Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Resensi Buku

Dokter dan Kanker, Review Buku Kanker Biografi Suatu Penyakit Siddharta Mukherjee

Judul Buku: Kanker: Biografi Suatu Penyakit, Penulis: Siddharta Mukherjee, Penerjemah: Rahmat Purwono, Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia

Editor: abduh imanulhaq
GRAMEDIA DIGITAL
Buku Kanker: Biografi Suatu Penyakit terbitan Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) 

Saya sampai bertanya pada diri sendiri. Siddharta itu dokter dan ilmuwan penyakit kanker, atau sebetulnya dia sastrawan.

Meskipun 600 halaman, setiap bab disusun pendek-pendek, paling panjang 4.000 karakter. Jadi membacanya enak, simpel, tapi sudut pandang dan penokohannya serta problematikanya amat memikat.

*

Seperti biasa, kalau menemukan buku bagus, saya selalu memberi tahu ke senior saya, Kang Abdullah Mustappa. Saya katakan, “Kang, ada buku bagus, tentang kanker, tapi mengisahkan manusia.” “Sepertinya Akang harus membaca,” jawabnya.

Beberapa minggu kemudian saya bertanya lagi ke Kang Abdullah, “Kang sudah baca buku kanker itu?”

“Karena kata Cecep bagus, mahal-mahal juga Akang membeli. Setelah membaca buku itu, kita jangan mengaku sebagai penulis. Malu. Kita kalah oleh dokter,” kata Kang Abdullah.

Saya sepakat dengan Kang Abdullah. Rasanya malu mengaku sebagai penulis begitu membaca buku “Kanker”.

Sepengalaman saya membaca buku-buku karya penulis Indonesia, baik karya sastra, dan terutama non fiksi, kalah jauh oleh kepiawaian Siddharta Mukherjee. Apalagi buku-buku Sunda karya pengarang Sunda.

Penulis profesional dari luar negeri, terutama Amerika Serikat, memang unggul dalam riset serta mahir dalam meracik tulisan. Sedalam apapun bahan riset, mereka sanggup menyelam untuk menggali sumber sekunder dan membangun jadi cerita yang memikat. Karena mereka sangat akrab dengan karya sastra dan filsafat, mereka mampu meracik bahan-bahan yang berserak itu jadi sebuah cerita yang memikat yang tidak kehilangan logika dan tidak kacau dalam urutan waktu atau anakronisme.

*

Siddharta Mukherjee lahir di New Delhi India tahun 1970. Kemudian sekolah di Amerika Serikat dan menjadi kebangsaan Amerika Serikat. Sekarang ia menjadi onkologis di sebuah rumah sakit dan juga ilmuwan yang mengajar ilmu kedokteran di Universitas Kolumbia.

Dari buku “Kanker”, saya tahu kalau penyakit kanker, kanker apa pun, tidak datang dari luar tubuh kita. Kanker bisa menimpa siapa saja tanpa pandang bulu, kaya miskin, laki-laki perempuan, anak-anak atau dewasa. Orang yang tampak sehat dan memang sehat sejak kecil, di usia dewasa atau tua bisa terkena kanker. Biasanya, kata Mukherjee, kanker datang ke orang menjelang usia 50 tahun ke atas. Tapi tidak berarti tidak ada kasus pada anak-anak.

Mengutip Susan Sontag, Mukherjee menulis, “Sekarang, giliran kanker menjadi penyakit yang tak mengetuk pintu sebelum masuk ke rumah.”

Penyakit ini sangat mematikan dan dulu dianggap aib, karena itu disampaikan secara bisik-bisik. Tak ada penemuan obat bahkan penyebabnya tak ditemukan. Mukherjee menggambarkan karena manusia mahluk berakal, diberi rasa penasaran yang tinggi untuk mengetahui apa penyebab kanker. Kalau sudah tahu penyebabnya, maka obat untuk menyembuhkannya atau mengatasinya bisa ditemukan.

Dari awalnya gelap, karena tingginya keingintahuan para ilmuwan dan para dokter, maka ditemukanlah apa yang disebut kanker. Kanker, adalah kelainan yang ada di dalam tubuh kita, dan bukan penyakit yang gampang diobati. Resiko kalau sudah terkena kanker, hanya ada dua, memperpanjang usia dengan menahan rasa sakit atau langsung mati.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved