Berita Ambarawa
Murid SMPN 4 Ambarawa Semarang Dapat Pelajaran Membatik Motif Khas Lokal, Gripatwa Gagrak Patron
Bupati Semarang, Ngesti Nugraha bersama SMPN 4 Ambarawa meresmikan dan meluncurkan batik Gripatwa Gagrak Patron Ambarawa
Penulis: Reza Gustav Pradana | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN - Bupati Semarang, Ngesti Nugraha bersama SMPN 4 Ambarawa meresmikan dan meluncurkan batik Gripatwa Gagrak Patron Ambarawa, Sabtu (27/5/2023) sore.
Batik yang satu di antaranya bermotif Patron, motif khas Ambarawa, nantinya akan digunakan sebagai identitas siswa dan guru serta dimasukkan ke dalam kegiatan P5, pelajaran prakarya atau kegiatan ekstrakurikuler membatik pada Tahun Ajaran 2023/2024 di sana.
Menurut penuturan Ngesti, dirinya mendukung penuh adanya prakarya tersebut lantaran saat ini jarang terdapat anak sekolah yang bisa berkreasi melanjutkan kelestarian batik.
“Jarang sekali nih apalagi saat ini anak muda, anak di sekolahan yang berkreasi melanjutkan batik Kabupaten Semarang, meskipun setiap kecamatan punya batik khas masing-masing,” kata dia kepada Tribunjateng.com.
Nantinya, lanjut Ngesti, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang juga berupaya turut membantu melahirkan sumber daya manusia (SDM) untuk mendorong batik lokal agar terus berkembang, dengan melakukan pelatihan-pelatihan.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMPN 4 Ambarawa, M A Utami Eko Putranti menjelaskan arti dari Gripatwa Gagrak Patron Ambarawa tersebut.
Gripatwa sendiri merupakan singkatan dari kata negeri, papat (empat) dan Ambarawa yang diambil dari SMPN 4 Ambarawa.
Sementara itu Gagrak berasal dari Bahasa Jawa yang berarti model, serta Patron yang merupakan nama motif batik legendaris yang diyakini peninggalan leluhur setempat.
Utami menerangkan, pihaknya juga mengajak pendamping atau mentor membatik dari dari tim komunitas Patron Ambarawa, yakni Pamong Budaya dan pembatik Patron, Mahfud Fauzi dan seorang pemerhati sejarah, Derry Gunadi.
“Kami membutuhkan dukungan cap sebagai sarana membatik. Bapak Mahfud punya cap tembaga tiga motif ceplok dan tiga cap kertas motif tambal kanoman, tambal pamiluto dan semen, serta 87 motif Batik Patron Ambarawa yang harus diperjuangkan eksistensinya,” ungkap Utami.
Derry Gunadi sendiri menjelaskan bahwa dirinya merupakan satu di antara sosok yang kali pertama menemukan Patron merupakan motif batik asli Ambarawa.
Dia menerangkan, pernah menemukan 87 motif batik asli Ambarawa yang didokumentasikan pada 1967 di sebuah museum di Leiden, Belanda.
Dari beberapa temuannya, tampak potongan motif-motif tersebut cocok dengan corak lokal di Ambarawa, seperti buah, hewan dan yang paling terlihat yaitu motif Baru Klinthing, seekor naga dari cerita rakyat yang menghuni Danau Rawa Pening.
“Saya dapat informasi (batik Patron) dari sesama pegiat sejarah. Setelah itu saya gali terus, maka kini mulai terkuak satu per satu.
Terdapat sekitar 10 sampai 15 motif naga yang dari cerita rakyat itu Baru Klinthing, itu berarti benar-benar motif asli Ambarawa yang sempat hilang sejak zaman dahulu,” jelas Derry.
Sopir Angkot Senang Jalan Jenderal Sudirman Ambarawa Kembali Dua Arah: Kasihan Penumpang Harus Jalan |
![]() |
---|
Pedagang Sapi di Kabupaten Semarang Keluhkan Turunnya Jumlah Pembeli saat PMK Kembali Merebak |
![]() |
---|
Kebakaran Rumah di Kabupaten Semarang, Diawali Soetiyo Tak Matikan Bara Api Tungku Seusai Masak Nasi |
![]() |
---|
Perlintasan Sebidang Liar di Petak Jalan Tuntang-Ambarawa Ditutup |
![]() |
---|
Darmanto Tampilkan Keindahan Rawa Pening Lewat Lukisan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.