Berita solo
Kata Ketua BEM FMIPA UNS Usai Diperiksa sebagai Saksi Kasus Penganiayaan, Ini Kronologi Peristiwa
Khoirul dianiaya beberapa kali oleh seorang sopir bernama Yudo Prihandono, yang telah bekerja di UNS sejak 2015 lalu
TRIBUNJATENG.COM, SOLO - Ketua BEM FMIPA UNS Muhammad Koirul Umam memenuhi panggilan Polresta Solo Kamis (31/8/2023).
Pemanggilan terkait kasus dugaan penganiyaan yang dialaminya beberapa waktu lalu.
Pemuda asal Tangerang itu dianiaya oleh sopir Dekanat FMIPA UNS.
Ia dianiaya di mobil dan area kampus.
Pemanggilan tersebut dipenuhi oleh Umam dan berjalan selama lebih dari satu jam.
Umam mengatakan, tiba di Kantor Polresta Solo sekira pukul 14.00 WIB.
"Saya memenuhi panggilan polisi untuk kasus yang saya alami saat ini," ucap Umam, Kamis (31/8/2023).
Umam mengaku diberikan banyak pertanyaaan terkait kasus tersebut.
Namun ia tak mengingat berapa pertanyaaan yang dilontarkan oleh penyidik.
Adapun pemeriksaan dirinya sebagai saksi berlangsung cukup lama, sekira 1 jam 30 menit.
Pertanyaan yang dilontarkan salah satunya terkait dengan kronologi kejadian.
"Salah satu yang saya ingat yaitu soal kronologis yang dilihat oleh saksi," kata Umam.
Kronologi penganiayaan
Sebelumnya diberitakan, Ketua BEM Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret (FMIPA UNS), M Khoirul Umam, menjadi korban penganiayaan oleh seorang tenaga kependidikan (tendik) kampus setempat.
Penganiayaan itu menimpa Khoirul, mahasiswa Program Studi (Prodi) Fisika di fakultas setempat, pada Rabu (23/8) menjelang magrib.
Khoirul dianiaya beberapa kali oleh seorang sopir bernama Yudo Prihandono, yang telah bekerja di UNS sejak 2015 lalu.
Atas kejadian itu, Khoirul melaporkan Yudo ke Mapolresta Solo. Laporan itu terkait dugaan penganiayaan, dan ancaman pembunuhan.
Ditemui usai melapor, korban menceritakan penganiayaan itu bermula saat BEM MIPA tengah menggelar kegiatan Ormawa atau pengenalan organisasi mahasiswa, pada Rabu siang pukul 14.00.
BEM mengangkat tema pergerakan tentang isu-isu yang terjadi di kampus UNS.
Sekira pukul 15.00, BEM mendapatkan panggilan dari pihak Dekanat.
Korban yang merupakan ketua BEM FMIPA bertemu dengan pihak rektorat, yang datang menggunakan mobil bersama terlapor.
Setelah perjalanan pulang dari rektorat, korban duduk di bangku penumpang depan dan di sebelah pelaku.
Sementara Dekan dan Wakil Dekan duduk di belakang.
"Sopirnya bertanya kepada saya, ‘Mas orang mana?’ Saya jawab, ‘Orang Tangerang’. Dia bilang, “Kamu tahu attitude orang Solo enggak, sini saya ajari’. Langsung saya dipukul di rahang sebelah kanan," kata Khoirul kepada wartawan, Kamis (24/8).
Adanya aksi tempeleng itu, sambung Khoirul, langsung direda oleh Dekan.
Dekan meminta Yudo tak melakukan kekerasan.
Setelah sampai ke FMIPA, Khoirul menuturkan, terlapor kembali menganiayanya.
Pelaku beberapa kali memukul korban.
"Setelah sampai ke FMIPA, Dekan langsung pergi ke kantornya, saya sempat berbincang sejenak dengan Wakil Dekan, setelah selesai, saya pergi," lanjut Khoirul.
Saat pergi itulah, Khoirul kembali didatangi oleh Yudo.
Kali ini pelaku memukul rahang kanan korban dengan tangan kirinya.
"Saya sempat mundur, dia bilang, ‘Kamu diam!’. Saya ditonjok lagi, dan dipegang baju saya, dan didorong. Saya diancam akan dibunuh. Saya dipukuli di sebelah dahi, rahang, paha kanan, kaki kanan," tutur Khoirul.
Dia menambahkan, sempat merekam percakapan ancaman terlapor kepadanya, yang ia lampirkan sebagai alat bukti.
Selain itu, korban juga ke rumah sakit untuk melakukan visum.
"Yang sangat saya sayangkan, saat kejadian itu, di samping saya ada seorang satpam. Tapi dia (satpam kampus—Red) hanya diam melihat kejadian tersebut," katanya.
Pernyataan Dekan
Dalam kesempatan terpisah, Dekan FMIPA UNS, Harjana, mengakui adanya penganiayaan terhadap Khoirul Umam, pada Rabu lalu.
Pelaku pemukulan, Yudo Prihandono, merupakan karyawan non-PNS, yang berkerja sejak 2025 lalu.
"Betul telah terinfo terjadi kekerasan kepada salah satu mahasiswa FMIPA yang dilakukan driver FMIPA," kata Harjana, dalam jumpa pers di FMIPA UNS, Kamis.
Harjana mengaku, pihaknya telah melakukan klarifikasi kepada terduga pelaku.
Harjana menyebut, terjadinya kekerasan karena persoalan pribadi masing-masing pihak.
Terkait permasalahan apa dari kedua belah pihak, dia menyatakan, tidak bisa menyampaikan karena itu merupakan ranah pribadi.
"Dekanat menyerahkan kasus tersebut kepada pihak yang berwajib dalam hal ini kepolisian," sambung Harjana.
Sebelum kejadian, Harjana mengonfirmasi saat itu Khoirul Umam sedang diantar Yudo ke rektorat lantas konfirmasi terkait selebaran.
Selebaran itu berisi narasi salah satunya terkait dugaan korupsi UNS Solo yang tersebar di hari terakhir kegiatan PKKMB, para Rabu. (*)
| Polemik Warung Bakso di Solo Kedapatan Jual Produk Non Halal, Begini Klarifikasi Pemilik |
|
|---|
| Tanda Alam Sebelum PB XIII Wafat, Gusti Neno: Pohon Tumbang di Pesanggrahan Langenharjo |
|
|---|
| Warung Bakso di Solo Kedapatan Jual Produk Non Halal, Wali Kota Imbau Begini |
|
|---|
| Gusti Moeng: Paku Buwana XIII Dimakamkan Sementara di Atas Pusara Eyang Haryo Mataram |
|
|---|
| Warga Solo Bisa Datang Takziah Sebelum Raja Paku Buwana XIII Dimakamkan, Ini Lokasinya |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/Dua-mahasiswa-UNS-melapork482023.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.