Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Gus Yusuf Blak-blakan Mengenai Pilpres dan Pilgub Jateng: PKB Masih Komitmen dengan Gerindra

NAMA Gus Yusuf sudah dikenal di Jateng maupun nasional. Ketua PKB Jateng ini sering muncul di berbagai media. Bahkan Pengasuh Ponpes API Tegalrejo Mag

|
Penulis: budi susanto | Editor: m nur huda
Tribun Jateng
GUS YUSUF – Ketua DPW PKB Jawa Tengah Gus Yusuf atau KH Yusuf Chudlori saat hadir di studio Tribun Jateng, beberapa hari lalu. 

NAMA Gus Yusuf sudah dikenal di Jateng maupun nasional. Ketua PKB Jateng ini sering muncul di berbagai media. Bahkan Pengasuh Asrama Perguruan Islam (API) Tegalrejo Magelang ini juga punya akun di medsos untuk menyampaikan pengajian atau tausiah.

TRIBUNJATENG.COM - ULAMA muda, KH Muhammad Yusuf Chudlori atau Gus Yusuf hadir di studio Tribun Jateng dalam acara Tribun Topics yang dipandu oleh M Nur Huda redaktur Tribunjateng.com.

Gus Yusuf bergaya layaknya anak muda, bercelana panjang dan baju jins biru lengan panjang. Peci hitam khas Gus Yusuf selalu dipakainya.

Pengasuh Ponpes API Tegalrejo Magelang ini tampak sederhana. Dia juga punya akun medsos di Facebook Gus Yusuf Channel memiliki ratusa ribu follower. Di channel itu Gus Yusuf sering memberikan pengajian. Kesukaan Gus Yusuf kepada seni juga tampak dari cara dia mudah akrab dan tertawa dengan siapapun.

Mengulik siapa sosok Gus Yusuf kiai muda kondang dari Tegalrejo Magelang, dan kiprahnya memimpin PKB Jawa Tengah, Tribun Jateng melakukan wawancara khusus, dan tayang di media sosial Tribunjateng.

Kali ini disajikan kepada pembaca Tribunjateng.com dan koran cetak Tribun Jateng yang disadur oleh wartawan Budi Susanto.

Gus Yusuf suka seni dan bagaimana awal terjun ke dunia politik?

Seni budaya jadi saluran paling efektif untuk mencari saudara, hingga bersosialisasi. Kiprah orang tua dari dulu di Pondok Pesantren Tegalrejo memang dekat dengan kalangan seniman dan budaya.

Hal tersebut saya teruskan, bahkan menggelar festival budaya menjadi tradisi di pondok pesantren kami. Sampai sekarang hal tersebut masih digelar ketika kelulusan santri.

Kalau seni sendiri menurut Gus Yusuf seperti apa?

Seni itu seperti bahasa, dan seni bisa diterima lintas batas. Semua kalangan bisa bergaul lewat kesenian, seni jiga melenturkan hati orang, jadi tidak kaku di tengah masyarakat.

Perjalanan Gus Yusuf pimpin PKB Jateng?

Menurut saya, terjun ke dunia politik suatu panggilan. Saya lulus dari Pondok Pesantren Lirboyo Kediri pada 1994, saya melanjutkan ke Purwokerto dan Kebumen hingga 1997. Pada 1997 saya pulang, saat itu iklim politik ramai menyuarakan reformasi.

Saya banyak bergaul dengan rekan-rekan pergerakan hingga memasuki tahun 2000. Saat itu rasanya seperti mendapatkan mata kuliah sosial politik secara langsung dan sangat luar biasa.

Karena saya ikut langsung dalam pergerakan hingga lahirnya partai politik hingga pergantian rezim.Dari pengalaman itu, saya merasa terpanggil untuk ikut merawat partai politik peninggalan para kyai yaitu PKB.

Salah satu tempat untuk berunding sebelum PKB lahir ya di Pondok Pesantren Tegalrejo. Selain Tegalrejo, juga bermusyawarah di Rembang dan Malang, setelah itu difasilitasi oleh PBNU hingga terlahirnya PKB.

Dari hal itu, saya merasa memiliki PKB. Hingga menjadi panggilan untuk saya terjun ke dunia politik.

Apakah politik itu penting Gus?

Politik adalah seni untuk menyejahterakan masyarakat, politik juga menjadi jalan untuk menciptakan tatanan yang baik. Politik untuk menciptakan tatanan keadilan, jadi bingkai politik bagi para santri tidak berbeda karena dilandasi dengan ibadah.

Bagiamana Gus Yusuf membagi waktu berdakwah dan parpol?

Semua kembali ke suport system, di Pondok Pesantren Tegalrejo pengasuh utama adalah kakak saya. Saya masuk sebagai bagian tersebut.

Saya juga punya teman-teman yang saya percaya untuk menjalankan beberapa lini usaha saya. Begitu juga di PKB, saya bukan penguasa namun saya bersama-sama dalam hal pengelolaan.

Yang terpenting adalah, harus ada rasa memiliki dan merawat baik partai dan pondok pesantren. Jika dilandasi dengan hal tersebut akan berjalan sesuai dengan pembagiannya.

Apakah PKB komitmen mengusung Prabowo?

PKB masih terikat komitmen dengan Gerindra yang berjalan 11 bulan, PKB berkomitmen melanjutkan hal tersebut. Memang yang kami fokuskan bersama Gerindra, namun politik itu dinamis. Meski sudah ada komitmen namun silaturahmi dengan partai politik lain juga tetap berjalan.

Misalnya Gus Muhaimin beberapa waktu lalu menerima kunjungan Puan Maharani. PKB mengapresiasi ketika Gus Muhaimin masuk dalam lima nama Cawapres. Namun PKB tetap masih berkomitmen dengan Gerindra.

Gus Yusuf dijagokan di Pilgub Jateng, bisa cerita?

Pilgub dan Pilpres waktunya berhimpitan, saat teman-teman PKB berdiskusi, PKB harus mengambil start dari awal agar saat Pilgub tidak kedoran. Banyak kyai juga rindu ada santri yang memimpin Jateng, mungkin kerja keras PKB nantinya akan terbayar pada Pilgub Jateng.

Namun itunya saya mengikuti saja seperti air, intinya jadi orang berguna bagi masyarakat jika didoakan ya bismillah.

Bisa cerita strategi PKB hadapi Pemilu?

PKB berupaya untuk mendekati PDIP. Ketua umum juga menegaskan untuk mendekati Puan. Untuk itu PKB berusaha dengan dukungan para celeg PKB.

Celeg dari PKB juga punya kapabilitas yang baik, karena caleg adalah etalase partai politik.
Di setiap daerah ada caleg PKB yang punya performa baik. Apalagi 60 persen pemilih dalam pemilu ada milenial. Celeg harus tahu bagiamana memberikan kenyamanan dan merangkul kaum milenial.

 

(bud/tribun jateng cetak)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved