Breaking News
Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Klaten

Jejak Kelam Kampung Siluman di Klaten, Cuma Berjarak 5 Kilometer Dari Puncak Gunung Merapi

Siapa sangka di Kabupaten Klaten terdapat Kampung Siluman, jaraknya sekitar 5 Kilometer dari puncak Gunung Merapi.

Editor: raka f pujangga
TribunSolo.com / Zharfan Muhana
Bukit yang diyakini sebagai bekas kampung yang terkena erupsi Gunung Merapi tahun 1930. Kampung itu kini dikenal sebagai sebutan Kampung Siluman. 

TRIBUNJATENG.COM, KLATEN - Siapa sangka di Kabupaten Klaten terdapat Kampung Siluman.

Kampung Siluman itu merupakan julukan untuk kampung yang di wilayah Kemalang, Kabupaten Klaten.

Hampir 1 abad kawasan Kampung Siluman tidak lagi ada penduduknya, tepatnya setelah erupsi Gunung Merapi tahun 1930. 

Baca juga: Kisah Siluman Rubah Berkaki 9 yang Menjelma Wanita Cantik dan Seksi Terkurung dalam Batu Vulkanik

Di kawasan tersebut pun kini tumbuh subur pohon pinus dan rerumputan liar. 

Lokasi Kampung Siluman itu juga dimanfaatkan warga sekitar sebagai lokasi mencari pakan ternak.

Seperti yang disampaikan salah seorang tokoh RT 016, Jenarto atau akrab dipanggil Jack.

"Saat ini warga sekitar bergantung bekas kampung (Siluman) itu, sekarang dimanfaatkan mencari rumput," ujar Jack kepada TribunSolo.com, Rabu (26/7/2023).

Lokasi Kampung Siluman sendiri masuk ke dalam wilayah Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM), di wilayah Kemalang, Kabupaten Klaten.

Jarak kampung tersebut berjarak sekitar 5 Km dari puncak Gunung Merapi, sementara dengan desa terdekat kurang lebih 700 meter.

Sebelumnya kampung tersebut di huni oleh warga, namun pada tahun 1930, kampung tersebut terdampak erupsi.

"Lalu ada erupsi tahun 1930, kampung tersebut kena. Sehingga ditinggal warga ke Deles, Ngemplak, dan Butuh Kulon," paparnya.

Di kampung Siluman sendiri masih ditemui makam dan bekas jejak pekarangan rumah.

"Disana masih ada makam dan beberapa jejak pekarangan rumah," ungkapnya.

"Ada 3 gundukan makam, dan lahan pekarangan," imbuhnya.

Adapula batu-batu berjajar sebagai pagar, namun karena lahan dimanfaatkan warga sebagian sudah tidak ada.

Halaman
12
Sumber: Tribun Solo
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved