Wonosobo Hebat
Wonosobo Jadi Ujung Tombak Proklim di Jateng, Bupati: Bagian Mengurai Masalah Melalui Pemberdayaan
TRIBUNJATENG.COM, WONOSOBO - Dusun Kawista, Desa Adiwarno, Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo terpilih menjadi lokasi Program Kampung Iklim (Proklim) nasional.
Peresmian Proklim Kawista Maer, Dusun Kawista telah dilakukan oleh Bupati Wonosobo, Selasa (6/6/2023).
Melalui Proklim ini, keterlibatan masyarakat menjadi modal utama dalam meningkatkan ketahanan iklim, menurunkan emisi atau meningkatkan serapan gas rumah kaca (GRK), serta memberikan pengakuan terhadap upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.
Semua ini dilakukan tidak lain untuk meningkatkan kesejahteraan suatu wilayah sesuai dengan kondisinya.
Baca juga: Jelang Pemilu 2024, Mahasiswa Unsiq Wonosobo Ikuti Pendidikan Politik Tentang Kepemiluan
Dusun Kawista Wonosobo menjadi yang kedua di Pulau Jawa yang mendapat kesempatan menjadi Proklim dengan binaan PT Pamapersada Nusantara.
CSR Department Head PT Pamapersada Nusantara, Maidi Irvan menyampaikan, Dusun Kawista memiliki potensi yang dapat dikembangkan menjadi Proklim.
Pendampingan akan diberikan kepada Dusun Kawista seperti pelatihan kepada masyarakat maupun pembinaan kepada Tim Penggerak Proklim.
Ia menambahkan, dalam pemberdayaan kampung berkelanjutan yang dibinanya ada 4 pilar besar yaitu ekonomi, lingkungan, pendidikan, dan kesehatan.
"Lingkungan kami ambil Proklim, ekonomi kami ambil UMKM, kesehatannya terkait stunting dengan Posyandu kami giatkan."
"Kemudian pendidikan anak-anak tidak boleh putus sekolah, mulai dari PAUD pendidikan karakter itu harus diutamakan."
"4 pilar itu berkesinambungan," jelasnya.
Ketua Proklim Kawista Maer, Aan Ibnu Khumaid mengatakan, Dusun Kawista memiliki potensi pertanian dan perikanan yang akan dikombinasikan dan terus dikembangkan.
Area sungai yang ada di Dusun Kawista akan dirawat dan dikelola sedemikian rupa agar menjadi menarik dan memiliki nilai keindahan.
Baca juga: Perwakilan Fans Rhoma Irama dan Soneta se Jateng Kumpul di Wonosobo, Ini yang Mereka Lakukan
"Sungai-sungai akan kami tebari benih ikan, kanan kiri sungai kami cat, di kasih taman dengan tempat duduk, dan sebagainya."
"Kami sudah mendapatkan izin rekomendasi dari DPUPR dan mereka siap membantu infrastruktur pemeliharaannya," jelasnya.
Selain itu di Dusun Kawista juga memiliki sumber air yang tidak pernah kering.
Ini menjadi potensi yang dapat terus dikembangkan nantinya.
"Ada sumber air yang tidak pernah kering, itu akan dikelola menjadi kolam seperti embung yang luas, kami manfaatkan untuk perikanan," imbuhnya.
Di sisi lain, masyarakat yang kompak di Dusun Kawista menjadi modal utama dalam mengembangkan Proklim di wilayahnya.
Berbagai program kegiatan akan dilakukan dengan melibatkan masyarakat sekitar.
Sementara itu, Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat mensuport Proklim Kawista ini.
Ia mengharapkan program ini dapat membantu menyelesaikan permasalahan yang ada di Kabupaten Wonosobo seperti stunting, anak putus sekolah, pernikahan dini, dan lain sebagainya.
"Proklim bagian dari upaya mengurai berbagai masalah di Wonosobo, karena polanya adalah pemberdayaan," ucapnya.

Baca juga: Telaga Bedakah Wonosobo, Tawarkan View Pegunungan dan Wisata Air
Bupati Afif juga memerintahkan kepada dinas terkait untuk ikut cawe-cawe mengenai kesulitan yang dihadapi Proklim Kawista nantinya.
"Ini bagian pemberdayaan jadi harus bersama-sama agar bisa berjalan dengan baik dan lancar."
"Endingnya bisa mengubah Desa Adiwarno bukan hanya merubah tata kelola pemerintahannya, tapi juga paradigma masyarakatnya."
"Mudah-mudahan dari Dusun Kawista ini akan terpancar sinar mentari pagi menyongsong program Proklim lestari," tandasnya.
Christiyogo Priyo Utomo selaku Pengawas Lingkungan Hidup, DLH Kabupaten Wonosobo menyampaikan, dalam kurun waktu 5 tahun ada 63 kampung Proklim di Wonosobo.
Jumlah ini telah melebihi target dari DLH Kabupaten Wonosobo yakni pada 2024 ada sebanyak 50 kampung Proklim.
"Meski demikian yang paling penting bukan jumlah tapi kualitas."
"Bagaimana masyarakat sadar mengenai iklim, terkait perubahan iklim itu bagaimana, dan bagaimana masyarakat itu bisa beradaptasi dan memitigasi perubahan iklim itu lewat kelembagaan," jelasnya.
Baca juga: Alasan Ini, Kabupaten Wonosobo Jadi Lokus Studi Lapangan PPSDM Kemendagri Regional Bukittinggi
Sudah mulai mengusulkan kampung Proklim sejak 2018, beberapa desa di Wonosobo pernah mendapat penghargaan Proklim.
Seperti trophy utama Proklim yang diperoleh Dusun Welahan Watumalang dan Dusun Kalimendong Leksono.
Sementara Dusun Blenderan Mojotengah juga telah mendapat penghargaan lestari.
Wonosobo disebut sebut menjadi ujung tombak dari Proklim di Jawa Tengah.
Hal ini dikarenakan konsen perhatian dari pemerintah terhadap Proklim yang luar biasa.
"Insya Allah tahun ini kami ajukan lagi, Bupati Afif sebagai pembina Proklim," terangnya.
Dalam Proklim ada 3 komponen yang dinilai.
Di antaranya kegiatan masyarakat terkait adaptasi, kegiatan masyarakat terkait mitigasi mengurangi perubahan iklim yang bisa terjadi, serta kelembagaan.
Christiyogo menambahkan, salah satu permasalahan yang dihadapi Wonosobo adalah perihal sampah.
Sampah menjadi sumber emisi yang harus dikurangi.
Persoalan sampah sebaiknya harus selesai dalam lingkup desa atau dusun.
Sehingga diharapkan Kampung Proklim di Wonosobo termasuk Dusun Kawista juga akan dapat mengelola sampah secara mandiri. (*)
Baca juga: Alhamdulillah, Realisasi PAD Jateng 2022 Lampaui Target
Baca juga: Viral Murid SD Muhammadiyah 4 Surabaya Kunjungi Jepang, Telan Biaya Hingga Rp 38 Juta
Baca juga: Jadwal Timnas Indonesia Vs Argentina di FIFA Matchday, Garuda Hadapi Tim Terkuat di Muka Bumi
Baca juga: Didatangi Lawyer Atta Halilintar, Istri Polisi Pembully Ameena Tak Takut