Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Guru Berkarya

Tingkatkan Semangat Belajar IPAS dengan Model Tito

Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Time Token (Tito) pada pembelajarn IPAS , keaktifan peserta didik menjadi meningkat.

Penulis: Abduh Imanulhaq | Editor: galih permadi
Istimewa
Rasito, S. Pd - Guru SD Negeri 04 Pelutan Kab. Pemalang 

Rasito, S. Pd

Guru SD Negeri 04 Pelutan Kab. Pemalang

Tingkatkan Semangat Belajar IPAS dengan Model Tito

TRIBUNJATENG.COM - Proses pembelajaran bertujuan agar peserta didik memiliki hasil yang terbaik dalam belajar. Untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan baik,diperlukan peran maksimal dari seorang guru. Menurut Rifai (2012) hasil belajar dari peserta didik dapat dilihat dari sikap keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki oleh pembelajar setelah mengalami proses pembelajaran. Agar suatu proses pembelajaran dapat berjalan dengan optimal, guru hendaknya merencanakan kegiatan belajar mengajar dan menetapkan tujuan yang ingin dicapai. Salah satunya yaitu dengan menggunakan metode dan model pembelajaran yang tepat.

Menurut Sanjaya (2007:145) metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peranan yang sangat penting. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat bergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran. Karena strategi pembelajaran hanya mungkin diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran. Dalam pembelajaran IPAS di SDN 04 Pelutan Kabupaten Pemalang  diperlukan metode dan model pembelajaran yang dapat membuat peserta didik menjadi bersemangat dan beraktivitas tinggi dalam belajar.

Mata pelajaran IPAS di dalamnya mencakup banyak konsep yang membuat sebagian peserta didik tidak bersemangat dan kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Untuk itu diperlukan metode dan model pembelajaran yang bisa membuat peserta didik menjadi lebih bersemangat dan lebih aktif dalam belajar.

Model pembelajaran kooperatif Time Token (Tito) merupakan tipe dari pendekatan struktural dari beberapa model pembelajaran kooperatif, untuk melibatkan lebih banyak peserta didik dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman peserta didik terhadap isi pelajaran tersebut. Time Token (Tito) pada dasarnya merupakan varian diskusi kelompok yang ciri khasnya adalah setiap peserta didik diberi kupon bicara kurang lebih 1 menit waktu berbicara. Apabila siswa telah menghabiskan kuponnya, siswa itu tidak dapat berbicara lagi. Sudah barang tentu, ini menghendaki agar setiap peserta didik yang masih memegang kupon untuk ikut berbicara dalam diskusi itu. Cara ini menjamin keterlibatan semua peserta didik. Cara ini juga merupakan upaya yang sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok (Yatim Riyanto, 2012 :270).

Yatim Riyanto (2012:270) mengemukakan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Time Token (Tito) memiliki ciri ciri sebagai berikut: siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Membagi tugas dan tanggung jawab bersama. Penghargaan lebih berorentasi kelompok ketimbang individu. Pemberian kupon bicara pada setiap siswa. Model pembelajaran kooperatif Time Token, diharapkan memberikan penguatan pada aktivitas peserta didik dalam bertanya, berdiskusi, menyampaikan pendapat dan menyelesaikan tugas tugas akan membawa dampak pada tingginya keaktifan belajar peserta didik.

Menurut Arends (2008 : 28) Time Token merupakan salah satu cooperative learning yang bertujuan agar setiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk bertanya dan memberikan pendapat, mendorong siswa yang pasif untuk berkontribusi aktif di dalam kelas, menghindarkan siswa tertentu atau guru mendominasi pembicaraan, dan mencegah adanya siswa yang diam saja selama proses pembelajaran.

Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Time Token (Tito) pada pembelajarn IPAS , keaktifan peserta didik menjadi meningkat. mereka lebih bersemangat dan termotivasi dalam proses pembelajaran. Sehingga model pembelajaran ini juga sangat tepat diterapkan dalam pembelajaran IPAS pada materi yang lainnya. Sehingga hasil belajar dari peserta didik dapat meningkat. Sikap keterampilan, pengetahuan, keterampilan berkomunikasi dan juga kerja sama yang dimiliki peserta didik meningkat. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved