Wonosobo Hebat

Jadi Desa Mandiri Sampah, Desa Jojogan Wonosobo Punya Absonik Untuk Pengelolaan Sampah 

Tribunjateng.com/Imah Masitoh
Warga di Desa Jojogan Wonosobo sedang melakukan pembakaran sampah menggunakan Absonik, Jumat (19/5/2023).  

TRIBUNJATENG.COM, WONOSOBO - Desa Jojogan, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo telah menjadi desa mandiri sampah. 

Berkat inovasi alat pembakaran sampah yang diberi nama Alat Pembakaran Sampah Organik dan Anorganik (Absonik), menjadi terobosan untuk penanganan sampah di desanya. 

Menurut Sekretaris Desa Jojogan, Budianto mengatakan desanya berkomitmen serius dalam penanganan masalah sampah.

Baca juga: Pemkab Kudus Libatkan Unsur Swasta dalam Kelola Sampah

Hal ini bertujuan agar masyarakat tidak lagi membuang sampah ke sungai ataupun ke hutan. 

Pasalnya kejadian ini pernah terjadi pada beberapa tahun yang lalu, masyarakat banyak membuang sampah di sungai hingga menyebabkan banjir. 

Tidak hanya di sungai, hutan juga menjadi sasaran untuk membuang sampah rumah tangga hingga menyebabkan penumpukan sampah di hutan. 

"Hal ini bisa terjadi ya karena tidak ada fasilitas kita tidak memfasilitasi dulunya," ujarnya. 

Pemerintah desa sempat juga membuat program bank sampah. Namun program ini tidak bisa berjalan dengan baik.
 
Karena mayoritas masyarakatnya petani, sehingga tidak dapat setiap waktu mengelola bank sampah yang berjalan pada saat itu. 

Masalah bertambah saat TPA Wonolelo mengalami overload pada tahun lalu, hingga membatasi residu yang masuk TPA maksimal 30 persen.

Adanya pembatasan ini menuntut pemerintah desa ataupun masyarakat untuk memutar otak dalam penanganan sampah di desanya. 

Baca juga: Delegasi Denmark Lihat Langsung Pengelolaan Sampah di Kudus

Hingga akhirnya salah seorang pegiat sampah di desanya bernama Sukoco mencetuskan sebuah ide alat pembakaran sampah. 

Pemerintah Desa Jojogan menerima gagasan yang dibuat Sukoco dengan alat yang diberi nama Absonik itu. 

"Awalnya kita membuat sebanyak 5 buah untuk 5 RT," ungkapnya. 

Setelah 3 bulan beroperasi, alat ini mampu mengurangi sampah di Desa Jojogan hingga 80 persen.

Warga akan bergantian setiap minggunya untuk bertugas melakukan pembakaran sampah setiap hari Jumat. 

"Sampah dulunya setiap 1 minggu sekitar 3,5 - 4 ton sampah. Alat ini dapat mengurangi sampai hingga 80 persen," ucapnya. 

Sementara itu, Sukoco selaku inovator alat ini, menjelaskan cara kerja Absonik yang dibuat masih secara sederhana. 

Alat ini menggunakan drum untuk menampung sampah, serta tungku pembakar yang berbahan bakar oli bekas.

Api yang dihasilkan mencapai 600-700 derajat Celsius. 

Warga di Desa Jojogan Wonosobo sedang melakukan pembakaran sampah menggunakan Absonik (2)
Warga di Desa Jojogan Wonosobo sedang melakukan pembakaran sampah menggunakan Absonik, Jumat (19/5/2023). 

Sampah akan dimasukan ke dalam lubang khusus di alat tersebut sedikit demi sedikit hingga terbakar sepenuhnya. 

"Menurut pengamatan kami segala macam sampah bisa terbakar dengan suhu 600-700 derajat celsius jadi sampah basah tetep bisa terbakar," ungkapnya.

Satu drum alat ini berkapasitas sekitar 1 kuintal sampah dalam satu kali pembakarannya.

Meski sudah mulai terlihat hasil kerja dari alat ini, namun Sukoco akan kembali memperbaharui agar dapat optimal. 

Menurutnya alat ini yang masih menggunakan drum biasa, tidak bisa bertahan dalam jangka waktu yang lama. Terlebih untuk menahan panas hingga 700 derajat celsius.

Ke depannya alat ini akan menggunakan bahan yang lebih tebal, dengan ukuran yang lebih besar, serta penambahan tungku agar dapat menampung lebih banyak sampah dan lebih mengefisiensi waktu dan tenaga. 

"Maka ke depannya kita inovasi lagi menggunakan besi yang ukurannya 16 mili jadi sudah kita coba ternyata lebih kuat," ungkapnya. 

Dan satu hal yang cukup penting, untuk mengurangi asap hasil pembakaran, ke depannya akan ditambah alat pencuci asap sehingga lebih ramah lingkungan. 

Baca juga: Pemkab Kudus Libatkan Unsur Swasta dalam Kelola Sampah

Sementara abu sisa pembakaran juga dinilai dapat digunakan sebagai pengganti kaporit yang dapat mengurangi kadar keasaman tanah.

Dalam waktu dekat Absonik dengan versi baru akan segera dibuat untuk dapat membakar sampah lebih dengan kerja yang lebih optimal. 

Berkat inovasinya, Absonik masuk dalam 5 Inovasi Teknologi Tepat Guna (TTG) Tingkat Provinsi Jawa Tengah. (ima)