Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Solo

Gus Miftah Temukan Paham Radikalisme di Tiga Daerah di Jateng

Miftah Maulana Habiburrahman atau kerap disapa Gus Miftah menemukan paham radikalisme diajarkan guru di sejumlah sekolah di Solo Raya

Penulis: Mahfira Putri Maulani | Editor: muslimah
Pemkot Surakarta
Gus Miftah didampingi Gibran Rakabuming Raka saat Talk Show Kebangsaan di Pendhapi Gedhe Balaikota Surakarta, Kamis (3/8/2023) 

TRIBUNJATENG.COM, SOLO – Miftah Maulana Habiburrahman atau kerap disapa Gus Miftah menemukan paham radikalisme diajarkan guru di sejumlah sekolah di Solo Raya.

Setidaknya ada tiga temuan yang menurutnya sudah ekstrem. Temuan itu didapati Gus Miftah ketika melakukan Talkshow Kebangsaan di sejumlah wilayah.

Usai memberikan materi, Gus Miftah memberi kesempatan kepada peserta pelajar di sejumlah wilayah melakukan tanya jawab dengan dirinya.

Pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji, Sleman Jogjakarta itu mengaku ada tiga temuan paling ekstrem dan radikal yang ia temui.

Baca juga: Gempa M 5,5 Bangkalan Terasa hingga Malang, Denpasar, dan Pacitan

Baca juga: Tukang Pamer Berakhir di Balik Jeruji, Rela Jual Bayi untuk Beli iPhone 14, Ini Kisah Lengkapnya

Diantaranya seorang siswa di Kabupaten Karanganyar yang menanyakan bagaimana pendapatnya jika diajak membenci pemimpin adalah guru di sekolah.

"Padahal guru itu kan ASN (Aparatur Sipil Negara) yang dibayar oleh negara justru menjelek-jelekkan negara," kata Gus Miftah ditemui usai Talkshow Kebangsaan di Pendhapi Gedhe Balaikota Surakarta, Kamis (3/8/2023).

Temuan lainnya yakni di Kabupaten Boyolali.

Ia mengatakan di Boyolali ada seorang guru yang mengharamkan siswa didiknya untuk hormat kepada bendera merah putih karena dianggap thogut.

Temuan selanjutnya ada di Kota Kudus.

Gus Miftah menyampaikan temuannya itu berupa siswa yang memberi pernyataan Indonesia tidak bisa maju karena tidak menggunakan sistem khilafah.

"Paham radikal itu ada di kalangan ASN. Padahal tidak ada negara yang berhasil dengan sistem khilafah. Setelah saya tanya negara mana yang menggunakan khilafah ternyata Arab Saudi, padahal Arab Saudi menggunakan sistem kerajaan," katanya.

Ia mengatakan yang disampaikan pemerintah melalui Badan Intelijen Negara ada beberapa daerah yang terpapar radikalisme dan intoleransi.

Sementara itu, pada kesempatan Gus Miftah mengatakan orang dengan paham radikal tak pernah berhenti untuk melakukan kampanye pahamnya.

Talk show ini harus dilakukan terus supaya pelajar memiliki pemahaman yang baik dan benar tentang kebangsaan.

"Empat hal yang harus dipahami Pancasila sebagai Ideologi, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI dan Undang-undang Dasar 1945," tandasnya. (uti)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved