.

"Anggaran perubahan yang pada tahun 2022 sempat dead lock, tapi kami tetap meloloskan anggaran untuk program lingkungan hidup karena menyangkut hajat hidup orang banyak," terang Sekda. 

Joko mengatakan, mengapa berkelanjutan  karena tidak bekerja sendiri pihaknya akan menggandeng pemerintah pusat, provinsi, dan pihak lain. 

Bahkan program tersebut akan dimasukkan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Tegal

"Saya menyambut baik apa yang sudah dirintis oleh 4 desa dengan membentuk konsorsium penanganan sampah dan limbah B3, dan diperkuat dengan deklarasi yang berpedoman pada penanganan sampah berbasis masyarakat dan ekonomi kreatif. Kalau bisa semua sampah  diproduksi, sehingga sampah tidak perlu sampai TPA di Desa Penujah," ujarnya. 

Joko optimis, Pemkab Tegal tidak akan meninggalkan program tersebut karena  sangat luar biasa. 

"Saya mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah merintis penanaman pohon gelagah yang bisa menyerap 40 persen efek limbah Pb," pungkasnya. (dta) 

 

Sumber: Tribun Jateng
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved