Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

guru berkarya

Discovery Learning untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA

Tujuan penggunaan metode, sumber belajar dan media yaitu untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA.

Editor: galih permadi
IST
Masrurotun, S.Pd.SD., Guru SDN Lumbungmas 01, Kecamatan Pucakwangi, Kabupaten Pati 

Oleh: Masrurotun, S.Pd.SD. Guru SDN Lumbungmas 01, Kecamatan Pucakwangi, Kabupaten Pati

Tujuan penggunaan metode, sumber belajar dan media yaitu untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA. Discovery learning adalah metode belajar yang mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan dan menarik kesimpulan dari prinsip-prinsip umum praktis contoh pengalaman. Bruner berpendapat bahwa pada discovery learning siswa mengorganisasi bahan yang dipelajari dengan suatu bentuk akhir. Belajar penemuan adalah belajar yang terjadi sebagai hasil dari siswa memanipulasi, membuat struktur dan mentransformasikan informasi sedemikian sehingga ia menemukan informasi baru. Dalam belajar penemuan, siswa dapat membuat perkiraan, merumuskan suatu hipotesis dan menemukan kebenaran dengan menggunakan proses induktif atau proses dedukatif, melakukan observasi dan membuat ekstrapolasi (Hosnan, 2014:281).

Pembelajaran discovery learning adalah suatu model yang mengembangkan cara belajar siswa aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan, tidak akan mudah dilupakan siswa. Dengan belajar penemuan, anak juga bisa belajar berpikir analisis dan mencoba memecahkan sendiri problem yang dihadapi. Kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan demikian metode discovery learning adalah sistem belajar mengajar dimana guru menyajikan bahan pelajaran tidak dalam bentuknya final tetapi peserta didik yang diberi peluang untuk mencari dan menemukannya sendiri dengan mempergunakan teknik pendekatan pemecahan masalah.

Ciri utama belajar menemukan yaitu  pertama mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan, menggabungkan dan menggeneralisasi pengetahuan. Kedua,  berpusat pada siswa. Ketiga, menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada.

Adapun kelebihan dari metode discovery learning yaitu pertama membantu peserta didik untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan dan proses kognitif. Kedua, dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah (problem solving). Ketiga,  pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan dan tranfer. Keempat, memungkinkan peserta didik berkembang dengan cepat dan sesuai dengan kecepatannya sendiri. Kelima, menyebabkan peserta didik mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan melibatkan akalnya dan motivasi sendiri. Keenam, membantu peserta didik memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya. Ketujuh, berpusat pada peserta didik.  Kedelapan, membantu peserta didik menghilangkan skeptisme (keragu-raguan) karena mengarah pada kebenaran yang final dan tertentu atau pasti. Kesembilan, peserta didik akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik. Kesepuluh, membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru. Kesebelas, mendorong peserta didik berpikir intuisi. Kedua belas, situasi proses belajar menjadi lebih terangsang. Ketiga belas, menimbulkan rasa tenang pada peserta didik, karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan berhasil.

Sebelum menggunakan metode discovery learning proses pembelajaran di dalam kelas kurang menarik, sehingga hasil belajar siswa masih rendah. Proses pembelajaran IPA lebih ditekankan pada pendekatan keterampilan proses, sehingga siswa dapat menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep, teori-teori dan sikap ilmiah siswa itu sendiri yang akhirnya dapat berpengaruh positif terhadap kualitas proses pendidikan maupun produk pendidikan.

 Melalui metode discovery learning ini, siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan berlangsung menyenangkan. Hal ini meningkatkan hasil belajar siswa kelas V dalam materi memahami sifat-sifat cahaya. Terbukti setelah dilaksanakan evaluasi, terjadi peningkatan perolehan yang signifikan dengan ketuntasan klasikal 100 persen, berarti seluruh siswa telah mencapai KKM.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved