Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

MotoGP

Managing Director Yamaha Lin Jarvis Blak-blakan Tak Suka Ducati, Minta Aturan MotoGP Diubah

Persaingan sengit di dunia MotoGP kembali menjadi sorotan ketika Managing Director Yamaha, Lin Jarvis, secara terbuka

Editor: muh radlis
MotoGP
Tiga penunggang Ducati Desmosedici GP yakni Francesco Bagnaian (merah), Marco Bezzecchi (hitam) dan Jorge Martin (putih ungu). 

TRIBUNJATENG.COM - Persaingan sengit di dunia MotoGP kembali menjadi sorotan ketika Managing Director Yamaha, Lin Jarvis, secara terbuka mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap dominasi Ducati yang semakin merajalela.

Dalam pernyataannya menjelang seri balap MotoGP Austria 2023, Jarvis juga mendorong pihak penyelenggara untuk mempertimbangkan kembali aturan terkait jumlah motor di setiap tim, mengingat semakin berkembangnya skuad Ducati di grid.

Jarvis, dengan tegas, menyatakan bahwa kompetisi MotoGP saat ini terasa "monoton" karena dominasi yang terlalu kuat dari tim Ducati.

Ducati, dengan delapan motor di grid dan pembalap-pembalapnya yang memiliki kecepatan merata, telah menguasai beberapa ronde balapan pada musim ini.

Namun, Jarvis juga menekankan bahwa pendapatnya ini bukanlah alibi untuk penurunan performa Yamaha. Ia merujuk pada pernyataan CEO Aprilia, Massimo Rivola, yang juga mengkritik jumlah motor Ducati yang terlalu banyak.

"Saya menghormati pandangan Massimo, kami pun tidak ingin mencari alasan untuk tidak kompetitif.

Aturannya memang begitu," kata Jarvis dalam pernyataannya seperti yang dikutip dari Speedweek.

Meskipun begitu, Jarvis tak bisa menahan diri untuk memberikan sindiran kepada Ducati.

Ia mencatat bahwa Ducati memanfaatkan aturan dengan sangat baik, bahkan sampai membaca yang tersirat dalam peraturan.

"Saya menghormati pandangan Massimo, kami pun tidak ingin mencari alasan untuk tidak kompetitif. Aturannya memang begitu," kata Jarvis.

Jarvis juga menyarankan agar aturan jumlah motor di setiap tim lebih diperbarui, dan Ducati seharusnya diizinkan berkompetisi hanya dengan enam motor, bukan delapan seperti saat ini.

Ia merasa bahwa jumlah motor yang terlalu banyak memberikan keuntungan besar bagi Ducati dalam mengumpulkan data dan melakukan evaluasi.

"Dengan aturan ini dan sekarang ada sprint, mereka (Ducati) memiliki terlalu banyak data.

Ditambah lagi berkat komputer modern dan opsi evaluasi, keuntungannya terlalu besar."

Jarvis juga berbicara tentang keinginannya untuk melihat lebih banyak tim berkompetisi di MotoGP, terutama mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh Suzuki.

Namun, ia berpendapat bahwa aturan harus diperbarui untuk mengatasi masalah finansial yang sering dihadapi oleh tim baru.

"Pada musim 2024 dan 2025, aturannya harus sama untuk semua orang dan bisa menjamin balapan sengit tanpa biaya selangit.

Mereka harus dirancang untuk memotivasi pabrikan lain agar bisa masuk ke MotoGP," tandas Jarvis.

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved