Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Bisnis

Pembeli Makin Selektif, Ini Kiat Pedagang Offline Gaet Pembeli

Pembeli makin selektif dalam memilih produk karena semakin banyaknya pilihan termasuk di platform-platform belanja online.

Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: raka f pujangga
Tribun Jateng/Idayatul Rohmah
Pedagang di Pasar Johar Semarang tampak sedang melihat model hijab yang ditunjukkan pembeli melalui smartphonenya. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Di tengah gempuran penjualan secara daring (online) yang terjadi belakangan ini, sedikit banyak turut memberikan pengaruh terhadap penjualan secara offline.

Pasalnya, pembeli makin selektif dalam membeli produk sebab makin banyaknya pilihan termasuk di platform-platform belanja online.

Hal itu yang juga turut dirasakan Yuli, pedagang pakaian di Pasar Johar Semarang.

Baca juga: Terdampak Belanja Online, Kinerja Sektor Ritel Makin Melemah

Menurutnya, ia harus makin bersabar dalam menggaet pembeli. Hal ini sejak makin masifnya belanja online di kalangan masyarakat.

Tak jarang, harga pakaian di tokonya juga dibanding-bandingkan konsumen dengan harga produk sama di marketplace ataupun platform-platform belanja online.

"Kadang juga ada yang komplain, katanya beli di online shop lebih murah. Pembeli membanding-bandingkan harga, kebanyakan sekarang begitu," kata Yuli di kiosnya, baru-baru ini.

Menurut Yuli, meski mengetahui banyak pembeli yang mulai melirik belanja daring, ia sendiri saat ini masih enggan untuk berjualan di platform digital.

Ia mengatakan, sampai saat ini masih cukup banyak peminat pembelian secara offline karena pembeli bisa melihat produk secara langsung.

Hanya, kata dia, ia harus lebih pintar untuk menggaet konsumen agar tetap berlangganan di tokonya.

"Untuk menggaet pembeli sekarang pintar-pintarnya kita dalam menerapkan marketing. Saya yang penting ramah dengan pelanggan supaya dagangan terbeli, karena tidak gampang mendapatkan pembeli. Setelah itu lebih menjaga langganan saja agar mereka tetap berbelanja di sini," ungkapnya.

Pedagang lain, Sulasmi mengatakan, ia sendiri pun saat ini masih mengandalkan penjualan secara offline.

Ia berjualan pakaian berupa celana, jaket, celana dan lainnya.

Adapun untuk menarik pembeli ke kiosnya, ia memajang setiap model pakaian yang dijualnya sembari menawarkan kepada para pengunjung pasar yang melewati tokonya.

"Saya hanya mengandalkan satu kios ini. Memang sekarang masih sepi karena baru pindahan ke pasar ini, langganan belum banyak," ungkapnya.

Sementara itu pedagang lainnya, Fifi mengatakan, ia mengikuti perkembangan dengan mulai berjualan secara online selain juga berjualan secara offline.

Menurut Fifi, dengan berjualan secara daring ini semakin memperluas pemasaran jilbab dagangannya. Sebab jika mengandalkan offline saja, menurutnya penawaran hanya terbatas kepada pembeli ecer di pasar.

"Kalau offline saja juga pemasukan tidak pasti, tapi tetap lumayan karena bisa jualan sambil menawarkan orang untuk jadi reseller. Kalau online, sehari ada kirim paket dan ada reseller atau bakul dari Semarang sendiri ke sini untuk beli dalam jumlah banyak," ujarnya.

Fifi mengatakan, ia sendiri menawarkan dagangannya melalui platform online dan sosial media.

Adapun dalam sehari, gabungan online dan offline ramai-ramainya ia bisa menjual 300 jilbab per hari.

"Pelangganku perorang bisa beli 10 pcs, kalau beli borongan bisa sampai 100 pcs. Ramainya penjualan dalam sehari bisa sampai 300 pcs. Kalau biasa, sekitar 100 - 150 pcs," sebutnya.

Masifnya belanja online saat ini turut dirasakan warga. Kristi (28), satu di antara warga Jawa Tengah yang berdomisili di Semarang.

Ia mengatakan, ia sendiri sering berbelanja secara daring terutama untuk membeli skincare dan pakaian.

Alasannya sering berbelanja secara daring karena menurutnya marketplace maupun toko online seringkali menawarkan promo sehingga ada selisih harga dengan toko offline.

Baca juga: Terbongkar! 10 Aplikasi yang Digunakan Untuk Selingkuh, Mulai Dari Edit Video Hingga Belanja Online

Namun demikian, menurutnya ia tetap berbelanja secara offline terutama untuk kebutuhan sehari-hari seperti makanan dan produk-produk tertentu.

"Saya belanja tetap melihat dari segi harga. Misal sedang ada promo live di marketplace, bisa dapat voucher sampai setengah harga. Kalau beli online, rata-rata saya beli skincare dan baju yang sudah tahu ukurannya.

Sedangkan beli secara offline itu biasanya untuk kebutuhan sehari-hari yang lebih mendesak dan belum pernah beli sebelumnya," ungkapnya, Kamis (7/9/2023). (idy)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved