Berita Kesehatan
INI Jawaban Dinkes Kota Semarang Kala ODHIV Pesimis Program Three Zero HIV AIDS
Saat ini Dinkes Kota Semarang sedang melakukan percepatan test viralload untuk memberikan gambaran perkembangan pengobatan Orang dengan HIV (ODHIV).
Penulis: iwan Arifianto | Editor: deni setiawan
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pemkot Semarang melalui Dinkes masih terus berupaya mewujudkan Three Zero HIV-AIDS.
Hal itu berdasarkan Permenkes Nomor 21 Tahun 2013 tentang Penanggulangan HIV-AIDS, program pengendalian HIV dikenal dengan three zero pada 2030.
Upaya yang dilakukan di antaranya layanan layanan tes dan layanan pengobatan HIV di malam hari (Lidya Dimari) dan Pelayanan Antar ARV Gratis (Layar Artis).
"Layanan Lidya Dimari dilakukan di 20 faskes," kata Kepala Dinkes Kota Semarang, M Abdul Hakam kepada Tribunjateng.com, Sabtu (24/6/2023) malam.
Baca juga: 11 Tim Lolos dari Fase City Selection Semarang Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2023
Pelayanan tersebut untuk menjangkau kelompok populasi kunci atau orang yang berisiko yang tidak dapat terlayani di waktu regular pagi sampai siang hari.
Mereka dapat melakukan test HIV, pengobatan maupun test Viralload di malam hari mulai Senin hingga Sabtu yang waktunya digilir bergantian setiap Puskesmas.
Seluruh Puskemas di Kota Semarang juga mempunyai layanan Layar Artis atau Pelayanan Antar ARV Gratis untuk menjangkau mereka yang kesulitan ambil obat karena keterbatasan waktu.
Semua dilakukan untuk mencegah agar tidak terjadi Lost to Follow Up (LFU).
"Dengan tidak adanya LFU, angka temuan dan kematian AIDS bisa ditekan," ucapnya.
Selain itu, saat ini tengah dilakukan percepatan test viralload untuk memberikan gambaran perkembangan pengobatan Orang dengan HIV (ODHIV).
Dengan semakin banyaknya ODHIV yang tersupresi viralloadnya maka akan semakin minim penularannya.
Pihaknya juga memperbanyak skrining hingga kini telah mencapai 20.113 orang.
Kemudian memperluas layanan tes menjadi 62 faskes, memperluas layanan Perawatan Dukungan Pengobatan (PDP) di 53 faskes.
Melakukan layanan inovasi layanan test HIV dan faskes PDP ada di seluruh kecamatan di Kota Semarang.
Peningkatan kuantitas dan kualitas layanan diharapkan akan mampu mendeteksi HIV sejak dini sehingga tidak terjadi penularan.
"Dengan tidak terjadinya penularan diharapkan tidak muncul kasus baru HIV," paparnya.
Baca juga: Cerita Penjual Kambing dan Sapi Kurban Dadakan di Ungaran Kabupaten Semarang, Keluhkan Sepi Pembeli
Penemuan Kasus HIV-AIDS baru di Kota Semarang hingga 20 Juni 2023 adalah 232 kasus HIV baru dan 20 kasus AIDS baru.
Temuan ini cenderung menurun dibanding 2022.
"2023 masih ditemukan 1 penderita AIDS meninggal," imbuhnya kepada Tribunjateng.com, Sabtu (24/6/2023).
Dinkes juga melakukan survei anti stigma pada 177 kelurahan di Kota Semarang serta melakukan penyuluhan HIV-AIDS secara berkala di setiap wilayah kelurahan.
Dari survei yang dilakukan pada 2023 masih ditemukan 56 persen responden masih mendapatkan stigma.
Pihaknya lantas melakukan beberapa upaya untuk menekan stigma terhadap ADHIV dan ODHA.
Di antaranya model penyuluhan tidak hanya menggunakan pola lama dengan pertemuan tetapi juga melalu podcast, medsos, penyuluh keliling di tempat tempat umum, maupun dengan menhadirkan ODHIV yang sudah open status untuk testimoni.
"Hal tersebut dilakukan agar tingkat pengetahuan tentang HIV meningkat dan tingkat stigma menurun," imbuhnya.
Upaya-upaya yang telah dilakukan dalam pengendalian HIV-AIDS juga dilakukan integrasi program HIV dengan lintas sektor terkait.
Di antaranya dengan LSM-LSM Peduli HIV-AIDS, Dinas Sosial, Kesra, Satpol, Dinas Pariwisata DP3A, PKK, FKK, WPA dalam penjangkauan dan pendampingan ODHIV.
"Semua bergerak bersama maupun secara kelembagaan masing masing sesuai tupoksinya," terangnya.
Dia berharap, three zero pada 2030 tercapai dengan tujuan menurunkan hingga meniadakan infeksi baru (zero new infection).
Menurunkan hingga meniadakan kematian terkait (zero AIDS Related Death).
"Serta tidak adanya tindakan diskriminasi dan stigma terhadap penderita HIV/AIDS (Zero Discrimination)," ujarnya.
Baca juga: Inilah Identitas Pengendara Vario Tewas Kecelakaan di Jalan Woltermonginsidi Semarang
ODHIV Pesimis Three Zero
Diberitakan sebelumnya, para orang dengan HIV (ODHIV) memandang pesimis target Three Zero di kota Semarang.
Program Three Zero merupakan program pemerintah dengan tujuan Indonesia bebas AIDS 2030 yang berarti tidak ada kasus baru, tidak ada kematian karena AIDS, dan tidak ada stigma dan diskriminasi.
Sayangnya, program itu di kota Semarang masih jauh panggang daripada api.
Menurut para ODHIV di Kota Semarang, target tersebut mustahil dilakukan bilamana kelangkaan obat acapkali terjadi.
"Target itu tidak realistis."
"Pemerintah tidak totalitas dalam penanganan HIV AIDS."
"Cuma slogan Three Zero yang disuarakan, lantas pencegahan penangan dan pengobatannya?" terang Paralegal Officer Solidaritas Perempuan untuk Kemanusiaan dan Hak Asasi Manusia (SPEK-HAM), Nurul Safaatun, Sabtu (24/6/2023).
Dia menilai, kinerja pemerintah di lini pencegahan dan penanganan HIV sudah lumayan baik.
Hanya saja, di bagian pengobatan terhitung buruk.
Hal itu tampak pada seringnya kelangkaan obat bagi ODHIV masih sering terjadi.
"Bahkan, masih ada saling lempar tanggung jawab," ucapnya.
Kondisi tersebut paling parah terjadi pada Juni 2023.
Waktu itu, permintaan sebanyak 300 botol obat HIV yang tersedia hanya 18 botol.
"Imbasnya akibat kelangkaan ODHIV sudah tidak minum obat lagi," paparnya.
Bukan hanya persoalan kelangkaan obat, penyilangan jenis obat juga menjadi masalah tersendiri bagi para ODHIV.
Penyilangan jenis obat termasuk juga dari dampak kelangkaan.
Baca juga: Video Uniknya Kuliner Kue Lumpur Bakar Jajanan Tradisional Viral di Semarang
Semisal bulan ini ODHIV diberikan obat jenis A, ternyata jenis A langka di bulan berikutnya.
Maka di bulan tersebut ODHIV diberikan obat jenis B.
Bulan berikutnya kembali ke jenis obat A, begitu seterusnya.
Akibat penyilangan obat, ODHIV alami gejala pusing, ruam satu badan, kejang, dan lainnya.
"Padahal kondisi fisik tiap ODHIV berbeda."
"Penyilangan obat akan memberikan efek samping terhadap para ODHIV."
"Hal itu tidak dipikirkan oleh pemerintah," ujarnya.
Menurut Data SPEK-HAM, jumlah ODHIV di kota Semarang mencapai hampir 2 ribu orang.
Di antara ribuan ODHIV terdapat 100 anak-anak.
Kebutuhan obat mereka sebulan sebanyak satu botol, setiap botol berisi 30 butir sampai 60 botol.
Obat Antiretroviral (ARV) bagi penderita ODHIV dan orang dengan HIV AIDS (ODHA) banyak jenisnya di antaranya TLE, TLD, Duviral, Neviral dan lainnya.
"Harga paling murah sekira Rp 150 ribu sampai paling mahal Rp 2 juta," ucap Pendamping ODHA Semarang, Lutfi kepada Tribunjateng.com, Sabtu (24/6/2023).
Menurut Lutfi, kelangkaan obat jenis tersebut menyebabkan para ODHIV malas mengkonsumsi obat.
Mereka yang mulanya rajin mengkonsumsi menjadi malas, akhirnya menjadi pasien HIV lost to follow-up.
"Kami diminta oleh pemerintah untuk mengejar pasien lost follow-up, tetapi pemerintah sendiri tidak menyediakan obatnya," bebernya.
Dia menambahkan, program Three Zero HIV hanya akan berakhir sebagai slogan selama tidak dipenuhi dengan obat dan penunjang lainnya.
"Pemerintah ketika memang mencanangkan program harus sudah dibahas dan dirancang sematang mungkin."
"Termasuk kasus HIV yang tiap hari angkanya terus bertambah," imbuhnya. (*)
Baca juga: Ribuan Kader Ramaikan Puncak Harlah Ke-73 Fatayat NU di Stadion Manggala Krida Kedungwuni Pekalongan
Baca juga: Suami Selingkuh saat Istri Naik Haji, Keluarga Ngamuk hingga Gerebek Hotel Saat Asyik Berduaan
Baca juga: Program Lanjutan UKPACT Digelar, Bahas Pengembangan Sistem Angkutan Massal
Baca juga: USM Jadi Tuan Rumah KRI 2023, Peserta : Sangat Baik dalam Penyelenggaraannya
tribunjateng.com
tribun jateng
Semarang
Dinkes Kota Semarang
Moh Abdul Hakam
Permenkes Nomor 21 Tahun 2013
Three Zero HIV-AIDS
Running News
Pemkot Semarang
Pelayanan Antar ARV Gratis
ODHIV
Nurul Safaatun
Pendamping ODHA Semarang
Dokter Spesialis Syaraf di Banyumas Ini Ungkap Manfaat Terapi Sel Punca bagi Pasien Stroke |
![]() |
---|
10 Kelainan Sex Parafilia yang Bisa Diidap Pria dan Wanita: Puas Dilakban |
![]() |
---|
5 Manfaat Padel, Olahraga Seru yang Sedang Hits: Harus Punya Skill Tenis? |
![]() |
---|
7 Buah Cepat Naikkan Gula Darah, Terlihat Sehat tapi Penderita Diabetes Wajib Waspada |
![]() |
---|
Apa Itu Febris, GEA dan Abdominal Pain? Penyakit Dara Arafah Bocor: Kok Bisa Ya Dibilang Cuma? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.