Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Guru Berkarya

Menulis Teks Cerita Fantasi Lebih Mudah dengan “Kotak Imajinasi”

Penggunaan media “Kotak Imajinasi” dan model Problem Based Learning membuat pembelajaran lebih terstruktur dan membangkitkan rasa penasaran

Editor: galih permadi
Istimewa
Siti Lestari Handayani, S.Pd. - Guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Kedungwuni 

Siti Lestari Handayani, S.Pd.

Guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Kedungwuni

Menulis Teks Cerita Fantasi Lebih Mudah dengan “Kotak Imajinasi”

Menulis merupakan salah satu kemampuan yang harus dikuasai peserta didik, salah satunya menulis teks cerita fantasi. Teks cerita fantasi adalah teks yang berisi cerita imajinasi dan memiliki keajaiban atau kemustahilan di dalam ceritanya. Pembelajaran menulis teks cerita fantasi terdapat di dalam kurikulum 2013 kelas tujuh, yaitu KD 4.4 Menyajikan gagasan kreatif dalam bentuk cerita fantasi secara lisan dan tulis dengan memperhatikan struktur dan penggunaan bahasa. Pembelajaran menulis teks cerita fantasi juga terdapat pada kurikulum merdeka. Banyak peserta didik yang merasa kesulitan dalam menulis teks cerita fantasi, termasuk peserta didik kelas VIIB SMP Negeri 1 Kedungwuni.

Bagi peserta didik, menulis adalah kegiatan yang sulit dan membosankan. Seperti yang disampaikan Indriani (2022: 56) bahwa kemampuan peserta didik dalam menulis teks cerita fantasi masih rendah karena peserta didik kurang terpancing dalam mengeluarkan ide-ide dalam menulis. Selain itu, tantangan lain yang dihadapi guru yaitu penggunaan teknologi di dalam pembelajaran. Sering kali penggunaan teknologi dalam pembelajaran kurang tepat. Misalnya, peserta didik cenderung menyalin teks cerita fantasi dari internet sehingga kreativitas peserta didik tidak muncul dalam pembelajaran. Kebiasaan menyalin tugas dari internet juga membuat peserta didik tidak jujur dalam mengerjakan tugas.

Melihat permasalahan yang dihadapi peserta didik, penggunaan media pembelajaran sangat dibutuhkan untuk membantu peserta didik dalam menulis teks cerita fantasi. Guru memilih menggunakan media pembelajaran berbasis teknologi yang disebut “Kotak Imajinasi”. Di dalam “Kotak Imajinasi” terdapat beberapa tokoh, karakter, peristiwa ajaib, latar, serta objek yang bisa dipilih peserta didik. Melalui media “Kotak Imajinasi”, peserta didik akan lebih mudah menemukan ide dalam menulis teks cerita fantasi. Peserta didik tetap mendapatkan ruang untuk berimajinasi dengan mengembangkan pilihannya menjadi sebuah teks cerita fantasi yang utuh.

Guru dapat membuat media “Kotak Imajinasi” menggunakan aplikasi Macromedia Flash. Setelah itu, guru mengirim “Kotak Imajinasi” melalui grup Whatsapp, kemudian peserta didik mengunduh aplikasi tersebut melalui gawai. Peserta didik juga perlu mengunduh aplikasi pembaca flash, seperti Webgenie SWF Player atau yang lainnya untuk membuka “Kotak Imajinasi”. Setelah itu, peserta didik dapat memilih “Kotak Imajinasi”nya, membuat kerangka, kemudian mengembangkan kerangka tersebut menjadi sebuah teks cerita fantasi yang utuh.

Selain penggunaan media pembelajaran, penggunaan model pembelajaran juga sangat penting sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan terstruktur dan tidak menghabiskan waktu. Guru menerapkan model Problem Based Learning dalam pembelajaran menulis teks cerita fantasi. Model Problem Based Learning dapat meningkatkan proses pada aspek situasi belajar, peserta didik lebih fokus dalam pembelajaran, aktif, dan pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.

Penggunaan media “Kotak Imajinasi” dan model Problem Based Learning membuat pembelajaran lebih terstruktur dan membangkitkan rasa penasaran peserta didik sehingga peserta didik menjadi lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran. Peserta didik merasa terbantu dengan adanya berbagai pilihan tokoh, karakter, latar, peristiwa, dan objek yang disajikan di dalam “Kotak Imajinasi”. Peserta didik dapat menuangkan kreativitasnya dan tidak merasa bosan dalam menulis teks cerita fantasi. Oleh karena itu, dapat disimpulkan media “Kotak Imajinasi” dan model Problem Based Learning efektif meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menulis teks cerita fantasi. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved