Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Penyebab Warga Jabungan Semarang Krisis Air Bersih saat Kemarau

Ratusan warga di Kelurahan Jabungan, Banyumanik, Kota Semarang hampir dua bulan ini mengalami krisis air bersih.

Penulis: iwan Arifianto | Editor: rival al manaf
Capt foto / dok warga.
Seorang nenek sedang mengangsu air bersih di Masjid Al-Hidayah untuk memenuhi kebutuhan air bersih layak konsumsi di Jabungan, Banyumanik, Kota Semarang, Sabtu (1/7/2023). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Ratusan warga di Kelurahan Jabungan, Banyumanik, Kota Semarang hampir dua bulan ini mengalami krisis air bersih.

Mereka terpaksa mengangsu air  bersih ke Masjid Al-Hidayah sebab di lokasi tersebut menjadi sumber satu-satunya air bersih layak konsumsi.

Kondisi itu terjadi setiap tahun lantaran dua hal yakni kemarau panjang dan sumur bor dari Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) ternyata tak layak konsumsi.

Ketua RT 2 RW 3 Jabungan, Bambang mengatakan, warganya alami kekurangan air bersih lantaran kekeringan atau kemarau panjang sehingga  debit sumber air bersih dari pegunungan minim.

Kondisi itu, biasanya terjadi setahun sekali pada periode pertengahan tahun. 

"Ditambah Pamsimas yang dibangun satu setengah tahun lalu airnya tak layak konsumsi," ucapnya kepada Tribun, Sabtu (1/7/2023).

Kondisi paling terdampak dari krisis air bersih di Jabungan terutama terjadi di RT 2 dan RT 3, RW 3.

Di lokasi tersebut ada sekira 120 KK dengan kurang lebih 500 jiwa. 

Mereka harus mengambil air di masjid menggunakan jerigen atau membeli isi ulang air galon.

"Saya pribadi kalo antrean di masjid panjang lebih memilih beli. Sehari habis satu galon harga Rp4 ribu buat masak dan minum," katanya.

Sumber air layak konsumsi yang diandalkan warga berasal dari sendang Gunung Tugel yang disalurkan lewat pipa ke tandon yang berada di Masjid setempat.

Warga memang tak dapat dipisahkan dari sumber air pegunungan tersebut yang telah dibangun sejak tahun 1994.

Mereka terbiasa mengkonsumsi air untuk minum dan masak.

"Sayangnya, air dari gunung Tugel debitnya kecil," ujarnya.

Hadirnya program Pamsimas tak banyak membantu.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved