Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jateng

2 Kasus Besar Ini Belum Diungkap Polisi, Termasuk Misteri Pembunuhan Iwan Boedi ASN Semarang

Di antaranya kasus Pembunuhan PNS Semarang Iwan Boedi tahun 2022 dan kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jawa Barat tahun 2021

Editor: muslimah
Istimewa
Iwan Budi PNS Kota Semarang dikabarkan hilang 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Peneliti Pusat Kajian Militer dan Kepolisian (Puskampol) Andy Suryadi mengingatkan kepolisian terhadap kasus-kasus yang belum terungkap menjelang HUT Ke-77 Bhayangkara.

Di antaranya kasus Pembunuhan PNS Semarang Iwan Boedi tahun 2022 dan kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jawa Barat tahun 2021.

"Era Kapolri Jenderal Listyo Sigit masih ada pekerjaan rumah yang belum beres, seperti pembunuhan Iwan Boedi Semarang dan kasus Subang," ucapnya, Jumat (30/6).

Ia menilai, bilamana kasus tersebut tidak sampai terungkap tentu akan menjadi beban sejarah bagi kepolisian.

Bahkan, bisa melekat di kapolri maupun kapolda yang menjabat pada era tersebut.

Baca juga: Polah Harno yang Inses dengan Anaknya, Awalnya Megang-megang Doang

Baca juga: Tepat di Hari Ulang Tahunnya, Gober Diantar Warga Kantor Polisi, Perangkat Desa: Dia Meresahkan

"Dengan sisa waktu yang ada, Pak Kapolri bisa mencurahkan perhatian khusus dan penuh untuk kasus-kasus itu," paparnya.

Pihaknya tak memungkiri pada era Kapolri sebelumnya terdapat pula kasus besar yang tidak terungkap, di antaranya pembunuhan kasus mahasiswa UI pada tahun 2015.

"Kasus-kasus yang tidak tuntas menjadi noktah sejarah," bebernya.

Lepas dari hal itu, Andy menyebut, masih terdapat sisi positif dari lembaga Bhayangkara.

Menurutnya, masih ada anggota yang mengabdi kepada masyarakat dengan sepenuh hati. Hanya saja, mereka kadangkala jauh dari sorotan kamera.

"Banyak anggota yang masih tetap mengabdi di masyarakat, persoalannya kegiatan positif anggota dianggap kurang memiliki nilai berita," katanya.

Oleh karena itu, butuh upaya keras dari humas polri untuk mengunggah para anggota tersebut. Hal itu dilakukan untuk mengimbangi hal-hal buruk Polri dengan berita baik karena masih banyak polisi yang baik berjuang mati-matian mengabdi di masyarakat.

"Ini tantangan bagi Humas Polri di setiap wilayah,"

Meskipun dalam upaya tersebut tentu akan ada dua stereotipe yang melekat, yakni pencitraan dan riya.

"Perlu kerja-kerja kreatif Humas di Kepolisian dengan membuat sesuatu proporsional ada baik dan buruknya yang sama-sama di-blow up," tuturnya. (iwn)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved