Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kriminal

Cerita Korban Penipuan WO Abal-abal di Semarang, Modal Nikah 13 Pasangan Sebesar Rp 1 Miliar Raib

Malang nian nasib 13 pasangan muda di Kota Semarang yang hendak menikah kena tipu wedding organizer abal-abal hingga merugi Rp 1 miliar.

Penulis: iwan Arifianto | Editor: raka f pujangga
Istimewa
Tangkapan layar cuitan korban WO abal-abal Semarang di akun Twitter pribadinya. 

TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - Malang nian nasib 13 pasangan muda di Kota Semarang yang hendak menikah.

Belasan pasangan tersebut  kena tipu sebuah perusahaan Wedding Organizer (WO) abal-abal.

Uang modal nikah sebesar hampir Rp 1 miliar raib dibawa pemilik WO berinisial TP yang sekarang hilang tak tentu rimbanya.

Baca juga: Pria Ini Jadi Korban Sindikat Penipuan Pernikahan Palsu, Ia Ditinggal Calon Istri Setelah Tunangan

Padahal uang tersebut sudah disiapkan bertahun-tahun.

Di antara korban WO Abal-abal Semarang, Indra Sutiyarso mengaku, sudah mengumpulkan uang bersama calon istrinya sejak tahun 2015 untuk biaya pernikahan mereka.

Apes, sesudah uang terkumpul, malah dibawa kabur orang.

"Kami para korban sudah ada grup WhatsApp, total ada 13 korban, kami mau nikah bulan Juni sampai akhir tahun ini tapi uang kami dibawa lari," jelasnya, Rabu (31/5/2023).

Indra mengaku, penipuan tersebut bermula ketika memiliki niat rencana menikah pada 24 Juni 2023.

Setahun sebelumnya, ia sudah menyurvei beragam WO di Kota Semarang.

Ketika mencari di media sosial Instagram ketemulah WO Project Wedding Semarang milik TP.

Belakangan akun Instagram tersebut sudah dihapus sehingga tidak ditemukan kembali.

"Kami lihat review bagus, ada testimoni dari teman yang pernah pakai jasa WO tersebut maka awalnya kami yakin bukan abal-abal," ucap warga Pedurungan Semarang ini.

Indra bersama calon istri dan keluarganya lalu bertemu dengan TP dan timnya.

Tim WO tersebut melakukan presentasi hingga ditemukan kata sepakat.

Kesepakatan itu menyebutkan Indra memakai jasa WO Project Wedding Semarang dengan total harga sebesar Rp153 juta.

Pembayaran dilakukan sebanyak dua termin.

Pembayaran termin pertama sebesar Rp46 juta sekaligus tanda tangan kerjasama pada 4 November 2022.

"Termin kedua, kami hanya bayar Rp33 juta pada 28 April 2023. Pembayaran segitu karena TP mengingkari janji dengan tidak membayar vendor katering," paparnya.

Baca juga: 19 Orang Jadi Korban Penipuan Tiket Coldplay, Polisi Tangkap 3 Pelaku: Ibu, Anak, dan Pacar Putrinya

Gagal bayar terhadap vendor katering tersebut sebenarnya sudah menjadi pemantik kecurigaan korban terhadap TP yang terjadi pada bulan Maret 2023.

Kala itu, kebetulan ibu korban mengenali vendor katering yang hendak dipakai WO milik TP.

Maka, ibu korban meminta tolong nama anaknya diperiksa di daftar waiting list.

Selepas diperiksa pemilik vendor katering, ternyata nama korban tidak ada.

Namun, akibat jeda waktu nikah yang sudah mepet, akhirnya hanya menghapus klausul perjanjian di bagian katering saja.

Sedangkan klausul lainnya seperti dekorasi, suvenir dan lainnya masih tetap jalan.

"Orangtua sudah curiga, was-was indikasi penipuan, tapi ya itu sesuai anjuran agama harus berprasangka baik, tapi prasangka kita salah," bebernya.

Selepas insiden tersebut, TP masih dapat diajak komunikasi meski respon lambat.

Kebetulan mereka membuat grup WhatsApp khusus untuk persiapan pernikahan korban.

Atas desakan korban di grup WA tersebut akhirnya TP mendatangi rumah mertua korban, pada 16 Mei.

Kedatangannya untuk membawa contoh suvenir pernikahan yang hendak dibagikan ke tamu undangan.

Akan tetapi suvenir tersebut salah inisial nama korban dan calon istrinya.

"Habis itu (TP) tidak bisa kontak lagi. Kami dapat info dari bermacam sumber di antaranya para vendor yang kami kroscek satu-satu. Ternyata ada yang tidak di DP," jelasnya.

Di tengah kepanikan tersebut, korban menghubungi dua rekan TP berinisial W dan A.

Mereka berdua sempat menyanggupi ajakan pertemuan korban dan keluarganya.

Mereka sempat pula memberikan janji manis ke korban meski akhirnya ikut tak ada kabar.

"Dua teman mereka juga mengaku tidak bisa dihubungi TP. Setelah itu mereka juga tak bisa hubungi," tuturnya.

Tiba-tiba, TP sempat menghubungi salah satu korban melalui chatting WhatsApp pada Jumat 26 Mei.

Dalam narasi chatting tersebut, TP mengaku merugi.

TP merasa khilaf dan tidak sanggup menyelenggarakan event pernikahan para kliennya.

"Enak banget bilang khilaf, harusnya uang kami dikembalikan, semua uang kami para korban belum kembali," ungkap Indra.

Para korban juga sudah mendatangi rumah ke keluarga TP.

Hanya saja, keluarganya pasrah. Artinya, kasus itu diserahkan ke para korban.

"kita marah, mau nikah, kumpulin duit susah, tapi TP enakan nipu, jahat banget," katanya.

Indra menambahkan, pernikahannya tetap berlangsung sesuai jadwal.

Ia pun terpaksa harus keluar biaya kembali demi kelangsungan acara pernikahannya yang tinggal hitungan minggu.

"Mungkin ini ujian, kita hanya bisa tabah tawakal dan ikhtiar.

"Beruntung, ada teman-teman baik menawarkan bantuan, acara jalan dulu bayar belakangan, mungkin ini namanya hikmah dibalik cobaan," imbuhnya.

Tak sekedar pasrah, Indra mengadu ke Ditreskrimum Polda Jateng pada 29 Mei 2023.

Aduan tersebut sudah diterima polisi.

Baca juga: Jadi Korban Penipuan Biro Jasa Perjalanan, Ratusan Siswa Batal Berangkat Study Tour ke Yogyakarta

Aduan tersebut diharapkan dapat ditindaklanjuti sehingga kasus itu terang benderang.

Tribun berupaya menghubungi Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Johanson Ronald Simamora.

Namun hingga berita ini ditulis, upaya konfirmasi Tribun belum direspon. (Iwn)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved