Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Batang

Bayar Pajak Pakai Sampah, Pj Bupati Batang Lani Dwi Rejeki Apresiasi Warga Dukuh Sulur

Penjabat (Pj) Bupati Batang, Lani Dwi Rejeki mengapresiasi cara yang dilakukan ratusan warga RT 4/RW 5, Dukuh Sulur.

Penulis: dina indriani | Editor: rival al manaf
Tribun Jateng/ Dina Indriani
Sejumlah warga Dukuh Sulur saat menimbang sampah untuk ditukarkan membayar PBB, Jumat (2/6/2023). 

TRIBUNJATENG.COM, BATANG - Penjabat (Pj) Bupati Batang, Lani Dwi Rejeki mengapresiasi cara yang dilakukan ratusan warga RT 4/RW 5, Dukuh Sulur, Desa Karangasem Utara, Kecamatan Batang, Kabupaten Batang untuk membayar pajak bumi dan bangunan (PBB) dengan sampah.

Lani berharap pengurus RT lain atau daerah lain bisa meniru kegiatan Dukuh Sulur.

Sehingga PBB bisa cepat lunas, sebab, PBB menjadi andalan pemkab untuk pembiayaan pelaksanaan pembangunan.

Baca juga: Inilah Sosok Koki dan Tukang Cetak di Pabrik Ekstasi Semarang, Mengingatkan Pada Serial Breaking Bad

Baca juga: Offo Living Buka Toko Baru di Semarang, Tawarkan Diskon Up To 50 Persen Plus Up To 10 Persen

Baca juga: Tabung Gas Diduga Bocor, Rumah Makan Siap Saji di Karangpucung Cilacap Hangus Dilalap Si Jago Merah

Adapun target penerimaan PBB Pemkab Batang tahun ini mencapai Rp 42 miliar. Batas akhir pembayaran 30 September 2023.

"Di Kabupaten Batang, baru kali ini dilakukan, saya berterima kasih atas kreasi dan inovasi, khususnya atas kesadaran sendiri membayar pajak dengan berbagai cara," tutur Lani, Jumat (2/6/2023).

Ratusan warga membawa sampah dari rumah, lalu menjual ke tukang rosok yang dipanggil pihak RT.

Setelah mendapat uang, warga membayar ke petugas Badan Pengelolaan Keuangan Pendapatan dan Aset Daerah (BPKPAD) Kabupaten Batang.

Ketua RT 4/RW 5, Andhy Alzy Triantoro sengaja membuat kegiatan pembayaran lunas pajak bumi dan bangunan dengan rongsok dalam satu hari dengan tujuan untuk membantu pemerintah.

Ia menjelaskan, konsep kegiatan adalah tiap warga membawa rongsok atau barang yang sudah tidak dipakai dari rumah.

Jenis rongsoknya yaitu buku, kardus, besi, plastik, karet,  lanci dan lain sebagainya. 

"Inspirasinya dari melihat banyak barang yang tidak terpakai, daripada dibuang, mending dimanfaatkan," ujarnya.

Andhy menyebut jumlah warganya mencapai 600 jiwa, jumlah yang membayar 138 keluarga. 

"Nilai PBB yang dibayarkan warga bervariasi, mulai sekitar Rp 20 ribu ke atas," imbuhnya.

Wargapun sangat menyambut antusias atas program itu, satu di antaranya Waryudi.

Baca juga: Ferdy Sambo Kirim Buket Bunga dan Surat Untuk Putri Sulungnya Trisha, Ini Isinya

Baca juga: Detik-detik Rumah Makan Siap Saji di Cilacap Terbakar, Bermula Dari Tabung Gas Bocor

Baca juga: Lirik Lagu Tega Tiara Andini

"Saya jual sampah plastik 8 Kilogram, dapat Rp 17 ribu. Masih ada kardus yang belum saya ambil. Jual sampah ya buat bayar pajak," ujarnya.

Ia mengatakan tagihan PBB-nya memang tidak besar, hanya sekitar Rp 20 ribu.

Namun menurutnya membayar pakai sampah cukup meringankan bebannya.

"Kalau enggak ada program ini ya mending berat ya, kalau ini kan enggak terasa, dari pada sampah menumpuk atau terbuang, kalau begini jadi ada manfaatnya lumayan bisa untuk bayar PBB," pungkasnya.(din)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved