Berita Banyumas
Melihat Langsung TKP, Keluarga Penambang yang Terjebak di Banyumas: Kalau Bisa Evakuasi Keajaiban
Di hari kelima, Basarnas sudah melakukan berbagai upaya agar dapat mengevakuasi penambang dalam keadaan apapun
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, BANYUMAS - Pihak keluarga sudah ikhlas apapun hasil pencarian.
Kedelapan perwakilan keluarga penambang di Banyumas yang terjebak di lubang galian Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Banyumas menyadari sulitnya evakuasi.
Di hari kelima, Basarnas sudah melakukan berbagai upaya agar dapat mengevakuasi penambang dalam keadaan apapun.
Tapi kenyataan di lapangan begitu sulit.
Baca juga: Arti Ritual Serba 8 Bantu Secara Gaib Evakuasi Penambang Emas di Banyumas
Baca juga: Slamet Tewas Terinjak-injak saat Warga Berebut Ancak dalam Ruwatan Desa, Pak Kades Pilih Irit Bicara
Kades Sukasari, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Akhiar Suryadi yang menjadi perwakilan keluarga korban mengatakan sudah rela dan ikhlas.
"Terima kasih kepada semua yang terlibat seperti Basarnas, Bupati dan Polres atas perjuangan evakuasi, terima kasih.
Kami keluarga sudah ikhlas ketika korban tidak terangkat atau evakuasi," jelasnya kepada Tribunbanyumas.com, Minggu (30/7/2023).
Ia mengatakan sudah ikhlas dengan terima kasih atas perjuangan Basarnas tim gabungan lima hari ini.
"Takdir keluarga seperti ini.
Tapi kalau perjuangan tetap diusahakan," katanya.
Sementara itu, Kades Cisarua, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Samid mengakui sudah lima hari melakukan evakuasi tapi sulit.
"Sekarang sudah lima hari.
Saudara kami kalau tidak terangkat apa daya.
Kami sudah ikhlas dan ridho dan yang tahu adalah yang maha kuasa. Kalau bisa dievakuasi adalah keajaiban," katanya.
Kepala Kantor SAR Cilacap selaku SAR Mission Coordinator (SMC), Adah Sudarsa mengatakan kedatangan keluarga di lokasi agar menerima penjelasan secara detail bagaimana kerja Basarnas.
"Kita datangkan keluarga agar tahu bagaimana kondisinya.
Operasi SAR sudah semaksimal mungkin dan koordinasi segala pihak.
Segala macam masukan kita evaluasi. Memang medannya berat," jelasnya.
Pihaknya mengatakan susahnya evakuasi bukan berarti SAR lemah, tetapi lebih kepada daya dan upaya sudah dilakukan.
"Kalau kita masuk lubang akan membahayakan penolongnya nanti.
Ada titik longsor yang juga bahaya.
Sisa dua hari, kita tetap berusaha sesuai SOP 7 hari pencarian dan evakuasi," jelasnya.
Pihaknya mengatakan kondisi terjebak dan terendam 5 hari hanya mukjizat yang dapat menyelamatan.
Kondisi Tanah Labil, Tim SAR Tunda Operasikan Eskavator dalam Pencarian 8 Penambang Emas di Banyumas

Tim SAR Gabungan tunda turunkan alat berat eskavator dalam evakuasi delapan penambang di Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas yang masih terjebak, Minggu (30/7/2023).
Operasi pencarian fokus dengan pengeringangan sumur-sumur galian tambang di sekitar lokasi menggunakan pompa air berkapasitas besar.
Kepala Kantor SAR Cilacap selaku SAR Mission Coordinator (SMC), Adah Sudarsa mengatakan, rencananya menurunkan alat berat excavator untuk menggali dan mengurangi debit air dalam sumur tambang ditunda.
Hal itu dilakukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan teknis di lapangan.
"Kemarin ada perubahan yang semula kita sudah mendatangkan excavator, namun dari pertimbangan-perimbangan teknis yang kita dapat dari unsur terkait.
Makanya hari ini kita akan merencanakan melakukan pembendungan sungai yang ada di aliran atas," ujar Adah kepada Tribunbanyumas.com.
Adah menjelaskan keputusan perubahan rancana tersebut diambil melalui berbagai pertimbangan dan evaluasi yang dirundingkan bersama stakeholder baik TNI Polri.
Maka dari itu upaya menunda menurunkan alat berat menjadi salah satu pertimbangan tersebut.
Adapun upaya selanjutnya adalah dengan melakukan pembendungan aliran sungai dan mengalihkannya ke tempat lain.
"Kami berharap dengan kondisi tersebut, sumber-sumber air yang masuk ke sumur sumur galian agak berkurang," katanya.
Hari kelima ini, progres penyedotan air di sumur-sumut galian sudah berkurang signifikan.
Namun Adah mengungkapkan pihaknya masih membutuhkan pompa-pompa air berkapasitas besar mengurangi debit air.
"Kami masih membutuhkan pompa-pompa air kapasitas besar sehingga kami berharap semakin banyak pompa air kapasitas besar untuk bisa mengurangi debit air lebih cepat," terangnya.
Sementara itu Kepala Laboratorium dan Peralatan DPU Banyumas, Ikbal Chanani mengatakan batalnya penggunaan alat berat karena kondisi tanah labil.
"Tanah labih, Kalau dipaksakan bisa terjadi evakuasi dalam evakuasi," terangnya.
Saat disinggung terkait keselamatan Tim SAR Gabungan dalam upaya pencarian delapan penambang emas ini.
Tim SAR gabungan diminta berhati-hati, apalagi terkait air yang keluar, mengingat operasi pencarian sudah memasuki hari kelima dengan berbagai pertimbangan hal.
Pihaknya menghimbau pada tim-tim SAR gabungan agar hati-hati dalam pelaksanaan operasi SAR apalagi sampai meminum air atau keminum.
"Antisipasi kita karena ini sudah masuk hari ke lima, kita ambil pahitnya korban sudah meninggal dan sudah mengeluarkan gas," katanya.
Operasi SAR tetap akan dilakukan hingga hari ke tujuh, yakni hingga Selasa (1/8/2023).
Nantinya pihaknya juga akan kembali menurunkan tim dari ESDM mengukur level air guna mempertimbangkan upaya selanjutnya.
Pihaknya berharap masih fokus dipengeringan dari sumur-sumur ini.
"Kami berharap dengan air di level 1 saja, kita bisa asesmen untuk perkembangan selanjutnya," ungkapnya. (jti)
Bupati Banyumas Absen Pimpin Upacara HUT ke-80 RI, Dampingi 50 Penari Tampil di Istana Negara |
![]() |
---|
50 Penari Banyumas Tampil dalam Upacara Peringatan HUT Ke-80 RI di Istana Negara |
![]() |
---|
Dua Pemuda Banyumas Ditangkap di Kosan Purwokerto, Polisi Sita 162 Paket Sabu Siap Edar |
![]() |
---|
13.700 Anak di Banyumas Putus Sekolah, Pramuka dan PKBM Bersinergi Buka Akses Pendidikan |
![]() |
---|
Bupati Banyumas Desak Pemerintah Pusat Bantu Pembebasan Lahan Tol Pejagan-Banyumas-Cilacap |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.