Guru Berkarya
Perkembangan dan pertumbuhan siswa sebagai individu sangat dipenagruhi oleh pendidikan.
Karenanya guru sangat perlu memperhatikan pengalaman dan pengetahuan siswa yang didapatinya dalam kehidupan sehari-hari.
Ulfiyatun, S.Pd
SMA N 1 Randudongkal Kabupaten Pemalang
Perkembangan dan pertumbuhan siswa sebagai individu sangat dipenagruhi oleh pendidikan.
Guru bertanggungjawab untuk mengembangkan bakat dan kemampuan secara optimal sehingga siswa dapat mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya sesuai kebutuhan pribadi dan masyarakat. Dalam rangka mewujudkan proses pembelajaran bahasa Indonesia yang lebih bermakna dengan hasil yang tinggi, guru sebagai pendidik harus kreatif dan inovatif dalam mengembangkan model pembelajaran.
Pengembangan model pembelajaran menjadi tugas penting dalam pembelajaran. Guru dapat memanfaatkan pembelajaran kooperatif yang memaksimalkan tugas siswa. Salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat dimanfaatkan yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS). Pembelajaran model TPS sangat menekankan tumbuhnya aktivitas dan interaksi di antara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran demi tercapainya prestasi yang optimal. Think-Pair-Share atau berfikir berpasangan berbagi merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. TPS menghendaki siswa bekerja saling membantu dalam kelompok kecil dan lebih dirincikan oleh penghargaan kooperatif, dari pada penghargaan individual. TPS digunakan untuk mengajarkan isi akademik atau untuk mengecek pemahaman siswa terhadap isi tertentu. Guru menciptakan interaksi yang dapat mendorong rasa ingin tahu, ingin mencoba, bersikap mandiri, dan ingin maju. Guru memberi informasi, hanya informasi yang mendasar saja, sebagai dasar pijakan bagi siswa dalam mencari dan menemukan sendiri informasi lainnya. Atau guru menjelaskan materi dengan mengaitkannya dengan pengalaman dan pengetahuan anak sehingga memudahkan mereka menanggapi dan memahami pengalaman yang baru bahkan membuat siswa mudah memusatkan perhatian. Karenanya guru sangat perlu memperhatikan pengalaman dan pengetahuan siswa yang didapatinya dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, titik pusat (fokus) dapat tercipta melalui upaya merumuskan masalah yang hendak dipecahkan, merumuskan pertanyaan yang hendak dijawab, atau merumuskan konsep yang hendak ditemukan. Dalam upaya itu, SMA N 1 Randudongkal Kabupaten Pemalang materi bahasa Indonesia Menganalisis Struktur dan Kebahasaan Teks Eksplanasi menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS. Strategi TPS dimaksudkan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional seperti resitasi, dimana guru mengajukan pertanyaan kepada seluruh siswa dan siswa memberikan jawaban setelah mengangkat tangan dan ditunjuk. Strategi ini menantang asumsi bahwa seluruh resitasi dan diskusi perlu dilakukan di dalam lingkungan seluruh kelompok. Penerapan model pembelajaran TPS diharapkan siswa dapat mengembangkan keterampilan berfikir dan menjawab dalam komunikasi antara satu dengan yang lain, serta bekerja saling membantu dalam kelompok kecil. Hal ini sesuai dengan pengertian dari model pembelajaran Think-Pair-Share itu sendiri, yaitu pembelajaran yang memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri dan bekerjasama dengan orang lain. Dalam hal ini, guru sangat berperan penting untuk membimbing siswa melakukan diskusi, sehingga terciptanya suasana belajar yang lebih hidup, aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
Belajar dengan kelompok kecil dan didampingi oleh guru memang sangat efektif dilakukan. Grup diskusi mampu meningkatkan minat belajar siswa. Sejalan itu, mardinata (2018: 26) mengatakan bahwa belajar dalam kelompok kecil mampu meningkatkan prestasi belajar siswa.
Dengan demikian jelas bahwa melalui model pembelajaran Think-Pair-Share, siswa secara langsung dapat memecahkan masalah, memahami suatu materi secara berkelompok dan saling membantu antara satu dengan yang lainnya. Membuat kesimpulan (diskusi) serta mempresentasikan di depan kelas sebagai salah satu langkah evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. (*)
Peningkatan Motorik Kasar melalui Metode Demonstrasi |
![]() |
---|
Metode Bercerita Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab Anak |
![]() |
---|
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis melalui Metode Eksperimen Berbasis Lingkungan |
![]() |
---|
Project Based Learning Strategi Meningkatkan Kreativitas Anak |
![]() |
---|
Peningkatan Budi Pekerti Anak melalui Metode Bercerita |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.