Guru Berkarya
Penerapan Model TPS pada Pembelajaran IPS
Proses pembelajaran pada TPS berlangsung dari pemberian pertanyaan atau masalah, kemudian peserta didik berfikir mencari jawaban dari pertanyaan
Penerapan Model TPS pada Pembelajaran IPS
Martha Pradinaningrum, S.Pd
Guru SDN Muktiharo 02, Margorejo, Pati
Sesuai dengan Permendikbud No. 22 tentang Standar Proses yang menyebutkan bahwa proses pembelajaran harus laksanakan secara interaktif, menyenangkan, dan mampu mendorong peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan kesempatan peserta didik untuk mengembangkan kreatifitasnya sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan psikologis peserta didik. Salah satu muatan pembelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar adalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang mempelajari manusia dalam semua aspek kehidupan dan interaksinya dalam masyarakat. Seperti yang dijelaskan Trianto (2011:171) IPS adalah integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial.
Dari hasil observasi di SDN Muktiharjo 02 kelas V muatan pelajaran IPS KD. Menganalisis bentuk-bentuk interaksi manusia dengan lingkungan dan pengaruhnya terhadap pembangunan sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat Indonesia, sebagian besar peserta didik menganggap bahwa materi pada IPS yaitu materi hafalan. Serta pembelajaran guru masih konvensional yakni pembelajaran yang berpusat pada guru sehingga siswa menjadi pasif karena siswa hanya duduk menerima informasi, rendahnya aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dapat dilihat dari rendahnya interaksi baik dengan guru dalam mengajukan dan menjawab pertanyaan maupun interaksi antar siswa. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka diperlukan model pembelajaran kooperatif yang dapat meningkatkan keaktifan belajar peserta didik. Salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan adalah tipe Think-Pair-Share (TPS). TPS dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam mengingat suatu informasi dan peserta didik juga dapat belajar dari peserta didik lain serta saling menyampaikan idenya untuk didiskusikan sebelum disampaikan di depan kelas.
Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share, merupakan suatu pembelajaran kooperatif yang memberikan kepada peserta didik waktu untuk berfikir dan merespon. Hal ini menjadi faktor kuat dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam merespon pertanyaan serta menumbuhkan sikap saling membantu satu sama lain. Ada tiga langkah dalam model ini, antara lain : berfikir (think), berpasangan (pair), dan berbagi (share) (Indien, 2012).. Proses pembelajaran pada TPS berlangsung dari pemberian pertanyaan atau masalah, kemudian peserta didik berfikir mencari jawaban dari pertanyaan yang diberikan oleh guru. Peserta didik membentuk kelompok secara berpasangan. Peserta didik dapat mendiskusikan pertanyaan yang diberikan guru bersama pasangannya. Setelah berdiskusi dengan teman pasangannya, peserta didik dapat mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Model pembelajaran TPS, digunakan sebagai model pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan dalam pembelajaran IPS kelas V SDN Muktiharjo 02 karena semua peserta didik dilibatkan dalam kegiatan pembelajaran. Model pembelajaran TPS ini juga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik karena memberi kesempatan lebih kepada peserta didik untuk bekerja sendiri sekaligus bekerja sama dengan teman lainnya dan pembelajaran juga berlangsung dengan menyenangkan, sehingga peserta didik tertarik untuk mempelajari materi pelajaran. Kelas yang diberikan model TPS dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dalam memperhatikan penjelasan guru, aktif mengajukan pertanyaan, aktif menjawab pertanyaan, aktif dalam diskusi kelompok, aktif melakukan presentasi dan memberikan sumbangan respon kepada peserta didik lain, aktif mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
Melalui model pembelajaran TPS, penulis menyimpulkan bahwa keaktifan peserta didik dalam muatan pelajaran IPS kelas V KD. Menganalisis bentuk-bentuk interaksi manusia dengan lingkungan dan pengaruhnya terhadap pembangunan sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat Indonesia, di SDN Muktiharjo 02 dapat meningkatkan, sehingga hasil belajar IPS pada peserta didik meningkat. (*)
tribunjateng.com
Peningkatan Motorik Kasar melalui Metode Demonstrasi |
![]() |
---|
Metode Bercerita Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab Anak |
![]() |
---|
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis melalui Metode Eksperimen Berbasis Lingkungan |
![]() |
---|
Project Based Learning Strategi Meningkatkan Kreativitas Anak |
![]() |
---|
Peningkatan Budi Pekerti Anak melalui Metode Bercerita |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.