Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kudus

Festival Jajanan Pasar Sorpring Kudus Hidupkan Kelezatan Makanan Jadul, Mawar Hartopo Borong Jajanan

Mawar Hartopo menyebut jajanan tradisional harus terus dilestarikan. Di antaranya dengan cara festival kuliner yang dikemas dengan konsep tematik.

Penulis: Saiful Ma sum | Editor: Daniel Ari Purnomo
Saiful Masum
Istri Bupati Kudus, Mawar Anggraeni berbelanja jajanan tradisional dalam festival kuliner jajanan tradisional Pasar Sorpring oleh Rumah Khalwat dan Balai Budaya Rejosari (RKBBR) Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Sabtu (19/8/2023). 

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Istri Bupati Kudus, Mawar Anggraeni atau biasa dikenal Mawar Hartopo menyebut jajanan tradisional harus terus dilestarikan. Di antaranya dengan cara festival kuliner yang dikemas dengan konsep tematik.

Hal itu disampaikan dia ketika mengunjungi festival kuliner jajanan tradisional Pasar Sorpring oleh Rumah Khalwat dan Balai Budaya Rejosari (RKBBR) Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Sabtu (19/8/2023).

Dalam kesempatan itu, Mawar memborong beragam jenis jajanan tradisional yang disuguhkan oleh 37 pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang mengikuti Pasar Sorpring.  

Sejumlah pelaku UMKM menunjukkan beragam makanan tradisional yang dipasarkan dalam festival jajanan jadul Pasar Sorpring oleh Rumah Khalwat dan Balai Budaya Rejosari (RKBBR) Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Sabtu (19/8/2023).
Sejumlah pelaku UMKM menunjukkan beragam makanan tradisional yang dipasarkan dalam festival jajanan jadul Pasar Sorpring oleh Rumah Khalwat dan Balai Budaya Rejosari (RKBBR) Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Sabtu (19/8/2023). (Saiful Masum)

Baca juga: Eirene Bawa Jajanan Jadah Tempe Bacem dan Tape Telo Gembong di Pasar Sorpring Kudus

Mulai dari gethuk, jajanan rambut nenek, tahu mendut, es gabus 1990-an, tape telo gembong, jadah tempe bacem, dan aneka jajanan jaman dulu lainnya.

Keranjang belanjaan Mawar Hartopo penuh dengan beragam kuliner yang dibeli dengan 'kepengan'. Yaitu alat transaksi jual-beli di Pasar Sorpring terbuat dari bambu dengan nilai Rp 5.000 per kepeng. 

Mawar menyampaikan, festival kuliner ini sebagai upaya mewadahi dan memberikan kesempatan bagi pelaku usaha kecil dan menengah, untuk mengembangkan usaha masing-masing.

Kata dia, UMKM harus terus didorong agar bisa lebih maju sebagai ujung tombak kebangkitan ekonomi daerah.

"Festival kuliner ini jangan hanya dilaksanakan sekali saja. Harus kontinuitas (berkelanjutan), karena segala sesuatu butuh proses," terangnya. 

Mawar menyebut, banyak jajanan jaman dulu yang saat ini masih diproduksi, namun sudah hampir hilang. Baik di kalangan masyarakat Kudus, maupun dari berbagai daerah lainnya.

Pihaknya meminta kepada para pemerhati budaya untuk mengawal terus kegiatan-kegiatan yang bisa mengangkat warisan budaya dalam bentuk olahan makanan. Seperti contoh Pasar Sorpring jajanan jaman dulu. 

Pasar Sorpring, lanjut dia, juga sebagai ajang mengenang jajanan pasar yang sudah ada sejak tempo dulu. Aneka jajanan jadul yang masih diproduksi diminta untuk dilestarikan agar tidak punah seiring perkembangan zaman. 

"Banyak makanan khas jadul yang perlu dilestarikan. Karena itu, festival kuliner harus terus berjalan. Sembari mengenang kembali jajanan pasar tradisional yang digandrungi masyarakat pada zamannya. Jangan sampai hilang oleh jajanan masa kekinian," ujar dia. (Sam)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved