Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kejuaraan Dunia 2023

Terhalang Tembok China, Apriyani/Fadia Raih Perak Kejuaraan Dunia 2023

Ganda putri Indonesia, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti harus puas menjadi runner up Kejuaraan Dunia 2023.

Penulis: Fachri Sakti Nugroho | Editor: galih permadi
MUHAMMAD ALIF AZIZ MARDIANSYAH/BOLASPORT.COM
Terhalang Tembok China, Apriyani/Fadia Raih Perak Kejuaraan Dunia 2023 

Terhalang Tembok China, Apriyani/Fadia Raih Perak Kejuaraan Dunia 2023

TRIBUNJATENG.COM - Ganda putri Indonesia, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti harus puas menjadi runner up Kejuaraan Dunia 2023.

Apriyani/Fadia kalah melawan pasangan nomor satu dunia Chen Qing Chen/Jia Yi Fan.

Bertanding di Royal Arena, Kopenhagen, Denmark, Apriyani/Fadia kalah dua set langsung.

Aksi ganda putri Indonesia, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti, ketika menghadapi Catherine Choi/Josephine Wu (Kanada) pada babak pertama Japan Open 2022, Selasa (30/8/2022) pagi WIB.Apri/Fadia menang dan melaju ke babak kedua.
Aksi ganda putri Indonesia, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti, ketika menghadapi Catherine Choi/Josephine Wu (Kanada) pada babak pertama Japan Open 2022, Selasa (30/8/2022) pagi WIB.Apri/Fadia menang dan melaju ke babak kedua. (DOK. PBSI)

Baca juga: Ini Sosok Arkhan Fikri Pemain Terbaik Piala AFF U23 2023, Penerus Evan Dimas di Timnas Indonesia

Skor akhir 16-21, 12-21 dalam pertandingan yang berlangsung selama 41 menit.

Atas hasil ini Apriyani/Fadia berhak mendapatkan medali perak.

Jalannya Pertandingan

Satu-satunya wakil tersisa Merah Putih itu kalah start sejak gim pertama dibuka.

Banyak pukulan-pukulan ajaib Apriyani/Fadia yang tidak keluar.

Tekanan terus diberikan Chen/Jia ke arah Fadia.

Fadia dicecar habis-habisan.

Kesalahan menerka arah bola hingga melakukan kesalahan sendiri menjadi penyebab pasangan Indonesia terus tertinggal.

Gim pertama sebenarnya sempat berjalan baik dengan awalan agresif yang ditunjukkan Apriyani/Fadia sampai mereka unggul 4-2.

Namun setelah lawan menyamakan kedudukan 4-4, permainan Apriyani/Fadia mulai terbaca.

Beberapa kali Apriyani/Fadia kecolongan dari teknik dropshot.

Fadia beberapa kali dicecar dan lawan banyak panen poin dari taktik ini.

Kesalahan sendiri juga dilakukan mereka ketika sudah mendapat bola tanggung.

Apriyani/Fadia ketinggalan 6-11 di interval.

Setelah break, dominasi lawan makin menjadi.

Apriyani/Fadia sulit mengeluarkan permainan terbaik mereka.

Rotasi sering diacak dan mereka dipaksa terus mengangkat bola hingga tertinggal 8-15.

Sempat mempertipis margin ketertinggalan menjadi 11-15, lagi-lagi Apriyani/Fadia salah membuang bola.

Antisipasi mereka tanggung dan sudah sering ditunggu Jia Yi Fan di depan net.

Kesalahan dari lawan sebenarnya sempat membuka peluang Apriyani/Fadia comeback, ketika kedudukan kembali dekat 13-16.

Tapi harapan itu sirna setelah Chen/Jia meningkatkan tempo serangan hingga merebut kemenangan gim pertama dengan skor 21-16.

Pada gim kedua, Apriyani/Fadia kembali start tak bagus.

Tertinggal 6-9 dan sempat mendekat, mereka kembali gagal membalikkan situasi.

Banyak sekali antisipasi bola dari Apriyani/Fadia yang tanggung, sering gagal melewati pasangan China sehingga mudah disergap lawan.

Apriyani/Fadia tertinggal 6-12.

Dalam keadaan tertinggal jauh, sebenarnya di poin ini Apriyani/Fadia sempat sudah nyetel dengan ritme pertandingan.

Mereka mampu merampok tiga angka beruntun hingga 9-12.

Namun pertahanan Apriyani/Fadia hari ini memang sedang tidak bagus, kerap membentur net.

Sementara serangan mereka juga sering jatuh di area pertahanan sendiri alias banyak melakukan unforced error.

Margin skor kembali melebar 9-14.

Chen/Jia sempat beberapa kali melakukan kesalahan elementer, membuat Apriyani/Fadia diuntungkan sampai mengejar 11-14.

Apriyani/Fadia gagal membalikkan situasi dan kalah dengan skor 12-21.

Sayang, momentum itu kembali hilang.

Kekalahan Apriyani/Fadia membuat Indonesia masih belum berhasil menggenapi lima koleksi medali emas Kejuaraan Dunia di setiap sektor.

Sampai saat ini, ganda putri menjadi satu-satunya sektor bagi Indonesia yang belum pernah mencicipi manisnya gelar juara dunia.

Capaian mereka menyamai Verawati Fadjrin/Imelda Wiguno (1980) dan Finarsih/Lili Tampi (1995) yang meraih perak Kejuaraan Dunia.

Sedangkan bagi Chen Qing Chen/Jia Yi Fan, mereka sukses mengukir sejarah baru.

Chen/Jia menjadi ganda putri pertama di dunia yang mampu meraih gelar juara dunia tiga kali beruntun (2021, 2022, 2023).

Sekaligus yang paling banyak dengan total raihan empat emas ditambah dari edisi 2017.

(*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved