Berita Ungaran
Detik-detik Pertandingan Sepak Bola Bener Bersatu Cup II Ricuh, Wasit Dikeroyok Puluhan Orang
Pertandingan semifinal sepak bola Bener Bersatu Cup II berakhir ricuh, wasit dikeroyok puluhan orang.
Penulis: Reza Gustav Pradana | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN - Pertandingan semifinal sepak bola Bener Bersatu Cup II antara Putra Utama FC (Desa Cukil) melawan Putra Bakti FC (Desa Patemon) di Lapangan Pule Desa Bener, Kecamatan Tengaran berakhir ricuh, Kamis (8/6/2023) sore.
Tampak seorang diduga wasit dalam pertandingan itu dikejar dan dikeroyok oleh puluhan orang akibat panitia yang terlambat mengatasi hal itu.
Terdengar juga suara teriakan-teriakan seperti umpatan.
Baca juga: 2 Pemain Timnas Thailand Dihukum 6 Bulan dan Ofisial Diskors Setahun Buntut Ricuh Final SEA Games
Saat situasi semakin tak terkendali, terdengar suara tembakan.
Tembakan itu diduga merupakan tembakan peringatan ke arah udara dari aparat keamanan.
Kapolres Semarang, AKBP Achmad Oka Mahendra mengonfirmasi hal tersebut.
Berdasarkan penuturannya, kedua belah pihak kesebelasan itu kini telah dimediasi oleh Polsek Tengaran.
“Kedua kesebelasan bersama panitia pertandingan bersepakat untuk berdamai,” AKBP Oka kepada Tribunjateng.com, Jumat (9/6/2023) sore.
Sementara itu, Kapolsek Tengaran, AKP Supeno menerangkan, terkait tembakan peringatan itu, merupakan tindakan diskresi kepolisian oleh petugas keamanan saat terjadi kericuhan.
Menurut dia, tindakan tersebut diambil atas dasar menyelamatkan jiwa seseorang.
"Suasana ricuh sudah mulai terjadi saat wasit Dodi yang memimpin pertandingan memberikan penalti kepada salah satu tim pada menit ke tujuh babak ke dua, namun situasi bisa kembali kondusif dan pertandingan bisa berjalan kembali,” kata dia.
Baca juga: Seorang Warga di Gunungkidul Tewas Tertembak saat Ricuh Acara Hiburan
Dia juga menjelaskan kronologi dan penyebab terjadinya kerusuhan tersebut.
Kerusuhan dimulai ketika selepas peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan, sekitar 50 orang dari satu di antara tim yang tidak puas langsung mengejar wasit.
“Mengingat jumlah masa yang semakin bertambah, melakukan penganiayaan terhadap wasit, serta tidak mengindahkan imbauan aparat dari Polri dan TNI, personel pengamanan melakukan tindakan diskresi kepolisian untuk membubarkan masa yang terus menganiaya wasit,” imbuh AKP Supeno. (*)
Demi Tol Jogja-Bawen, Nasib Ratusan Makam Leluhur Harus Tergusur Proyek Nasional |
![]() |
---|
Detik-detik Kebakaran di Semarang, Rumah Kosong Milik Warga Ludes Dilahap Api |
![]() |
---|
Drama Korupsi PTSL: 5 Pejabat Desa Papringan Tersangka, Kecamatan Kaliwungu Sigap Ambil Alih Kendali |
![]() |
---|
Sering Kebanjiran Sejak 1978, Hartoko Harap Pembongkaran Jembatan Kaligung Jadi Solusi |
![]() |
---|
Jeritan Orang Tua di Balik Atap Roboh SDN Kawengen 02 Semarang, Anak Lelah dan Ngaji Terlantar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.