Wonosobo Hebat

Songsong Hari Jadi ke-198 Kabupaten Wonosobo, 184 Jamban Helikopter di Kalikajar Dihancurkan

Istimewa/Dok Diskominfo Wonosobo 
Suasana acara kirab panji dan pusaka, rangkaian prosesi hari jadi ke-198 Kabupaten Wonosobo di Kecamatan Kalikajar Wonosobo, Selasa (11/7/2023).  

TRIBUNJATENG.COM, WONOSOBO - Kirab panji dan pusaka dalam rangka rangkaian prosesi hari jadi ke-198 Kabupaten Wonosobo juga digelar di Kecamatan Kalikajar Wonosobo, Selasa (11/7/2023).
 
Acara dilanjutkan dengan Jagong Budaya sekaligus Deklarasi ODF di Balai Desa Kedalon, Kalikajar Wonosobo.

Dalam kesempatan tersebut, Wakil Bupati Wonosobo, Muhammad Albar menyampaikan, upacara Kirab Panji dan Pusoko Projo di desa/kelurahan se-Kabupaten Wonosobo.

Ikrar ini memiliki makna handarbeni dan hanyengkuyung bangkitnya rasa cinta yang besar, bergerak dengan penuh semangat melestarikan budaya. 

Lebih lanjut, terkait deklarasi ODF, Wabup Albar menegaskan, dengan sinergi dan kolaborasi yang tepat akan membawa kabupaten Wonosobo keluar dari zona kemiskinan ekstrem dan stunting. 

Bagi Pemkab Wonosobo, kesehatan masyarakat merupakan prioritas dan inti dari capaian keberhasilan pembangunan yang ada.

“Tanpa kesehatan, upaya untuk mewujudkan ekonomi yang berkeadilan, berdaya saing dan inovatif di Kabupaten Wonosobo tidak akan terwujud.  Kita ingin Wonosobo menjadi kabupaten terhormat, maka stunting dan kemiskinan ekstrem perlu kita atasi secara bersama-sama,” tegasnya.

Baca juga: Mengenal Prosesi Wisuda Penari Lengger di Dusun Giyanti Wonosobo

Baca juga: Kita Institute Wonosobo Ajak Organisasi Sipil Genjot Partisipasi dalam Pembangunan Daerah

Wabup Albar berharap, gelaran budaya bukan hanya sebagai sarana hiburan saja, tapi juga menjadi media untuk menanamkan rasa nasionalisme dan cinta tanah air.

Sementara itu, Camat Kalikajar Subagyo Agus Budi Mulyono menegaskan, masyarakat Kalikajar berkomitmen untuk tidak ada lagi jamban helikopter atau membuang air besar sembarangan.

Untuk itu, bersamaan dengan kirab panji juga dilaksanakan Deklarasi ODF, karena dinilai efektif sebagai sarana sosialisasi kepada masyarakat.

“Alhamdulilah, dalam kurun waktu 2 bulan terakhir kami sudah menghancurkan jamban helikopter kurang lebih 184 buah di 18 desa dan 1 kelurahan,” ungkapnya.

Subagyo berharap, momentum ini semakin mendekatkan masyarakat dengan pejabatnya, karena tidak boleh ada jarak di antara keduanya.

"Kalau kerukunan dan keguyuban bisa dijunjung maka kesejahteraan itu akan lebih cepat terwujud," tandasnya. (ima)