Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Penambang Emas Banyumas Terjebak

FAKTA BARU : 20 Sumur Tambang Emas Ilegal Di Banyumas Ditutup

Kapolresta Banyumas, Kombes Pol Edy Suranta mengatakan telah berkoordinasi dengan Forkompinda untuk menutup sumur-sumur tersebut.

Permata Putra Sejati
Upaya evakuasi delapan orang penambang emas yang terjebak di dalam Tambang Emas Rakyat, di Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Rabu (26/7/2023). 

TRIBUNJATENG.COM,BANYUMAS -- Puluhan sumur tambang emas di wilayah Kabupaten Banyumas ditutup.

Kapolresta Banyumas, Kombes Pol Edy Suranta mengatakan telah berkoordinasi dengan Forkompinda untuk menutup sumur-sumur tersebut. Nantinya sumur-sumur itu akan dilakukan pembongkaran.

"Ada sekitar 20 an sumur. Semuanya tambang emas," tuturnya saat ditemui di lapangan Simpang Lima Semarang, Senin (31/7/2023).

Terkait evakuasi delapan penambang, kata dia saat ini masih berlanjut. Evakuasi memasuki hari keenam.

"Sesuai SOP Basarnas operasi evakuasi dilakukan selama tujuh hari," ujarnya.

Ia mengatakan Polresta Banyumas akan melakukan pengawasan secara terus menerus terhadap sumur-sumur ilegal. Hal itu telah dirapatkan dengan forkompinda.

" Tujuannya agar hal ini tidak terulang lagi," tandasnya.

Pihak keluarga sudah ikhlas apapun hasil pencarian.

Kedelapan perwakilan keluarga penambang di Banyumas yang terjebak di lubang galian Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Banyumas menyadari sulitnya evakuasi.

Di hari kelima, Basarnas sudah melakukan berbagai upaya agar dapat mengevakuasi penambang dalam keadaan apapun.

Tapi kenyataan di lapangan begitu sulit.

Kades Sukasari, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Akhiar Suryadi yang menjadi perwakilan keluarga korban mengatakan sudah rela dan ikhlas.

"Terima kasih kepada semua yang terlibat seperti Basarnas, Bupati dan Polres atas perjuangan evakuasi, terima kasih.

Kami keluarga sudah ikhlas ketika korban tidak terangkat atau evakuasi," jelasnya kepada Tribunbanyumas.com, Minggu (30/7/2023).

Ia mengatakan sudah ikhlas dengan terima kasih atas perjuangan Basarnas tim gabungan lima hari ini.

"Takdir keluarga seperti ini.

Tapi kalau perjuangan tetap diusahakan," katanya.

Sementara itu, Kades Cisarua, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Samid  mengakui sudah lima hari  melakukan evakuasi tapi sulit.

"Sekarang sudah lima hari. 

Saudara kami kalau tidak terangkat apa daya.

Kami sudah ikhlas dan ridho dan yang tahu adalah yang maha kuasa. Kalau bisa dievakuasi adalah keajaiban," katanya.

Kepala Kantor SAR Cilacap selaku SAR Mission Coordinator (SMC), Adah Sudarsa mengatakan kedatangan keluarga di lokasi agar menerima penjelasan secara detail bagaimana kerja Basarnas.

"Kita datangkan keluarga agar tahu bagaimana kondisinya.

Operasi SAR sudah semaksimal mungkin dan koordinasi segala pihak.

Segala macam masukan kita evaluasi. Memang medannya berat," jelasnya.

Pihaknya mengatakan susahnya evakuasi bukan berarti SAR lemah, tetapi lebih kepada daya dan upaya sudah dilakukan.

"Kalau kita masuk lubang akan membahayakan penolongnya nanti.

Ada titik longsor yang juga bahaya.

Sisa dua hari, kita tetap berusaha sesuai SOP 7 hari pencarian dan evakuasi," jelasnya.

Pihaknya mengatakan kondisi terjebak dan terendam 5 hari hanya mukjizat yang dapat menyelamatan.

Kondisi Tanah Labil, Tim SAR Tunda Operasikan Eskavator dalam Pencarian 8 Penambang Emas di Banyumas

Evakuasi hari kelima delapan penambang di Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas yang masih terjebak, Minggu (30/7/2023). Tim SAR Gabungan tunda turunkan alat berat eskavator dalam evakuasi delapan penambang. (IST)
 
Tim SAR Gabungan tunda turunkan alat berat eskavator dalam evakuasi delapan penambang di Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas yang masih terjebak, Minggu (30/7/2023).

Operasi pencarian fokus dengan pengeringangan sumur-sumur galian tambang di sekitar lokasi menggunakan pompa air berkapasitas besar.

Kepala Kantor SAR Cilacap selaku SAR Mission Coordinator (SMC), Adah Sudarsa mengatakan, rencananya menurunkan alat berat excavator untuk menggali dan mengurangi debit air dalam sumur tambang ditunda. 

Hal itu dilakukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan teknis di lapangan.

"Kemarin ada perubahan yang semula kita sudah mendatangkan excavator, namun dari pertimbangan-perimbangan teknis yang kita dapat dari unsur terkait. 

Makanya hari ini kita akan merencanakan melakukan pembendungan sungai yang ada di aliran atas," ujar Adah kepada Tribunbanyumas.com.

Adah menjelaskan keputusan perubahan rancana tersebut diambil melalui berbagai pertimbangan dan evaluasi yang dirundingkan bersama stakeholder baik TNI Polri.

Maka dari itu upaya menunda menurunkan alat berat menjadi salah satu pertimbangan tersebut. 

Adapun upaya selanjutnya adalah dengan melakukan pembendungan aliran sungai dan mengalihkannya ke tempat lain. 

"Kami berharap dengan kondisi tersebut, sumber-sumber air yang masuk ke sumur sumur galian agak berkurang," katanya.

Hari kelima ini, progres penyedotan air di sumur-sumut galian sudah berkurang signifikan. 

Namun Adah mengungkapkan pihaknya masih membutuhkan pompa-pompa air berkapasitas besar mengurangi debit air.

"Kami masih membutuhkan pompa-pompa air kapasitas besar sehingga kami berharap semakin banyak pompa air kapasitas besar untuk bisa mengurangi debit air lebih cepat," terangnya. 

Sementara itu Kepala Laboratorium dan Peralatan DPU Banyumas, Ikbal Chanani mengatakan batalnya penggunaan alat berat karena kondisi tanah labil.

"Tanah labih, Kalau dipaksakan bisa terjadi evakuasi dalam evakuasi," terangnya. 

Saat disinggung terkait keselamatan Tim SAR Gabungan dalam upaya pencarian delapan penambang emas ini.

Tim SAR gabungan diminta berhati-hati, apalagi terkait air yang keluar, mengingat operasi pencarian sudah memasuki hari kelima dengan berbagai pertimbangan hal.

Pihaknya menghimbau pada tim-tim SAR gabungan agar hati-hati dalam pelaksanaan operasi SAR apalagi sampai meminum air atau keminum. 

"Antisipasi kita karena ini sudah masuk hari ke lima, kita ambil pahitnya korban sudah meninggal dan sudah mengeluarkan gas," katanya. 

Operasi SAR tetap akan dilakukan hingga hari ke tujuh, yakni hingga Selasa (1/8/2023). 

Nantinya pihaknya juga akan kembali menurunkan tim dari ESDM mengukur level air guna mempertimbangkan upaya selanjutnya.

Pihaknya berharap masih fokus dipengeringan dari sumur-sumur ini. 

"Kami berharap dengan air di level 1 saja, kita bisa asesmen untuk perkembangan selanjutnya," ungkapnya. (jti)

Baca juga: Kecelakaan Maut di Pantura Brebes, Nelayan Jadi Korban Tabrak Lari Truk

Baca juga: Alasan Nur Hidayat Wisudawan di Salatiga Naik Benso Mesin Gergaji Kayu ke Kampus

Baca juga: Terkuak! 3 Pengedar Sabu Kualitas Nomor 1 Seberat 5 Kilogram di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang

Baca juga: Kisah Ngateman, Mantan Tukang Ojek Jadi Kepala Desa di Boyolali, Selalu Bawa Stempel Setiap Hari

 

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved