Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Harga 4 Komoditas Pangan Sudah Naik 10 Persen Melebihi Harga Acuan

Empat komoditas pangan tersebut ialah jagung, garam konsumsi, beras medium di zona 3, dan telur ayam ras.

Editor: Vito
Tribun Jateng/Idayatul Rohmah
Pedagang di Pasar Peterongan Semarang merapikan telur dagangannya, Senin (15/5/2023). 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat terdapat empat komoditas yang kenaikan harganya lebih dari 10 persen di atas harga eceran tertinggi (HET) atau harga acuan pembelian (HAP).

Empat komoditas pangan tersebut ialah jagung di tingkat peternak, di mana per 27 Mei lalu harganya tercatat sudah mencapai 24,78 persen lebih besar dari harga acuan pemerintah.

Kemudian garam konsumsi juga mengalami kenaikan 19,34 persen lebih tinggi dari harga acuan pemerintah. Ketiga beras medium di zona 3 naik 15,61 persen lebih besar dari harga eceran tertinggi. Keempat adalah telur ayam ras yang naik 14,39 persen lebih besar dari harga acuan pemerintah.

"Kami mengevaluasi harga hari ini (kemarin-Red), rata-rata minggu lalu, rata-rata bulan lalu, dan rata-rata tahun lalu, dan kami bandingkan, ternyata benar ada empat komoditas yang kenaikan harganya lebih besar dari 10 persen di atas HET atau HAP," kata Deputi Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Bapanas, Andriko Noto Susanto, dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah, Senin (29/5).

Menurut dia, harga jagung di tingkat peternak yang naik tersebut memicu harga ayam ras dan telur naik, di mana saat ini hal itu terjadi hampir di seluruh provinsi sentra peternak telur.

Kenaikan harga jagung pakan tertinggi terjadi di Provinsi Riau sebesar Rp 7.370/kg. "Penyebab kenaikan harga ini yang pertama memang ada peningkatan konsumsi jagung kita. Kedua, biaya operasional pupuk tinggi, dan biaya produksi alat yang belum optimal," jelasnya.

Menyikapi kenaikan harga jagung pakan, Andriko menuturkan, Bapanas beserta Dinas Ketahanan Pangan Provinsi dan Kabupaten terus melakukan kegiatan fasilitasi distribusi pangan.

Hal itu misalnya dilakukan dari sentra jagung di Provinsi NTB kepada peternak telur UMKM di Pulau Jawa, melalui wadah rumah bersama asosiasi peternak layer.

"Per akhir Maret 2023 lalu telah didistribusikan sebanyak 256.893 kilogram jagung, dan masih akan terus berproses," ungkapnya.

Selain itu, Andriko menyatakan, pemda juga diminta berkoordinasi dengan gabungan kelompok tani (Gapoktan) jagung, distributor, dan peternak layer di wilayah masing-masing untuk memastikan kelancaran distribusi jagung.

"Pemda juga dapat melakukan intervensi melalui fasilitasi distribusi pangan, atau pemberian insentif kepada peternak UMKM sesuai dengan ketersediaan anggaran masing-masing," paparnya.

Kemudian, kenaikan harga garam dikarenakan adanya penurunan produksi garam di beberapa wilayah sentra akibat gagal panen karena cuaca basah.

Sedangkan untuk kenaikan harga beras medium di zona 3, Andriko berharap Bulog mempercepat pendistribusian beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).

Terkait dengan kenaikan harga telur ayam ras, menurut dia, satu penyebabnya adalah harga pakan yang naik. Selain itu, adanya kenaikan permintaan beberapa hari terakhir di masyarakat. "Adanya acara-acara hajatan yang menyebabkan konsumsi telur kita meningkat," bebernya. (Kontan.co,id/Ratih Waseso)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved