Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Semarang

Bus Enggan Masuk Terminal Mangkang, Tiga Titik Terminal Bayangan Masih Dominan

Riuh bus antar-kota di jalur barat Semarang sebenarnya nyaris tak pernah tidur. 

Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: rival al manaf
TRIBUNJATENG/REZANDA AKBAR D.
ILUSTRASI - Agen bus malam di kawasan Jalan Siliwangi, dari pantauan di lapangan beberapa warga dengan beberapa barang bawaannya terlihat menunggu di Toko Agen Bus 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Riuh bus antar-kota di jalur barat Semarang sebenarnya nyaris tak pernah tidur. 

Namun geliat itu terasa enggan singgah di Terminal Mangkang, terminal tipe A yang sudah direvitalisasi pemerintah pusat dan berdiri tak jauh dari Pintu Tol Kaliwungu.

Di balik bangunan terminal yang rapi, ada tiga titik yang justru lebih hidup: Pasar Sukun, kawasan Terboyo, dan Jalan Siliwangi. 

Tiga lokasi itu dikenal sebagai terminal bayangan, tempat bus menaikkan atau menurunkan penumpang tanpa fasilitas resmi.

Baca juga: Benteng Pendem Ambarawa: Jejak Sejarah Kolonial yang Bangkit Jadi Spot Wisata di Kabupaten Semarang

Baca juga: Dramatis! Warga Tarik Mobil Dari Jurang Lereng Gunung Telomoyo Semarang

“Penertiban sudah pernah dilakukan bareng Dishub. Tapi kalau di lapangan masih buka, ya kami balikan lagi ke Pemkot,” ucap Kepala Terminal Tipe A Mangkang, Reno Adi Pribadi, Minggu (16/11/2025). 

Ia tak menampik, terminal bayangan kebanyakan berwujud agen tiket yang memikat karena dekat permukiman dan mudah dijangkau. 

Namun secara aturan, semua bus dari arah Barat, Timur, maupun Selatan wajib masuk ke terminal resmi.

“Terminal itu tempat naik-turun penumpang. Kalau berhenti di pinggir jalan, risikonya besar: membahayakan penumpang, membahayakan pengendara lain,” katanya. 

Reno menyebut, data terminal bayangan belum berubah dari tahun lalu tetap tiga titik yang sama.

Di luar urusan penertiban, Reno mencoba pendekatan lain membuat terminal terasa lebih ‘hidup’. 

Belum lama ini, sebuah rumah makan dari Rest Area Gringsing membuka cabang di Terminal Mangkang

Strateginya cukup sederhana dan agak culas dalam cara yang kreatif rumah makan itu bekerja sama dengan tiga perusahaan bus, sehingga armadanya wajib masuk terminal untuk mampir, istirahat, dan menurunkan atau menaikkan penumpang.

“Tiga perusahaan bus sudah masuk. Nantinya berkembang lagi. Rumah makan ini juga menyewa lahan terminal, jadi sambil jalan ekosistemnya terbentuk,” ujarnya. (Rad)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved