Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kesehatan

INI Jawaban Dinkes Kota Semarang Kala ODHIV Pesimis Program Three Zero HIV AIDS

Saat ini Dinkes Kota Semarang sedang melakukan percepatan test viralload untuk memberikan gambaran perkembangan pengobatan Orang dengan HIV (ODHIV).

Penulis: iwan Arifianto | Editor: deni setiawan
tribunjateng/dok
FOTO DOKUMENTASI- Aksi peringatan Hari HIV AIDS sedunia. 

Bukan hanya persoalan kelangkaan obat, penyilangan jenis obat juga menjadi masalah tersendiri bagi para ODHIV.

Penyilangan jenis obat  termasuk juga dari dampak kelangkaan.

Baca juga: Video Uniknya Kuliner Kue Lumpur Bakar Jajanan Tradisional Viral di Semarang

Semisal bulan ini ODHIV diberikan obat jenis A, ternyata jenis A langka di bulan berikutnya.

Maka di bulan tersebut ODHIV diberikan obat jenis B.

Bulan berikutnya kembali ke jenis obat A, begitu seterusnya.

Akibat penyilangan obat, ODHIV alami gejala pusing, ruam satu badan, kejang, dan lainnya.

"Padahal kondisi fisik tiap ODHIV berbeda."

"Penyilangan obat akan memberikan efek samping terhadap para ODHIV."

"Hal itu tidak dipikirkan oleh pemerintah," ujarnya.

Menurut Data SPEK-HAM, jumlah ODHIV di kota Semarang mencapai hampir 2 ribu orang.

Di antara ribuan ODHIV terdapat 100 anak-anak.

Kebutuhan obat mereka sebulan sebanyak satu botol, setiap botol berisi 30 butir sampai 60 botol.

Obat Antiretroviral (ARV) bagi penderita ODHIV dan orang dengan HIV AIDS (ODHA) banyak jenisnya di antaranya TLE, TLD, Duviral, Neviral dan lainnya.

"Harga paling murah sekira Rp 150 ribu sampai paling mahal Rp 2 juta," ucap Pendamping ODHA Semarang, Lutfi kepada Tribunjateng.com, Sabtu (24/6/2023).

Menurut Lutfi, kelangkaan obat jenis tersebut menyebabkan para ODHIV malas mengkonsumsi obat.

Mereka yang mulanya rajin mengkonsumsi menjadi malas, akhirnya menjadi pasien HIV lost to follow-up.

"Kami diminta oleh pemerintah untuk mengejar pasien lost follow-up, tetapi pemerintah sendiri tidak menyediakan obatnya," bebernya.

Dia menambahkan, program Three Zero HIV hanya akan berakhir sebagai slogan selama tidak dipenuhi dengan obat dan penunjang lainnya.

"Pemerintah ketika memang mencanangkan program harus sudah dibahas dan dirancang sematang mungkin."

"Termasuk kasus HIV yang tiap hari angkanya terus bertambah," imbuhnya. (*)

Baca juga: Ribuan Kader Ramaikan Puncak Harlah Ke-73 Fatayat NU di Stadion Manggala Krida Kedungwuni Pekalongan

Baca juga: Suami Selingkuh saat Istri Naik Haji, Keluarga Ngamuk hingga Gerebek Hotel Saat Asyik Berduaan

Baca juga: Program Lanjutan UKPACT Digelar, Bahas Pengembangan Sistem Angkutan Massal

Baca juga: USM Jadi Tuan Rumah KRI 2023, Peserta : Sangat Baik dalam Penyelenggaraannya

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved