Wonosobo Hebat

Upaya Percepatan Penurunan Stunting, Pemkab Wonosobo Programkan Internalisasi Pengasuhan Balita

PEMKAB WONOSOBO
Suasana Internalisasi Pengasuhan Balita dalam Rangka Percepatan Penurunan Stunting kepada Masyarakat di Kabupaten Wonosobo, Rabu (21/6/2023). 

TRIBUNJATENG.COM, WONOSOBO - Metode penurunan angka stunting yang nilai lebih masif salah satunya dengan mengedepankan prinsip-prinsip pengembangan Anak Usia Dini Holistik-Integratif menjadi esensial. 

Utamanya melalui Internalisasi Pengasuhan Balita bagi kader Bina Keluarga Balita (BKB), sebagai pemberi layanan penyuluhan untuk orangtua dan anggota keluarga dalam mengasuh serta membina tumbuhkembang anak.

Terkait hal tersebut, Pemkab Wonosobo melaksanakan Internalisasi Pengasuhan Balita dalam Rangka Percepatan Penurunan Stunting kepada Masyarakat, Rabu (21/6/2023) di Hotel Kresna Wonosobo.

Kegiatan ini dilaksanakan melalui DPPKBPPPA Kabupaten Wonosobo yang difasilitasi BKKBN Jawa Tengah. 

Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat menyampaikan, salah satu permasalahan yang menjadi fokus negara adalah tingginya prevalensi stunting anak balita, termasuk di Kabupaten Wonosobo. 

Sehingga percepatan upaya penanganan stunting menjadi salah satu prioritas pada 2023. 

Baca juga: 29 Jemaah Calon Haji Tambahan Asal Wonosobo Diberangkatkan

Baca juga: Forum Konsultasi Publik Evaluasi Standar Pelayanan Setda Wonosobo Maksimalkan Pelayanan Publik

“Pencegahan stunting ini tentunya tidak bisa hanya dilakukan oleh Pemkab, tapi butuh peranan dan sinergi dari semua pihak."

"Kami mengapresiasi semua pihak terkait atas dukungan terhadap upaya dan langkah strategis penurunan serta pengentasan stunting di Kabupaten Wonosobo,” ungkapnya. 

Menurutnya, pembangunan kapasitas keluarga dalam pengasuhan menjadi aspek penting yang mutlak harus dilakukan. 

Pasalnya, dari keluarga berkualitas akan tercipta SDM yang berkualitas juga dalam mendukung masa depan bangsa.

Mengingat intervensi sangat menentukan dalam mengurangi prevalensi stunting.

Maka perlu dilakukan pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) atau dari anak umur 0 – 2 tahun. 

Praktik pengasuhan yang kurang baik, termasuk kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan, serta setelah melahirkan, menjadi penyebab utama tingginya angka stunting saat ini.

Baca juga: TMMD Sengkuyung Tahap II tahun 2023 Kodim 0707/Wonosobo Segera Berlangsung, Ini Lokasinya

Baca juga: Wisuda Sekolah Dikeluhkan Orang Tua, Disdikpora Wonosobo Atur Pelepasan Siswa

Bupati Afif berharap dengan terlaksananya internalisasi pengasuhan ini, secara tidak langsung dapat diikuti implikasi positif meningkatnya pemahaman dan peran para orangtua beserta anggota keluarga lainnya. 

"Untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak, khususnya pada 1.000 hari pertama kehidupan, yang secara simultan berdampak positif terhadap percepatan penurunan prevalensi stunting,” imbuhnya. 

Sementara itu, perwakilan BKKBN Jawa Tengah, Umi Lailatul menjelaskan, ini dilaksanakan dalam rangka memberikan informasi dan pemahaman kepada orangtua balita tentang pentingnya pengasuhan 1.000 hari pertama kehidupan dalam penurunan prevalensi stunting.

Ini menjadi salah satu program BKKBN provinsi yang dilaksanakan di setiap kabupaten/kota.

"Sebelumnya diawali kegiatan di provinsi, kemudian dilaksanakan di kabupaten."

"Saat ini dilaksanakan di Kabupaten Wonosobo dengan 110 peserta dari keluarga yang memiliki baduta, masyarakat, dan mitra terkait di wilayah,” jelasnya. 

Harapannya, melalui kegiatan ini akan meningkatkan pengetahuan keluarga yang memiliki baduta, masyarakat, dan mitra terkait mengenai percepatan penurunan stunting. 

Secara khusus juga untuk meningkatkan pembaharuan dan pendalaman informasi bagi masyarakat terkait percepatan penurunan stunting.

Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan perilaku masyarakat terkait tentang pengasuhan dan tumbuhkembang anak pada periode 1.000 hari pertama kehidupan agar terhindar dari stunting.

“Harapannya melalui pertemuan ini yang tidak tahu menjadi tahu, yang tahu menjadi mengerti dan yang mengerti bisa memahami dan menjelaskannya kepada masyarakat yang lain,” pungkasnya. (*)

Baca juga: Kapolres Kudus Bacakan Amanat Kapolri Terkait Percepatan Revitalisasi Satkamling, Berikut Katanya

Baca juga: Bank Indonesia Dorong Penggunaan QRIS pada Pelaku UMKM Pasar Seni Borobudur

Baca juga: 15 Mahasiswa Umku Lolos Program Pembinaan Wirausaha Kemendikbudristek 2023

Baca juga: Video PPDB di Kota Semarang Masih Diwarnai Ketidakpahaman Wali Murid Akan Sistem Online